Surga begitu dekat

109 11 5
                                    

"Di Mongolia sedang musim dingin, itu akan sangat indah"

Hyeon memandangi pemuda di depannya, Ryeon tampak mulai sangat mabuk. Tapi sekuat tenaga Hyeon menahan diri untuk tak meminum anggur ditangannya banyak-banyak. Hanya satu sloki kecil dan ia hanya meminum sedikit demi sedikit. Kadar alkohol di red wine itu begitu tinggi dan dia tahu tak tahan dengan minuman keras yang masih baru baginya. Untuk kebaikan bersama dan tak mau kehilangan kontrol dirinya lagi maka ia hanya pura-pura minum untuk menyenangkan sang Hyung.

Pemuda tampan di depannya tampak santai duduk di atas karpet di kamar Hyeon yang sederhana. Ia tampak tak terpengaruh sedikitpun dengan keadaan kamar Hyeon yang berada di dekat dapur di bangunan paviliun rumahnya. Sementara dari jendela kamar ini mereka bisa melihat kamar Ryeon di lantai tiga rumah induk.

Namun pemilik kamar mewah itu duduk di lantai bersamanya membawa red wine dari Italia dan katakan untuk merayakan ulang tahun Hyeon. Tak sedikitpun dia mengatakan bahwa ini perayaan untuk kelulusannya sendiri dari universitas.

Hyeon dengan sabar duduk diam sambil memegang gelas kecilnya. Sesekali tersenyum melihat Ryeon yang mulai ngoceh tentang banyak hal. Ia hanya perlu mendengar dengan baik dan fokus pada satu hal seperti yang ibunya katakan bahwa sebaik apapun Ryeon dan ibunya, mereka tetaplah majikan Hyeon dan ibunya. Jadi harus tahu batas dan tahu menempatkan diri.

''Bugi kenapa Hyung tak pernah melihatmu memiliki pacar ?? Ah aku tahu kau menyembunyikan pacarmu dari kami semua kan ?? Hahahaha...."

Hyeon berdehem sesaat mendengar topik yang tak pernah mereka bahas selama ini. Sementara pipi sang pencetus topik tak biasa itu merah merona karena efek alkohol dan pipi Hyeon merona karena ia ingin memakan pipi merah seseorang yang masih bisa menggodanya di saat ia mabuk.

"Hei jawab Hyung, kau punya pacar ?? Tapi di jurusanmu memang kebanyakan pria ya ?? Hmm kau perlu bermain ke fakultas Hyung disana gudangnya cewek cantik"

Tiba-tiba Ryeon pindah ke samping Hyeon.

"Aku....tak sempat mencari...pacar Hyung"

"Oh ya ?? Hmmm.... sepertinya bukan tidak sempat tapi...kau memang tak berusaha saja. Atau gadis-gadis di fakultas mu matanya minus semua. Bagiamana mungkin ada pemuda sepertimu lolos dari mereka..."

"Memangnya...memangnya aku seperti apa ??"

Ya aku seperti apa menurutmu ??

"Kau ??mmmm....sebentar...."

Ryeon menuang minumannya lagi, meneguknya sampai habis lalu menyandarkan punggungnya ke tempat tidur Hyeon.

"Kau itu....hot meski pipi bayimu masih kadang terlihat, jadi aku heran....kalau gadis-gadis itu tak ingin memegang ini..."

Tiba-tiba tangan kanan Ryeon sudah hinggap di lengannya dan meremasnya keras-keras lalu telunjuknya menusuk dada kiri Hyeon dari kelepak mantel mandi nya. Dan ia memutuskan diam saja sambil meneguk minumannya sedikit untuk meredakan degupan jantungnya yang kembali tak biasa.

"Ayo kita ke Mongolia....disana tak ada mama, tak ada Nini....tak ada peraturan....hanya kau dan aku....wild and free..."

Hyeon kembali diam, terus terang ia takut dengan situasi yang akan dihadapi mereka berdua ketika hanya berdua saja di tempat jauh disana tanpa terikat peraturan apapun.

"Iya Hyung aku siap pergi denganmu"

Tapi mulut kurang ajarnya spontan mengatakan persetujuan untuk berpetualang di tanah leluhur nya hanya berdua dengan Ryeon.

"Bagus, mari bersenang-senang disana..."

Ryeon mendekat padanya, tampak sudah sangat mabuk dengan matanya yang sayu dan merah, pipinya juga merah merona.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mongolia & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang