"em, baiklah maafkan aku. Aku evan" . dia menyodorkan tangannya, sambil tersenyum ke arahku. "anthea" aku pun membalas tangannya sambil tersenyum tipis. "nama yang cantik" katanya padaku, aku tak lagi memperdulikannya, aku beranjak dari tempat yang ku duduki dan pergi meninggalkannya.
"hey tunggu" teriaknya padaku, aku terus melangkah meninggalkannya. "kurasa kamu perlu teman, apakah kita bisa berteman? Siapa tau aku bisa mengurangi bebanmu?" katanya padaku. Aku menatapnya tajam, mungkin dia benar aku membutuhkan teman saat ini. "baiklah" jawabku ketus, dia pun tersenyum padaku.
Disinilah aku dan evan, di cafe kecil dekat rumah sakit. "jadi apa masalahmu nona cantik?" Tanya lembut padaku. Apa maksudnya dengan sebutan seperti itu? Membuatku jengkel. "bisakah kau tidak menyebutkan saya seperti itu? Saya bukan nonamu!" jawabku ketus sambil menatapnya sinis. Dia terkekeh melihatku, memangnya ada apa denganku? Ah sudahlah. "baiklah maafkan aku, jadi bisakah kita tidak menggunakan bahasa formal anthea?" pintanya balik, rasanya pingin aku getok saja kepalanya dengan sendok ini
"baiklah, aku memiliki masalah yang besar, sangat besar. Aku punya kakak kembar namanya ara dan dia memiliki seorang kekasih, namanya adam" jelasku sedikit padanya, aku menatap wajahnya yang kaget setelah aku menyebutkan nama adam, apa dia kenal dengan kekasih kakakku?.
"adam? Adam siapa?" Tanya nya padaku, "adam albert Adrian, CEO dari albert company" jawabku singkat. Dia terkejut dan menatapku tajam. "dia sahabatku, lanjutkan" ucapnya serius. Apa? Dia sahabat adam? Bagaimana jika dia memberitahukannya pada adam?
"tapi, adam gak boleh tau masalah ini, paham?" tanyaku mengintimidasi. Dia pun hanya menggangguk, "aku bisa dipercaya kok" lanjutnya lagi. Aku pun menceritakan semuanya dari penyakit yang kakak alami, dan lamaran adam padaku di puncak karena dia mengenaliku sebagai kak ara, permintaan kak ara yang menyuruhku untuk menikahi adam sebagai dirinya, dan adam mengajakku dinner besok malam.
"cerita yang menarik, jadi yang kutemui di kantor itu adalah kakakmu ya, manis sekali". Ucapnya padaku sambil mengaduk ngaduk kopi hitam yang berada di depannya, apa maksudnya cerita yang menarik? Ah lama lama aku bisa gila kalau terus terus berhadapan dengan orang ini.
"Menurutku adam harus tau hal ini. aku tau ara menyayangimu anthea, dia ingin kamu bahagia dengan orang yang baik seperti adam. Yah adam memang baik, dia setia. Dia dan ara sudah lama menjalin hubungan. Mereka saling mencintai. Dan permintaannya menyuruhmu menikah dengan sebagai dirinya itu hal yang tidak mungkin an. Karena pernikahan bukanlah permainan yang bisa menyamar dengan sesuka hatimu. Itu sakral an. Kamu harus memberitahukan ini pada adam, sebelum terlambat. aku akan membantumu" lanjutnya lagi dengan menatapku lembut. Aku hanya mengangguk saja dan berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, dan berlalu dari hadapan pria gila itu
..................................................................................................
Anthea bergegas menuju rumah, menenangkan fikirannya. Ia mencerna perkataan evan tadi bahwa ia harus memberitahukan ini pada adam bagaimanapun juga adam harus tau keadaan ara. Anthea memasuki kamarnya dan menuju kamar mandi untuk berendam, mungkin dengan berendam fikirannya bisa berfikir dengan jernih. Matanya bengkak karena menangis. Seusai berendam anthea bersiap siap untuk tidur.
.............................................................................................
Anthea mengerjap2kan matanya, menyesuaikan cahaya matahri yang masuk dari cela cela kamarnya, tiba tiba ada sesuatu yang bergetar, anthea mencari dimana keberadaan benda itu. Lebih tepatnya ponsel ara, anthea menyimpan ponsel ara jika ada sesuatu yang diperlukan
Adam
"sayang, maaf ya aku gak bisa ngajak kamu dinner aku ada meeting, bagaimana kita ganti dengan makan siang bersama? Aku jemput kamu ya di rumah"
Mata anthea terbelalak melihat pesan dari adam, baru saja dia ingin bernafas lega di pagi hari sudah di kagetkan dengan pesan seperti ini. anthea dengan cepat membalas pesannya menggunakan ponsel kakaknya
Annora
"kamu gak perlu jemput, nanti kita ketemu. Kamu sms aja tempatnya ya aku bakalan nyusul" jawab anthea singkat
Tak butuh waktu lama ponselnya bergetar kembali pertanda adam sudah memabalas pesannya, anthea pun mengernyitkan dahinya
Adam
"baiklah cantik (calon istriku) kita ketemu aja di bugs café ya, see you. Aku merindukanmu"
Anthea terkekeh geli membaca pesan dari adam, ia teringat kakaknya yang sedang koma di rumah sakit, adam begitu mencintainya, anthea tak membalas pesannya ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap siap karena dia harus menemui kakaknya dulu, berpamitan padanya bahwa ia akan makan siang dengan adam, bagaimanapun juga adam masih kekasih kakaknya.
.................................................................................................
Anthea POV
Aku bergegas menemui pak min untuk segera mengantarkanku ke rumah sakit. Dalam perjalanan aku hanya memikirkan apa yang harus aku katakana pada adam siang nanti? Apa adam akan marah? Kuarasa iya. Tak terasa aku telah sampai di rumah sakit, selama itukah aku melamun?
Aku pun melangkah menuju ruangan yang kak ara tempati. Dokter eric mengizinkanku untuk melihat kak ara, asal aku harus menggunakan pakaian steril.
Setelah menggunakanya, aku masuk perlahan di dalam ruangan tersebut, banyak sekali benda benda aneh yang menempel di tubuh kak ara, air mataku jatuh seketika melihatnya. Betapa sulit hidup yang harus kau jalani kak. Aku berdiri di sisi ranjangnya, mengusap tangannya yang bebas impus, mengusapnya lembut. Aku melihat wajahnya yang kurus dan pucat seperti mayat
"kak, tadi adam sms di hp kakak, katanya dinnernya gak jadi kak karena ada meeting. Dia menggantinya dengan makan siang bersama, aku akan pergi menemuinya dan berkata yang sejujurnya tentang keadaan kakak. Aku gak tahan liat kakak kayak gini terus, seharusnya di saat seperti ini adam ada disampingmu kak, bukannya berkencan denganku. Kak maafin aku udah ngebongkarin semuanya, tapi aku melakukannya kak, aku gak bisa bohongin adam terus". Kataku terisak berusaha tersenyum
"Oh iya kak, aku punya temen loh dan dia sahabat adam, namanya evan dia lumayan tampan sih tapi menyebalkan, dia baik juga kok. Kak aku minta izin yaa buat nemenin adam makan siang, aku gak ada maksud apa apa, aku gak ada maksud buat rebut adam dari kakak, aku hanya memperbaiki ini semua kak. Kakak janji yaa harus bangun karena aku yakin adam pasti akan kesini. Maafin anthea kak" ucapku pada kak ara yang hanya diam menutup matanya, air mataku jatuh. Semoga kak ara mendengarkan ku tadi
Aku mengusap air mataku dan beranjak pergi dari ruangan itu, aku bergegas untuk menemui adam di bugs café. Dengan segenap keberanianku aku akan memberitahukan ini kepada adam, aku tak tega melihat kakak terus terusan menahan sakit hati jika aku bersama adam. Akan aku buang semua perasaanku tentang adam demi kakak, DEMI KAKAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
RomanceBantu aku melupakanmu, maka secara perlahan aku akan pergi dari hidupmu selamanya, sorry