Pada Suatu Hari Nanti

17 1 0
                                    

Pada suatu hari yang telah kita lupakan tanggal dan bulannya. Kita duduk di teras, dan ngobrol tentang bagaimana semua bermula. Kapan dan di mana kita bertemu?
Lalu apa yang membuat kita memutuskan untuk kawin, cinta pada pandangan pertama, teman sepermainan waktu di kampus, atau karena merasa satu frekuensi dan perasaan nyaman saat bersama?

Sampai suatu hari nanti, saat hari jadi perkawinan yang kita sendiri lupa hari, tanggal dan bulannya. Kita tak lagi merayakannya, tak ada lilin yang menyala, tak ada makan-makan, dan tak ada undangan. Memang pernah? Pada hari jadi perkawinan kita yang kesekian, hanya ada kita di teras rumah yang ikut menua.

Kadang-kadang kita duduk tanpa sepatah kata. Hanya diam dan menatap biru langit yang semakin dalam. Terkadang kita bertukar pandang, atau memandang ayunan yang tergantung dipohon mangga.

Hari ini bisa saja adalah hari jadi perkawinan kita. Namun, kamu yang mudah bosan: beranjak ke dalam. Meninggalkan aku di teras sendirian.

"Kubikinkan teh atau susu?" tanyamu dari dalam

Hallo sahabat pena mono... semoga suka yaa sama puisi-puisi dari mono, kalo suka boleh dong difollow sama divote...

Pada Suatu Hari Nanti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang