04. Bukan muhrim woi

319 192 67
                                    

🌹Hallo semuanya🌹

Absen dulu nih kalian bacanya kapan

Jangan lupa vote dan komen
Serta beri love birunya yang banyak

Sebarin juga cerita ini biar rame dan diketahui banyak orang

Happy Reading
💙💙💙
-----

Mereka sampai di tempat yang disebut oleh Black Wolf untuk melancarkan aksi tauran. Albert turun pertama lalu melangkah mendekati ke Ravel--ketua dari geng Black Wolf. Albert terus mendekat sampai jarak mereka hanya terhitung beberapa langkah saja. Para anggota inti bersiap di belakang Albert dengan kuda-kuda yang sudah pas dan siap menyerang.

"Banci lo, beraninya main keroyokan. Satu lawan satu gak mampu makanya ngeroyok?" remeh Albert. Di belakang Albert sudah ada Alea dan yang lainya yang siap siaga menyerang.

"Terserah gue lah. Mau gue ngeroyok atau gak bukan urusan lo kan?"

Albert menajamkan matanya. "Memang bukan urusan gue, tapi main keroyokan itu kerjaan orang lemah dan lo? Orang lemah."

Satu bogeman lepas dari tangan Ravel, tapi dengan cepat Albert menangkap dan memelintir tangan itu hingga cowok itu meringis. Ravel kemudian menendang perut Albert, tapi itu tak membuatnya jatuh. Albert menendang paha Ravel kemudian membantingnya ke tanah dan menendangnya beberapa kali.

Ravel meringis kesakitan, berusaha bangkit dari tanah yang berdebu. Namun, Albert tak memberinya kesempatan. Dia mencengkeram kerah baju Ravel dan mengangkatnya ke atas, lalu membantingnya dengan keras ke tanah. Anggota Black Wolf lainnya berteriak dan mulai menyerang Albert, tapi Albert dengan cekatan menangkis setiap serangan mereka.

Alea dan yang lainnya tak tinggal diam. Mereka terjun ke dalam pertempuran, membantu Albert melawan anggota Black Wolf. Pertarungan sengit terjadi di bawah langit malam yang kelam. Debu berterbangan, teriakan dan jeritan terdengar di mana-mana.

Albert bagaikan singa yang mengamuk. Dia bergerak dengan lincah dan penuh kekuatan, mengalahkan setiap anggota Black Wolf yang berani mendekatinya. Ravel terus mendapatkan serangan sampai kini terluka parah. Ia masih memaksa bangun walau sudah tampak sangat kacau.

Alea kini sedang membaca teknik yang akan dilakukan oleh lawanya. Mereka saling mengelilingi dan akhirnya Alea dengan cepat menendang lawannya. Lawannya tersungkur, dengan cepat ia beri bogeman bertubi-tubi dan ia banting. Itu tidak membuat lawannya tumbang. Cowok itu lalu menyerang Alea. Tidak sempat menghindari dan akhirnya kena. Alea bangkit dengan rasa sakit dan amarah yang membara di matanya. Alea melompat ke depan dan dengan cepat menendang junior milik lawannya hingga ia membungkuk dan memegangi selangkangannya. Alea melihat sekeliling lalu menatap ke arah pohon beringin besar dan disana ada satu cowok yang terikat. Alea menyipitkan matanya berusaha mengenali.

"Marsel."

Alea memutuskan untuk pohon beringin itu. Ia berjalan dengan hati-hati sambil menyerang beberapa orang yang menjadi musuhnya.

Alea memukul bagian kepala belakang cowok yang tengah memegangi selangkangannya dengan keras hingga cowok itu pingsan dan jatuh ke tanah. Alea berlari menuju pohon beringin besar itu dengan sesekali memberikan tonjokan pada lawanya.

Gadis itu berlari menuju pohon beringin besar dengan sesekali bertarung melawan musuh yang sebagian hampir membunuhnya karena membawa pisau. Ketika mencapai pohon itu Alea mengepalkan tangannya siap menyerang lima orang yang berjaga di sana. Mereka menyerang Alea secara membabibuta.

CARVANDELA HIGH SCHOOL (Revisi Setelah Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang