3

12 1 0
                                    

Libur sekolah hampir usai, tiga hari lagi kegiatan sekolah akan dimulai kembali. Haura Anindya, gadis dengan tinggi badan lebih kurang 161,5 cm dengan rambut hitam panjang digerai, tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari perumahan tempat ia tinggal.

Tak sendirian, saat ini Haura tengah bersama dua teman dekatnya. Mikaela dan Jonas, sepasang kekasih yang hampir menginjak usia 3 tahun hubungannya, iya sejak SMP mereka sudah berpacaran.

Saat ini Haura hanya duduk memandangi sungai kecil di taman, dengan sepasang kekasih yang tengah adu rayu di hadapannya, merasa jengah, Haura pun protes

"Kalo niatnya mau jadiin aku nyamuk, mending jangan ngajak aku Mik"

Yang merasa diajak bicara pun segera mendongak menatap pada pemilik suara, Mikaela, ia hanya tersenyum canggung. Memang benar, ia yang mengajak Haura, tapi ia tidak memaksa Haura untuk ikut

"Kan aku udah bilang to ke kamu, aku ngajak Jonas juga"

"Ya sih, tapi kan aku disini, jangan dikacangin" ucap Haura dengan wajah cemberutnya

"Ya maaf to Ra, lagian aku ngajak kamu cuma sekali, kamu yang ayo ayo ayo gitu" jawab Mikaela dengan gestur yang dibuat seolah bersemangat

"Udah Hau, lagian kamu suntuk di rumah, mending ikut kita" saut laki-laki yang duduk di sebelah Mikaela sembari menyeruput Ice Americano miliknya

Haura hanya membuang nafasnya kasar sembari mengaduk-aduk Ice Matcha Latte nya yang mulai hambar, tak ada yang salah dari ucapan kedua temannya. Mikaela hanya mengajak sekali pada Haura, dirinya lah yang merespon begitu senang. Bagaimana tidak? Ia sudah sangat muak jika hanya berada di rumah terus menerus. Ingin pergi ke taman sendirian pun ia rasanya tak punya nyali, dirinya terlalu malas berada di keramaian.

Kini mata Haura menelusuri seluruh inci taman, hingga tatapannya bertemu pada dua orang laki-laki yang kini menuju ke tempat ia, Mika dan Jonas duduk.

"Bro!" sapa seorang laki-laki yang kini bersalaman dengan Jonas

"Wehh Juna sama Harsa. Tumben lelaki kayak kalian ke taman?" tanya Jonas seolah meledek dua temannya itu

"Walah asu lu Jonas, kita mah kesini mau cari cewe" ucap salah satu laki-laki yang bernama Juna

"Itumah elu Jun, gue mau nyari tukang es puter. Biasanya ada jam segini" sahut laki-laki yang lebih tinggi, tidak lain adalah Harsa

"Halah es puter di kang Adi juga ada Sa, gayaan sampe kesini" sahut Mikaela

Haura yang notabennya pendiam hanya bisa menyimak obrolan empat insan di dekatnya. Tak sadar ia tengah dipandangi oleh Juna yang berdiri tepat di samping Haura

"Etss mata tolong mata" ucap Jonas

"Hahaha sorry bro, galak bener" usai menjawab demikian, Juna tak lantas melepas tatapannya dari Haura

Tak ada yang sadar bahwa Harsa sedari tadi melirik tajam pada ekor mata Juna yang tertuju pada Haura.

"Bentar dah, ini lo yang kapan hari itu beli roti di Home Bakery gak sih?" tanya Juna pada Haura

Haura yang merasa bahwa ialah yang dimaksud oleh Juna, segera mendongak dan menatap Juna dengan tatapan bertanya

"Hah?" jawaban Haura hanya dibalas gelakan tawa oleh Juna, hingga Juna memutuskan untuk duduk di satu bangku panjang yang sama dengan Haura

"Hahaha, gue Juna elah, anak 11 IPA 1, gue yang bayarin roti lo hari itu, sekaligus ngasih roti ke lo" ucap Juna dengan tangannya yang terulur untuk menjabat tangan Haura

Haura yang mendengarkan penuturan itu hanya bisa diam tak bergeming, hal tersebut lagi-lagi membuat Juna tergelak sendirian

"Hadeh, lemot amat kan jadi gemes" ucap Juna dengan telapak tangannya yang mengacak rambut Haura pelan

Haura yang diperlakukan seperti itu bingung, entah ia menjadi salah tingkah atau malah kesal. Melihat pipinya yang memerah mungkin ia menjadi salah tingkah akibat ulah Juna

"Ceilahh ga ada panas kok pipi mu merah Hau" goda Jonas yang melihat pipi merah Haura

Haura yang sadar pun segera tersadar dan menepis pelan tangan Juna untuk merapihkan rambutnya. Ia bergeser di bangkunya memilih untuk duduk di ujung bangku, Juna yang melihat itu pun segera mendudukkan dirinya di ujung bangku yang sama dengan Haura

Sedang Harsa yang melihat itu hanya mampu duduk di bangku kecil yang cukup untuk satu orang di sisi meja.

"Hau, dideketin Juna loh, jangan liatin jalan mulu to" lagi lagi Jonas bersuara, mengakibatkan dirinya mendapati cubitan keras di perutnya dari Mika

"Aduh, sakit to kamu nih cubit cubit" protes Jonas pada Mika

"Ya kamu nih ih, berisik banget" jawab Mika dengan nada kesalnya

Haura yang disinggung sedari tadi tak bergeming, matanya masih asyik memperhatikan jalanan dengan pejalan kaki yang berlalu lalang. Hingga suara Harsa memecahkan atensi nya dari jalanan

"Ehm, Haura. Kamu anak kelas 10 IPA 3 kan?"

Haura segera menoleh pada sumber suara, ditatapnya lekat manik mata Harsa, entah tatapan apa yang mereka lontarkan satu sama lain, tak ada yang paham.

"Eh iya aku 10 IPA 3, kok kak Harsa tau?"

Pertanyaan Haura justru dibalas oleh kekehan ringan yang keluar dari mulut Harsa, polos, Haura masih sama.

"Tau lah, satu sekolah juga tau sama kamu. Cuma kamu aja yang nutup diri"

Ucapan Harsa bagai tombak yang menusuk Haura, namun semua itu benar. Ia tak menyangkal, hanya saja ia sedikit tak suka jika disebut demikian. Ia hanya terkekeh garing menanggapi ucapan Harsa, lagi, tak ada yang berubah.

"Lo kan pernah menang olim sains Ra, makanya semua orang kenal sama lo. Cuma ya pas itu doang rame nya, sekarang mah orang lupa sama jasa yang udah lo kasih buat sekolah" jelas Juna pada Haura

"Ah itu, gapapa sih kak. Lagian, itu gak ada apa-apanya dibanding yang lain" ucap Haura tak mau meninggikan dirinya

"Lo gak tau aja, sekolah kita tiap olim sains mentok juara 2, ini lo masih kelas 10 tapi udah bawa piala juara 1 ckck, keren banget" ucap Juna lagi panjang tak lupa tepukan tangan yang membuat heboh kalimat darinya

Haura tersenyum, ia tak pernah menerima ucapan semanis ini sebelumnya. Entahlah, Juna membuat harinya sedikit membaik

"Emm, makasih kak. Eh, btw aku ganti uang roti kemarin ya" ucap Haura sembari merogoh tas kecilnya untuk mengambil uang

"Ehhh gausah, jangan diganti ya" jawaban Juna dibalas gelengan kuat oleh Haura

"Enggak kak, bunda sama ayah nggak pernah ngajarin gitu"

"Yaudah, lo traktir gue aja pas sekolah, mie ayam bu Tatik"

"Eem yaudah deh"

"Ekhmm ekhm, dunia serasa milik berdua~"

Juna hanya terkekeh melihat tingkah Jonas, temannya memang tidak pernah bisa mendukung aksinya untuk bermanis-manis dengan seorang gadis cantik. Mereka ber lima pun melanjutkan obrolan ringan dengan selipan canda tawa yang mampu membuat diri mereka merasa terhibur

°°°°°

Halo! Aku lagi sibuk banget
Maaf kalo makin absurd

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TaruhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang