Setelah dokter eric memeriksa keadaan ara, dokter menghampiri anthea yang sedang berada di luar.
"Permisi, kamu adik kembarnya ara?" Tanya dokter itu pada anthea.
Anthea tersenyum tipis "iya dok, bagaimana keadaannya? Apa dia baik2 saja?" Tanya anthea cemas,
Wajah dokter terlihat seperti orang yang putus asa saja, akhirnya dokter eric menjelaskan semuanya kepada anthea, membuat anthea sontak kaget bukan main,
"Apa dok? Stadium 3? Lalu, apa yg harus aku lakukan dok? Kak ara bisa sembuh lagi kan?" Tanyaku pada dokter dengan air mata sudah jatuh.
Dokter menggeleng, membuatku semakin panik. "Aku sudah berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya, tetapi ara sangat keras kepala, dia jarang cek up, dia jarang minum obat. Alhasil kankernya bertambah parah, maafkan aku" ucap dokter itu pelan sambil nengusap punggung anthea untuk menguatkannya. "Kemungkinan besar, waktu ara tidak lama lagi an" lanjut dokter eric, membuat anthea melemas seketika
"Kakakk" ucap anthea lirih sambil terisak
Anthea POV
Setelah dokter eric berlalu, aku berniat untuk melihat keadaan kak ara. Aku sangat menyayanginya, hanya dia yang aku punya saat ini. Aku masih ingin bertanya padanya, siapa yang melakukan ini?
"Kak" tegurku pelan pada kakakku yang tengah terbaring lemas
"Hey, sini kakak mau ngomong" ucap kak ara padaku, aku pun menuju sisi ranjangnya, niatku untuk bertanya seakan2 menguap begitu saja
"Pasti kamu sudah tau semuanya kan, dari dokter eric? Maafkan kakak karna tidak memberitahumu an, kakak takut kamu kecewa sama kakak, kakak takut kamu malu karna memiliki kakak yang berpenyakitan" ucap kakakku parau,
"Justru aku lebih kecewa karna kakak tidak memberitahu ku! Apa gunanya aku seorang adik jika kakak tidak mencurahkan semuanya padaku? Aku tidak pernah malu mempunyai kakak sepertimu, justru aku bangga, sangat bangga. Kakak adalah kakak terkuat yang aku punya" ucapku dengan air mata yang mulai jatuh
"Maafkan kakak" lirihnya pelan
Aku hanya mengangguk dan memeluknya erat, sangat erat. Aku takut kehilangan orang2 yang aku sayangi lagi. "Aku menyayangimu kak, sangat" batinku
1 minggu kemudian
Hari ini adalah hari kepulangan adam dari london, mungkin dia tidak lupa dengan janjinya yang akan mengajak ara berlibur ke puncak. Ara sudah cuti dari minggu yang lalu, karena larangan adiknya.
Ara menatap kosong keluar jendela, ia masih takut untuk memberitahukan semua pada adam.
Tiba2 ponsel ara berbunyi, pertanda ada sms. Ara mengambil ponselnya dan melihat sms, yang tak lain sms dari adam kekasihnya
Adam
"Pagi cantik, aku sudah sampai di indonesia semalam, maafkan aku baru memberitahumu, oh ya lusa kita akan jalan2 ke puncak. Persiapkan dirimu ya, aku merindukanmu baby, i love you"
Ara sontak kaget bahwa adam sudah berada di indonesia, ternyata kepulangan adam di luar dugaannya. Ara dengan cepat membalas smsnya
Ara
"Baiklah, kamu hati2 ya" hanya itu yang bisa ara katakan, ia tidak mungkin bisa memberitahukannya pada adam, tiba2 ide bodoh itu terngiang lagi di otaknya.
☆☆☆☆☆
"Iya kak? Ada apa?" Kata anthea yang berjalan menuju kakaknya
"Ada yang ingin kakak bicarakan denganmu an" ucap ara serius pada anthea adik kembarnya
Anthea mengerutkan dahinya. Sepertinya ada sesuatu hal penting. "Soal apa kak?" Tanya anthea pelan karna tak ingin membuat kakaknya shock lagi.
"Begini, kamu bisa gak gantiin kakak buat nemenin adam ke puncak?" Tanya ara pada adiknya dengan senyuman, anthea terkejut mendengar pertanyaan kakaknya.
"Maksud kakak? Adam itu kekasihmu kan kak?" Tanya anthea bingung, justru membuat ara tertawa kecil
"Iya dia kekasihku, ayolah hanya menemaninya. Kakak gak bisa menemaninya dengan keadaan seperti ini sayang, bantulah kakak, kakak mohon" ucap ara memohon pada adiknya, jelas membuat anthea tidak tega melihat kakaknya yang sudah memohon seperti ini.
"Baiklah kak" jawab anthea sambil tersenyum, membuat ara bahagia dan langsung memeluk adiknya itu. "Mungkin dengan cara ini kakak bisa mendekatkanmu dengan adam" batin ara
Anthea POV
Apa yang harus aku lakukan? kenapa kakak dengan santainya menyuruhku menemani kekasihnya di puncak? apa kak ara sudah tidak mencintai kekasihnya? adam? ya, namanya adam. Dengan namanya saja sudah terlihat bahwa dia sudah WOW! tidak, aku bukan adik yang kurangajar merebut kekasih kakaknya. Tetapi, aku belum pernah bertemu dengannya, bagaimana dia? seperti apa dia? argh sudahlah. Tunggu! aku sudah lupa untuk menanyakannya pada kakak.
Ara POV
Apa aku salah sudah melakukan ini? apa aku sudah mempermainkan perasaan adam? kuharap tidak. sepertinya anthea cocok dengan adam, anthea cantik, tinggi, tubuhnya langsing, rambutnya panjang, hidungnya mancung, kulitnya putih sepertiku, tetapi sekarang aku berbeda. aku kurus, wajahku pucat, pipiku tirus, rambutku rontok, ada lingkaran hitam di bawah mataku dan mataku saat ini bengkak karena selalu menangis, yah mungkin kalian melihatnya akan takut, karna aku sekarang mengerikan, SANGAT!
1 hari pun berlalu,
Tak terasa hari ini adalah hari dimana ara akan jalan2 bersama adam, sayangnya bukan ara, melainkan anthea adik kembarnya.
Adam POV
aku sangat merindukan wanitaku, ya siapa lagi kalau bukan ara. kata bibi dia sudah lama cuti dari kantornya, karena dokter yang melarangnya, ku harap hari ini dia bisa menemaniku ke puncak, bagaimana keadaannya? Oh ara aku sangat merindukanmu, aku tidak peduli apa kata orang jika harus menikahimu dalam waktu dekat ini, yang aku tahu aku mencintaimu, sangat! dan jangan larang aku untuk melamarmu di puncak. mungkin dengan tiba2 kamu pasti tidak akan menolaknya, kesabaranku sudah habis untuk menunggu jawabanmu sayang.
sekarang aku bersiap2 untuk pergi ke rumah ara, semua rencanaku sudah kusiapkan di villa. aku mengambil ponsel ku dan mengetik beberapa kata
Adam
"Apa kau sudah siap? 15 menit lagi aku akan sampai di rumahmu cantik, i love you" itulah pesanku padanya, aku sungguh bersemangat apa mungkin akan bertemu dengan calon istriku? ah biarkan saja. tak perlu waktu lama ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk, siapa lagi kalau bukan kekasihku
My Love
"aku sudah siap kok" aku tersenyum membaca pesan singkat darinya, oh ara kau membuatku tergila2 padamu. aku tak lagi membalas pesannya, segera aku menancap gas menuju rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
RomanceBantu aku melupakanmu, maka secara perlahan aku akan pergi dari hidupmu selamanya, sorry