꒰ 09 ꒱ ♡ ༘°

1.5K 82 1
                                    

˚₊· ͟͟͞͞➳ ❛me and you❜ ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚₊· ͟͟͞͞➳ ❛me and you❜ ♡.°୭̥

suara bising stadion, riuh hiruk-pikuk sporter yang menyoraki kedua tim, matahari yang mulai tenggelam, dan dua komentator yang bicara tanpa henti, menggambarkan suasana di atas lapangan, kadang saling beradu argumen,

meski itu menganggu, sera cuma harus fokus pada satu hal, sae—yang 6 bulan lalu sudah resmi jadi suaminya—kini berdiri di dalam lapangan sebagai pemain inti.

sebenarnya sera tak begitu menyukai sepak bola atau olahraga apapun. tujuannya datang ke sini adalah untuk melihat sae bermain bersama para pemain bola hebat, terkenal, yang dulu sering sera dengar namanya disebut di siaran televisi.

sera tak mengerti, tapi tetap bangga ketika nama sae berulang kali terdengar, seperti bisa mempengaruhi satu stadion.

jika berpikir sera akan mendapat perlakuan istimewa sebagai istri dari pemain, itu salah besar. sera datang ke sini bersama manajer sae dengan diam-diam. menggunakan topi, menggunakan masker, menggunakan jaket, bahkan mendapat tempat duduk yang agak jauh dari lapangan. sera tetap bersyukur karena sosok sae masih bisa dilihatnya.

tapi, ia bergerak tak nyaman sejak tadi. ingat? sera sedang hamil bayi kembar sekarang. ukuran perutnya lebih besar daripada sedang mengandung satu bayi.

punggung dan pinggulnya sudah kram, begitu juga dengan kakinya.

pertandingan masih ada sekitar 15 menit. dan skor masih imbang, 1-1.

sera masih harus bertahan di situasi begini, hanya untuk menonton kehebatan sae bermain bola.

"mau ke rest room aja? kamu keliatan nggak nyaman banget," manajer bertanya, memberi satu air minum kemasan botol pada sera.

"nggak usah, udah mau selesai. aku mau liat sae ngegol lagi. dia keliatan keren banget pas main bola," sera tersenyum kecil, menurunkan maskernya ke bawah untuk minum.

"yah, karena itu fansnya banyak banget," manajer menatap deretan perempuan dari negara berbeda-beda datang membawa papan bertuliskan nama itoshi sae. tak bisa dibayangkan kalau mereka tahu sae sudah menikah dan akan mempunyai anak.

"sae bisa marah kalau tau kamu kemari. dia udah nyuruh kamu istirahat, kan?" manajer menghela napas. sera itu kepala batu. ia paham betul sae tak akan mengizinkannya pergi ke sini dengan kondisi hamil begini. itu berisiko. apalagi suporter bola tak jarang melakukan kegaduhan, sae tahu betul akan hal itu.

"dia emang lebay," sera menatap sae yang berlari sambil menggiring bola ke gawang lawan, bersama dengan penyerang tengah, siap memberi umpan.

[✔] [4] fiancé ; itoshi saeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang