(1) Kegelapan Selamanya

2 0 0
                                    

"Kembali lagi dengan Gong Can, pembawa acara terbaik di Korea!"

"Mari kita sambut, Kim Jun Ho dan Ban Ra Eum"

Dalam ruangan dengan banyak kamera dan microphone itu, Ra-Eum dan Jun Ho bertemu kembali.

Semua orang bertepuk tangan menyambut kedua bintang tamu dan juga pembawa acara.

"Kim Jun Ho, silahkan perkenalkan diri"

"Halo semuanya, Aku Kim Jun Ho dari SHARK. Senang bisa berbincang dengan kalian selama 2 jam kedepan."

"Halo Jun Ho, sebetulnya aku tidak mau disini karena takut ketampananmu sirna jika bersanding dengan ku. Hahahaha. Selanjutnya Ban Ra Eum, silahkan.."

"Halooo! Aku Ban Ra Eum, pertama kali masuk TV aku senang bisa bersanding dengan Kak Jun Ho dan Paman Gong Can"

"Wah... Kamu memang selalu ceria ya Ra Eum! Baiklah, kita mulai sesi curhat dari Ban Ra Eum yang baru kali ini mau diundang ke acara talkshow! Sebelumnya kita tau bahwa Ban Ra Eum adalah musisi yang selalu membagikan lagu-lagunya melalui platform music dunia. Selain itu, Ra Eum adalah salah satu selebritas yang terkenal selalu membuat konten-konten comedy romance di dalam platform media sosialnya. Lalu, apa kalian tidak penasaran bagaimana dia bisa mencapai karir ini? mari kita bicara dari hati ke hati di Jang Jang Curhat Idol Talkshow!"

________________________________________________________________________________


*Seoul, pukul 9 pagi*

Bel sekolah berbunyi, seolah menandakan ini waktunya istirahat. Tidak seperti mereka yang berlarian merasa terbebas, aku enggan beranjak keluar dari kelas. Rasanya semua orang menatap ku dengan penuh kebencian. Tersiram air, sepatu hilang satu, loker penuh kotoran, hingga rambut yang mereka potong seenaknya.

Aku hidup sebatang kara, setelah Ibu pergi meninggalkan aku dan rumahku. Orang-orang mulai membicarakan latar belakangku, dan tidak ada yang berani bahkan mau membantu aku sekecil apapun.

"Kamu mau menjadi Idol? Ayah pembunuh dan Ibu penyakitan yang sudah meninggal?"

Kalimat itu terus menerus menghantuiku sejak usia 16 tahun sampai saat ini, bahkan. Tapi, aku selalu ingat sesuatu yang buat aku kuat.

"Kamu baik-baik saja?" suara Kak Jun Ho selalu menenangkan aku apapun yang terjadi. Walaupun, tidak pernah kudengar lagi.

________________________________________________________________________________


"Ra Eum! Ayo latihan" teriak Kak Jun Ho dari gerbang sekolah.

"Kak Jun Ho! Aku punya nada baru, kita bisa berlatih sekarang juga!"

Kami berlari menuju studio KJ Entertainment sambil mendengarkan lagu yang kita buat susah payah.

Aku mengenal Kak Jun Ho sejak pertama kali aku bergabung dengan KJ Entertainment. Semua orang ramah, tapi Kak Jun Ho yang pertama mengulurkan tangannya untuk membantu aku berdiri saat pertama kali aku belajar sebuah tarian modern.

"Kita satu sekolah, apa kamu pernah melihatku?" ucap Kak Jun Ho dengan senyumannya yang khas.

Dari sana, kami selalu berlatih bersama hingga menciptakan banyak lagu dan tarian yang sampai sekarang Aku masih takjub dengan keindahan karya kita berdua.

"Kanan, Angkat, Kiri, Putar. Coba gerakan ini 10x agar tubuhmu menerima irama ini Ra Eum"

"Kak, aku lapar. Apa boleh kita makan dulu?"

"Lemah sekali!"

"Kak...." dengan wajah memelas aku menatap penuh rasa lapar

"Setelah makan, kita coba ulangi lagi gerakannya, setuju?'

"Setuju! Kak Jun Ho memang terbaik!"

Kita berdua sesekali mencoba kenakalan remaja dengan mencoba memakan ramyun dan toppoki 3 porsi hingga Guru Wang menghukum kami saat mengetahui berat badan kami bertambah 2 kilogram.

"Berdiri 30 derajat kebelakang selama 3 jam. Tidak boleh ada saling membantu atau berubah posisi sedikit pun" ucap Guru Wang yang jahat tapi kami menghargainya karena dia, Kami disini sekarang.

Setelah 3 jam berlalu, kami beristirahat sejenak dan melanjutkan latihan sebentar sampai aku memahami irama dan gerakan lagu kita.

Setiap hari, kita selalu melakukan hal yang sama sepulang sekolah.

____________________________________________________

*Seoul, pukul 10 Pagi*

"Ra Eum!"

Suara Kak Jun Ho selalu aku nantikan saat jadwal latihan akhir pekan di studio.

"Ibu menitipkan..."

"Semuanya, bersiap kita akan coba gerakan dasar sebelum audisi grup dimulai" tiba-tiba Guru Wang memotong pembicaraan Kak Junho. Tapi, mau berbuat apa kita hanya bisa menurutinya dan mengobrol setelah latihan selesai.

Aku cukup kesulitan dalam tari modern, tapi aku menjadi sangat semangat saat mengingat senyuman Kak Jun Ho. Tarianku menjadi konsisten dan indah, semuanya berkat Kak Jun Ho.

*Suara pintu terbuka kencang*

Semua orang berhenti menari dan menatap Yoo Jin. Terlihat Yoo Jin sangat panik dan gemetar. Dia tidak bisa berkata-kata hingga...

"Ra Eum, Ibu mu...."

Yoo Jin terdiam sambil gemetaran

"Yoo Jin, tolong katakan dengan jelas, Ibu, kenapa dengan Ibu?" ucapku pada Yoo Jin dengan tatapan penuh penasaran, ketakutan keraguan, dan kegelisahan.

"Ibumu..."

Yoo Jin meneteskan air mata tak sanggup mengatakan apapun.

"Hei Yoo Jin, jangan bicara jika tidak kamu selesaikan. Jawab aku, apa yang terjadi dengan Ibu Ban?!!"

Kak Jun Ho terdengar sangat marah dan juga gelisah, dia seperti merasakan hal yang sama denganku.

"Aku melihat Ibu Ban menjadi korban tabrak lari didepan gedung. Ra Eum..."

Hari itu, rasanya dunia berhenti sejenak. Aku tidak tau bagaimana kondisi Ibu, tapi aku tau bahwa yang bisa aku lakukan hanyalah berlari keluar gedung dengan penuh harapan bahwa Ibu baik-baik saja.


-------bersambung



The Love BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang