✨ Enam

66 7 3
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun!!!!
Lobel kambek with a new chapter🥳🥳🥳

Happy reading!!!!!

ΔΔΔΔΔ

Hari ketiga MOM, serta hari terakhir MOM, Langit kembali masuk ke sekolah. Karena apa? Hari ini ada outbond, jadi semua panitia diwajibkan datang.

Kini, para panitia dan murid baru sedang berganti pakaian. Langit memutuskan untuk ganti belakangan. Males rame-rame katanya. Gatau aja kalo sebenernya dia insekyur sama bentuk tubuhnya yang tidak seperti laki-laki kebanyakan.

"Kak, udah sehat lu?" terdengar suara Juan saat Langit sedang menuju ke ruang ganti laki-laki. Juan berlari mendekati Langit.

"Sebenernya ngga bener-bener sehat sih, tapi ya gimana lagi, Ju? Kan hari ini semua panitia diwajibin dateng," ucap Langit menjawab Juan yang kini sudah ada di sampingnya, "Lu ga siap-siap di pos? Kan lu sie games, Ju?"

"Iya ini sekalian otewe ke pos gue, kak," cengir Juan.

"Yaudah, semangat ya, Ju!"

"Thanks, kak!" jawab Juan sebelum ia berlari menuju posnya sendiri, meninggalkan Langit yang bersiap untuk mengganti pakaiannya.

•••

Langit yang sudah memasuki ruang ganti laki-laki sedikit terkejut karena masih ada tiga orang lainnya yang berada di ruangan itu, dua di antaranya sedang berbincang-bincang, sedangkan yang satu lainnya terus menatapnya sejak dia memasuki ruangan itu.

"Permisi, gue numpang ganti," ucap Langit kecil. Mungkin lebih mirip dengat bisikan.

Saat Langit akan melepas celananya, dua murid yang tadi berbincang meninggal ruangan tersebut, menyisakan dirinya dan murid yang tadi menatapnya. Dia sedikit menolehkan wajahnya untuk melihat si murid itu berakhir dengan membuat kontak mata dengannya.

Langit dengan canggung perlahan menurunkan celana seragamnya, menampakkan kaki putihnya yang mulus. Wajahnya memerah, malu. Lalu dengan cepat mengenakan celana olahraganya.

Beruntung dia men-double atasannya, sehingga tidak perlu mengekspos kulit putihnya dan pinggangnya yang ramping.

Selesai berganti pakaian, dia membalikkan badannya, menunjukkan si murid baru itu yang memandanginya dengan tatapan... nafsu?

"Gue keluar dulu," cicit Langit seraya melangkahkan kakinya ke arah pintu ruang ganti.

•••

Bintang yang sedang berkumpul bersama kedua teman rekatnya menolehkan kepalanya ke arah pintu ruang ganti laki-laki. Sudah 10 menit berlalu semenjak kakak kelas terakhirnya memasuki ruangan itu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan keluar.

Curiga terjadi sesuatu, ia meninggalkan Joel dan Bian di tengah percakapan mereka. Dia berjalan menuju ruang ganti yang berjarak 20 meter dari tempat mereka duduk.

"Hiks... Lepasin gue! Gue... Hiks... Gue ga kenal elo!"

"Kak!" teriak Bintang dari luar ruang ganti. Dia mencoba memutar knop pintu. Tidak terkunci.

Bintang membuka pintu ruangan itu dengan kasar, menimbulkan suara bantingan pintu yang cukup keras. Menyebabkan kedua orang yang ada di dalam ruangan itu mengalihkan atensinya ke arah Bintang.

Nampak dua orang remaja di dalam situ, saling berhimpitan, salah satu dari mereka adalah kakak kelas yang dia pandangi selama tiga hari ini. Kondisinya sangat hancur, rambut berantakan, dengan kaos yang sudah terkoyak, dengan tubuhnya terhimpit oleh loker dan murid yang sepertinya juga merupakan murid baru.

"Bangsat!"

BUGH!!!

•••

Kini Langit sudah berhasil keluar dari ruang ganti setelah kejadian sial yang menimpanya tadi. Beruntung ada adik kelas yang menolongnya tadi.

Jujur, Langit malu pada adik kelasnya ini karena tadi dia menangis sangat lama di dalam rengkuhan yang lebih muda. Yang lebih muda dengan cepat melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Langit yang sudah hampir telanjang.

Langit berjalan menuju tempatnya meletakkan barang-barangnya, ditumpu oleh sang adik kelas yang meminjamkannya jaket.

"Heh, Bin! Ada apa nih?" teriakan seorang murid baru dari kejauhan. Langit mengenalinya, dia Bian. Bian berlari dengan temannya yang lain.

"Eh Kak Langit, halo kak!" sapa Bian ketika menyadari ada Langit di situ.

Langit yang masih syok debgan kejadian tadi hanya bisa tersenyum kecil dan menundukkan kepalanya.

"Ini tadi ada kejadian di ruang ganti..." ucap murid yang sedari tadi berdiri di sebelah Langit, seolah-olah takut Langit tertimpa kejadian-kejadian sial lainnya.

"Oalah, terus? Kak Langit gapapa kan?" tanya Bian.

"G-gue gapapa, kok," ucap Langit terbata-bata.

"Yaudah deh, kak. Gue tinggal ya..." ucap murid yang tadi menyelamatkan Langit, "Jaketnya pake aja dulu gapapa kak, ngembaliinnya besok-besok aja."

"O-oke..."

•••

Langit kini sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang lebih layak pakai. Beruntung dia membawa baju ganti lebih setiap harinya, niatnya sih jaga-jaga takut hujan tapi ternyata kejadian seperti ini malah terjadi.

Langit melipat jaket yang tadi dipinjamkan kepadanya sambil sedikit membau aroma yang melekat di jaket tersebut. Wangi, manly, tapi juga tidak terlalu menusuk hidung. Langit suka...

Tak!

Terdengar suara benda kecil terjatuh ke lantai. Langit mengalihkan atensinya ke lantai, mencari barang yang tadi terjatuh.

"Harusnya ngga terlalu jauh dari sini sih," ucapnya kepada dirinya sendiri.

Manik Langit menangkap sebuah benda yang berbahan dasar tali dengan bandul berwarna biru muda berada tidak jauh darinya. Dia mengambil benda itu dan mengamatinya seksama.

"Ini kan...," ucapnya pelan sebelum terpotong oleh suara pintu ruang ganti yang terbuka.

"Langit! Lu aman kan?" nampak Haizar sedang berdiri di ambang pintu ruangan tersebut.

"Aman, Zar... Cuman tadi gue agak syok aja," ucap Langit, berharap agar si ketua OSISnya tenang.

"Syukurlah kalo gitu... Terus tadi? Siapa yang nyelamatin elu?" tanya si ketua OSIS.

"Ada, adik kelas, anak baru. Ini dia tadi sekalian minjemin gue jaketnya dia."

"Owalah okedeh! Jangan lupa dikembaliin itu jaket, coy!"

"Oke siap!" tanya Langit sebelum Haizar kembali meninggalkan dirinya.

Langit kembali mengamati benda yang ada di genggamannya dan memasukkan gelang itu ke dalam saku jaket yang telah di lipat. Kemudian Langit tersadar akan sesuatu.

"Oh iya... Tadi gue belom tanya namanya..."

ΔΔΔΔΔ

Baaaaaaaaaa!!!!!!
Lobel ga nulis bagian panas-panasnya, siapa tau ada minor yang baca😔🙏🏻

BY THE WAY!!! Lobel mohon doanya yah, soalnya Lobel lagi sakit😔😔😔😔

Tengkyu reader-reader baik😔🙏🏻😔🙏🏻

Be My Star✨ || Binhao/Binneul FanFic [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang