Part. 1

1.3K 15 0
                                    

Author POV.

"Ya mulia saya berani bersumpah jika yang mulia Ratu baik-baik saja" kata suara lembut itu.

"Lalu kenapa dia belum bangun juga ? Apa kepala pendeta seperti tidak bisa melakukan apapun ?" Balas suara dingin itu.

Suara dingin itu sukses menembus lubang telinga Lena yang masih nyaman di atas kasurnya.

Keningnya dengan lembut berkerut saat mendengar suara-suara yang tidak dia kenal di kamarnya.

'Tunggu kamar gua setannya ya' tubuh Lena gemetar ketakutan sambil dia mati-matian menutup mata rapat-rapat.

"Yang mulia, Ratu sudah bangun" tubuh Lena tersentak dia menangis tanpa suara, rasa takut yang sedari tadi dia tahan akhirnya tumpah juga.

Dia menangis sambil mengigit bibirnya dengan keras.

'Mama Lena takut' batinnya.

"Ratu apa anda merasakan sakit ? Kami mohon buka mata anda"

Tubuh Lena semakin gemetar ketakutan, selama 5 tahun dia tinggal di unit apartemen yang dia sewa dari temannya ini pertama kerjanya dia mengalami hal gaib seperti ini.

Lena mengumpulkan keberanian yang sudah berceceran di lantai dan membuka mata dengan perlahan.

Dia menatap kamar mewah yang pastinya bukan kamarnya dan juga orang bule dengan baju aneh yang membuat Lena tercengang.

Otak lemotnya dengan cepat memproses setiap hal aneh yang dia lihat di depannya.

"Yang mulia Ratu apa anda baik-baik ?" Suara lembut wanita yang sedari tadi berdiri di depannya membuat Lena semakin bingung.

'Apa ini Drama kolosal kerajaan dengan tema abad pertengahan Eropa lalu mana Ratu Elizabeth-nya, pangeran Carles-nya mana ?' pikir Lena bingung.

"Uuuhhss...." Lena melenguh sakit saat kepalanya terasa ingin pecah.

"Yang mulia apa anda baik-baik saja ?" Suara lembut itu terus mengkhawatirkannya.

Membuat Lena kesal.

'Udah tahu orang lagi kesakitan masih di tanya lagi baik-baik aja, gini nih ribetnya punya kepalanya. Punya kepala pusing enggak punya kepala ngeri' pikir pikir Lena.

Lena sedang bertanya-tanya kenapa dia ada di sini dan kenapa orang-orang ini menatapnya dengan aneh.

Seharusnya sekarang dia ada di kamarnya menangis nasib sialnya yang baru di putusin oleh pacar ke-15nya setelah pacarnya itu lagi-lagi tahu jika dia seorang fujoshi ( pencinta BL ).

Ya ini pasti mimpi, dia sangat yakin jika saat ini dia sedang bermimpi mungkin tuhan sedang merasa iba setelah melihat nangis Bombay di kamarnya dan memberikannya mimpi indah yang penuh dengan cogan ganteng berkualitas premium seperti pria di depannya ini.

Dia menatap kearah pria tampan berbahu lebar dan tinggi yang berjalan kearahnya.

Mata Lena melotot dengan sempurna saat melihat wajah pria yang terlihat lebih tampan dari pahatan patung Dewa Romawi kuno yang pernah dia lihat di musium Roma-Italia.

"Wow...." Lena tanpa berseru kagum saat melihat sepasang alis tebal sempurna, rahang tegas dengan mata merah yang indah dan rambut hitam berkilau yang mempesona.

"Apa kamu baik-baik saja Ratu ?"

Bahkan suara pria itu sangat sempurna, seksi dan berat.

Lena mengangguk-anggukkan kepalanya seperti ayam bodoh tanpa sadar dengan mata yang tidak lepas dengan ciptakan tuhan yang paling indah dan seksi di depannya.

'Cuci mata gratis Bre...' pikir Lena.

Air liurnya hampir saja menetes keluar saat melihat wajah pria tampan di depannya.

Entah kenapa syair lagu Mulan Jameela.

~~Kamulah mahkluk Tuhan yang paling seksi~~

Malah terngiang-ngiang di kepala Lena dengan syahdunya.

"Kalian semua tetap di sisi Ratu, berikan semua yang di butuhkan Ratu" perintah pria tampan di depannya.

Satu persatu orang yang berada di kamar luas dan mewah itu keluar hanya menyisakan tiga perempuan muda di dalam ruang mewah ini.

Tangan lembut perempuan itu dengan perlahan membaringkan Lena ke atas ranjang empuk itu lagi.

"Yang mulia sekarang anda harus istirahat, nanti akan saya bawakan teh dan obat penghilang pusing untuk anda" kata wanita itu dengan senyum tulusnya.

Walaupun perempuan itu terlihat sangat lembut tapi Lena tahu jika wanita itu sedari tadi menatapnya dengan takut.

Membuat Lena bingung.

"Ah ya terima kasih" kata Lena membuat ketiga wanita itu kaget.

Mereka menatap Lena seperti menatap komodo atau badak bercula satu yang kapan saja bisa berlari mengejar mereka.

Tapi Lena tidak peduli lagipula ini hanya di dalam mimpinya, saat dia bangun nanti dia akan menjadi budak perusahaan kembali.

Jadi Lena ingin menikmati pelayan yang sering di terima oleh para Royal Family inggris.

'Sekali-kali hidup Kaya Ratu Elizabeth enggak masalahkan ?' pikir Lena.

"Bisa tolong bawakan aku air putih" kata Lena.

"Hah...? Ya...oh ya tentu saja yang mulia mohon tunggu sebentar" perempuan itu bangun dengan cepat.

Lena memperhatikan tingkat gelagapan perempuan itu yang mengambil air di meja mewah di samping tempat tidurnya.

"Silahkan yang mulia" perempuan itu dengan menyodorkan segelas air dengan tangan gemetar membuat Lena mempertanyakan dirinya sendiri.

'Apa gua seseram itu apa ya ? Sampe nih orang ketakutan, mungkin muka bangun tidur gua mirip kuntilanak atau wewek gombel....bah berarti kalah dong oma Susana sama gua' pikir Lena frustasi.

Lena mengambil gelas air minum itu dengan wajah sedih, otak lemotnya terus berpikir siapa yang lebih seram dia atau oma Susana.

Kening Lena berkerut saat melihat ketiga wanita itu menatapnya dengan penuh antisipasi dan cemas.

'Fix ini mah gua bener-bener lebih serem dari oma Susana T_T' batin Lena sambil menangis tanpa air mata.

"Yang mulia apa anda baik-baik saja ? Apa perlu saja panggilkan Dokter Monder" kata wanita itu saat melihat ekspresi Lena terlihat sangat kesakitan.

'Tubuh ku baik-baik saja tapi mental yang sakit sekarang' jerit batin Lena.

Dia sangat ingin berteriak saat ini juga tapi dia takut ketiga wanita itu semakin takut padanya.

Bukannya ini tidak adil bukan ? Dia tidak pernah melakukan kejahatan atau kesalahan apapun tapi kenapa mereka ketakutan padanya.

Hah....

Lena hanya menghelai nafas panjang dia menyerah gelas bekas air minumnya dan merebahkan tubuhnya dengan hati yang penuh ketidakadilan yang dia terima.

"Aku baik-baik saja aku ingin istirahat kalian bisa keluar" gumam Lena sedih..

Ketiga wanita saling menatap satu sama lain sebelum mengangguk-anggukkan kepala mereka masing-masing dengan wajah tegas dan serius.

"Baiklah kami keluar dulu, anda bisa membunyikan lonceng yang ada di atas meja kecil dekat ranjang jika anda butuh sesuatu" kata wanita itu serius.

Satu jam lagi kami akan datang sambil membawa cemilan manis, teh bunga dan obat untuk anda minum yang mulia" lanjut wanita itu sambil melangkahkan keluar dari kamar mewah itu.

Lena memejamkan matanya menikmati ranjang lembut di bawahnya dan jika kalian bertanya apa dia ingat apa yang baru saja di katakan ketiga wanita tadi jawabannya tentu saja tidak, dia tidak ingat dan tidak ada niat untuk mengingatnya.

...........

TBC

Passionate night with the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang