In Charge

50 3 1
                                    

"Baby..."

Suara berat itu menarik utuh perhatian yang lebih muda dari objek fokusnya. Seketika Nodt menolehkan kepala, Ia tersenyum menampakkan ekspresi menawan yang bisa terlihat jelas bahkan dari minimnya pencahayaan yang ada disana.

"You're up?" Tanyanya kemudian.

"Hmm.... Ahh" Sang dominan berusaha mendudukkan tubuh kekar itu walaupun perlu usaha memang.

Melihat itu, si lelaki putih meletakkan handuk yang ada di tangannya, Ia datang mendekat dengan niat membantu Peter untuk duduk seutuhnya. Setelah posisi duduknya terasa nyaman, sang dominan menatap mata sang kekasih yang terlihat lelah itu. Tangan besar itu membelai samping wajah Nodt dengan penuh sayang. Si pria dewasa tahu lelakinya sama sekali belum mengistirahatkan tubuhnya sedari tadi.

"Take it easy..." Ujar suara berat itu lagi.

Nodt menyentuh tangan besar yang masih bertengger di pipinya itu lanjut mengecupnya singkat. Alih-alih mendengarkan saran Peter untuk mengistirahakan tubuh lelahnya, mata kelinci itu malah berbinar, tidak sabar ingin memberitahu prianya tentang penemuan barunya.

Nodt tersenyum sebentar sebelum menjelaskan bahwa Ia menemukan banyak barang berguna di kabin itu. Si lelaki muda baru saja selesai menyaring embun yang dikumpulkan dengan handuk yang ditempatkan di luar.

"How did you know about that?"

Nodt tersenyum usil menampakkan wajah sombongnya yang malah terlihat menggemaskan di mata Peter, "Karena terakhir kali kita tersesat di pulau, kita sama sekali ga punya persiapan, Phi. Makanya aku jadi sering nonton acara survival hehehe" Ia terkekeh sebentar "Para pelaut biasanya bawa handuk untuk jaga-jaga. It's a necessary item!"

Yang lebih tua menggangguk-anggukkan kepalanya, Ia terlihat setuju. "He's a natural born. He can act fast in emergency situation.... Even though... The elementary student will know that much hehehe" Pikirnya kemudian.

Menyadari Peter tidak terkesan dengan apa yang dilakukan, membuat pemuda itu tersungut. "There!" Ia menunjuk perapian yang terlihat baru ditambah baranya. ".....And here" Pakaian yang Nodt kenakan juga sudah berganti, Ia menjelaskan bahwa semua itu merupakan temuannya. Yang diajak bicara hanya tersenyum, membelai rambut itu halus seakan berkata "I got it, you find it all"

"Males ahh sama kamu....."

Tepat sebelum tubuh ramping itu beranjak, Peter menariknya lembut. Ia lanjut mendekap Nodt erat, kini tidak ada lagi jarak diantara keduanya. Awalnya yang lebih muda menolak, Ia sangat kesal ulah sang kekasih yang tak henti menggodanya. Nodt telah melakukan yang terbaik, tetapi entah kenapa itu tidak pernah cukup untuk prianya.

"I know everyone can also do this much. But I'm working hard here..... Can you please at least say 'You did good'?" Si lelaki putih tercekat di tenggorokannya.

Degg~ Peter melepaskan dekapan itu sejenak, hendak melihat wajah menenangkan yang selalu menjadi favoritnya itu. Jujur Ia tidak bermaksud menyakiti sang kekasih, si pria dewasa hanya ingin sedikit menggoda Nodt. Jadi ketika nada frustasi tanpa terduga keluar dari mulut kecil itu, sontak membuat Peter merasa bersalah.

"Sayang...." Panggil suara berat itu. "Bukan itu maksud aku. Aku tahu kamu udah melakukan yang terbaik. I'm so sorry, na" Peter berbicara dengan lembut tak ingin menyakiti kekasihnya lebih dari ini.

"Kenapa, Phi....." Mata pemuda itu berkaca-kaca, Ia hampir menangis saat itu juga. "Kenapa kamu selalu ngelakuin itu? Kamu tahu itu ga lucu"

"I know.... I'm sorry.... I won't do that again. I promise"

ISLAND (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang