Halo, nama saya Kak Jeonghan.

2.2K 199 18
                                    

Jeonghan berumur dua puluh enam tahun saat pertama kali bergabung dengan sekolah taman kanak-kanak ini.

Saat itu, ia masih menjadi asisten guru yang membantu guru-guru senior dalam menyusun aktivitas para anak-anak sekolah dasar. Sambil berkuliah, jejak karir Jeonghan pun mulai bergerak.

Saat ini ia berumur dua puluh depalan tahun, menjadi guru sekolah taman kanak-kanak usia umur empat tahun.

Semua kelas di sekolah ini, selalu di kelompokan berdasarkan umur dan umur empat tahun adalah umur termuda untuk mulai masuk sekolah.

Jeonghan memakai kemeja kotak-kotak dan kaus dalaman berwarna putih hari itu, hari dimana tahun ajaran baru di mulai, dengan boneka beruang yang menempel di bajunya, Jeonghan kembali memeriksa isi tasnya.

"Pulpen.. buku catatan.. ponsel.. apalagi? Udah kan." Gumam Jeonghan pada dirinya sendiri, tadi ia bangun sedikit kesiangan karena menyiapkan materi perkenalan di pertemuan orang tua murid hari ini.

Murid Jeonghan akan bejumlah enam orang, terdiri dari tiga perempuan dan tiga laki-laki anak berumur empat tahun.

Menurut guru-guru senior, early class adalah yang paling sulit, karena mereka bertanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak dasar-dasar peraturan dan kepatuhan.

Tapi menurut Jeonghan, kelasnya akan selalu menjadi kelas paling berkesan.

Ia langsung masuk ke ruang guru, kelasnya ada di lantai dasar di pojok lorong. Ia mengeluarkan buku serta alat tulis untuk di bawa menuju kelasnya, pertemuan orang tua akan berlangsung selama tiga puluh menit pertama.

Jeonghan menghela nafasnya, kemeja sudah ia kancingkan, rambutnya sudah rapih karena habis di cukur. Ia berjalan menuju dalam kelasnya yang akan di mulai dalam dua menit.

Ini pertama kalinya Jeonghan akan bertemu dengan anak asuh untuk dua tahun ke depan.

Jeonghan membuka pintu kelas dengan senyuman lebar di bibirnya, ia melihat para orang tua dengan putra-putri mereka.

"Selamat pagi." Sapa Jeonghan, terlihat anak-anak yang sepertinya sudah saling mengenal satu sama lain.

Jeonghan berdiri di depan kelas, awal bertemu dengan para orang tua siswa memang selalu membuat jantungnya berdegup ribut, tetapi ia sudah pernah melakukan ini. Jadi ia akan melakukannya lagi sekarang.

"Terima kasih kepada orang tua para siswa yang sudah datang hari ini, perkenalan nama saya Jeonghan guru-guru di sini biasanya memanggil saya hannie, dan para murid biasanya memanggil saya kak Han. Salam kenal." Jeonghan menundukan kepalanya sedikit, memberikan hormat kepada orang tua siswa yang sepertinya lebih tua darinya itu.

"Di sini, saya akan menjelaskan skema pembelajaran yang akan di berikan dalam dua tahun ke depan untuk mempersiapkan anak-anak ibu dan bapak menuju sekolah dasar." Ujar Jeonghan langsung menuju inti pembicaraan dari tugasnya membimbing anak-anak ini.

Mata Jeonghan sesekali mengedar ke dalam ruangan kelas, memperhatikan satu-satu wajah para orang tua dan anak mereka.

Serta memperhatikan bagaimana interaksi keluarganya, hingga Jeonghan mendapatkan kesimpulan berbeda-beda.

"Jadi, apabila nanti putra dan putri ibu menangis saat di antarkan ke sekolah, itu adalah hal yang biasa. Secara perlahan dan pasti, anak-anak akan mulai mengerti, bahwa hidupnya tidak hanya berada di rumah, mulai sekarang mereka akan bertemu dengan teman-teman sebayanya akan membantu anak untuk bersosialisasi." Terang Jeonghan.

Ia pun membagikan buku panduan kepada orang tua, di sana ada jadwal-jadwal serta panduan seragam yang akan di pakai oleh para murid.

"Untuk menu makanan, semuanya akan di siapkan secara individu, apabila ada dari putra dan putri anda memiliki alergi terhadap salah satu bahan makanan, saya mohon bantuannya untuk di tuliskan di secarik kertas ini."

Pieces Of My Heart || jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang