Potret dan Buku Baru

7 0 0
                                    

Jalan pulang memang selalu menjadi jalan terbaik dalam hidupku, dan Solo begitu menyenangkan di sore hari. Setiap pulang, aku selalu memilih jalan yang paling panjang menuju rumah. Di dalam perjalanan, aku melewati pasar sore yang cukup ramai pengunjungnya. Tidak aneh bukan jika aku mencintai aroma pasar. Serbak aroma rempah yang kaya, buah dan sayuran yang segar, semilir amis dari ikan dan daging, juga pafrum tak bermerek yang menyengat. Di pasar, semua terlihat begitu beragam. Bahkan wajah asing dengan logat yang berbeda beda, berteriak memancing calon pembeli, begitu membuatku antusias.

Di jejeran pasar itu, ada sebuah ruko kecil yang menjual berbagai macam buku buku tua. Kaki ku melangkah ke tempat tersebut, karena terpikat oleh sebuah buku berwarna kuning pekat yang terpampang didepan jendela. Aku berharap mereka menyediakan buku diari, karena mulai hari ini, ada cerita baru yang harus ku rangkai.

Selain aroma buku baru yang membuat candu, buku lama juga tak mau kalah. Aku memutari tiap rak dan membuka buku buku yang judul nya cukup membuat ku tertarik. Salah satunya buku Jane Eyre yang cukup tebal ini, melihat sinopsis dibalik buku nya yang indah, aku tak sabar ingin menghabiskan waktu ku berkutik pada kisah romansa klasik seorang Jane Eyre. Tak lupa pula buku kuning yang sudah menarik perhatian ku sedari awal. Untungnya harga buku disini masih ramah untuk seorang pelajar seperti ku. Mungkin juga karena mereka menjual buku bekas, yang pastinya akan jauh lebih murah dari harga biasanya.

Entah mengapa, hari ini aku ingin sekali memotret banyak hal. Sudah kutangkap beberapa foto yang salah satunya adalah perjalanan pasar dan toko buku itu. Bahkan melihat langit sore bersama awan dengan warna merah muda yang sebenarnya tak begitu istimewa, ingin segera ku potret dan ku bagikan dengan nya. Seseorang yang ingin ku tanyakan sedang apa dia sore ini. Aku ingin membagikan hal hal menyenangkan yang sudah ku lewati, mengajak nya berbicara panjang lebar tentang apa saja yang sudah ku lalui

Ketika mencintai seseorang, hari hari biasa yang lewat, jadi begitu lebih indah dan bermakna. Mungkin semua itu bukan karena apa yang telah dilewati, tetapi karena hati kita yang ingin dirayakan bahagianya. Seolah, hati yang berbunga ingin mendapatkan dukungan penuh dari semesta. Hati yang telah di buai sayang, mengundang bahagia bahagia lainnya lantas memenuhi diri.

Di penutup hari, setelah berjam jam kami saling berbagi melalui telpon, aku membuka buku kuning pekat yang baru kubeli tadi. Bersama buku baru ini, semoga ada banyak kenangan baik yang dapat dirangkai. Semoga patah hatinya tak menjadi penutup buku. Semoga ada cerita panjang yang membuatku harus menulisnya berjilid-jilid.

10 Juni 2018

Dear Juni ku,

Ada perasaan yang entah harus kusebut apa, namun aku tidak ingin melepaskan perasaan ini. Perasaan menggebu, perasaan gugup yang bercampur dengan rasa malu, dan semua perasaan ini menggelitik. Seperti ada begitu banyak kupu kupu yang terbang meliuk kesana kemari di rongga tubuhku.

Untuk pertama kalinya aku dicintai, sekalipun cintanya tak sebesar aku, tetapi setidaknya ia membalas perasaan ini. Perasaan yang hampir saja mati jika tak disapa. Perasaan yang sebenarnya sudah terluka setelah 1 tahun lamanya tak pernah dianggap. Dan kini, ia mengobati satu persatu luka itu.

Aku ingin mencintainya dengan cukup. Aku ingin mencintainya dengan lengkap. Aku ingin mencintainya dengan ada. Dan semoga, ia mencintaiku seperti cara ku mencintainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang