Merlot March

45 7 1
                                    

Bolak-balik Hyeon melihat ponselnya, untuk mengetahui lebih cepat jika ada seseorang yang menghubunginya.

Hari ini dia harus menyerahkan tugas pada salah satu profesor. Walaupun dengan pikiran kacau tak terkira, ia berangkat ke kampus meninggalkan seseorang tergeletak di kamarnya.

"Bugi !! eomma mau bertanya sesuatu padamu"

Tiba-tiba saja sang ibu mencegahnya untuk segera pergi ketika dirinya sudah rapi dan siap berangkat.

"Aku sedang terburu-buru ma, mengenai hadiah?? Aku sudah tahu dari Hyung, hadiah apa ya ?? Tapi jangan
dijawab sekarang karena aku sedang sangat terburu-buru"

Tapi sampai menjelang sore ia tak menerima telpon dari siapapun. Dan tiba-tiba saja dia takut pulang. Perasaannya kacau tak terkira, aneh, dan tiba-tiba takut dan berlahan menjadi pengecut.

Maka dengan gontai ia memutuskan pergi ke pusat kebugaran dimana dia biasa berlatih. Mengganti baju kuliahnya dengan baju olahraga yang ada di loker yang biasa dia pakai.

Sampai kelelahan ia berlatih dua kali lipat seperti biasanya dan dia merasa tak lelah namun tenang karena setidaknya bisa menyalurkan kekacauan pikirannya pada samsak boxing di depannya.

Lalu setelah kelelahan pemuda itu duduk sambil membuka minuman yang dibelinya. Peluhnya bercucuran yang di sekanya dengan handuk kecil sambil menjawab teman-teman berlatihnya yang hendak pulang terlebih dahulu.

"Bugi kau dimana ??"

Sebuah pesan akhirnya masuk pada ponsel yang diletakkan nya di kursi sampingnya. Dan dadanya langsung berdebar kembali tak beraturan.

"Pulanglah, ini sudah malam. Kau tak ingin melihat hadiahmu ??"

Pesan kedua itu mau tak mau harus dibalasnya karena jika tidak maka bisa dipastikan orang-orang dirumah itu akan mencarinya. Itulah mengapa ia sekarang merasa menjadi seorang penghianat besar dalam keluarga itu. Walaupun ia juga tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hanya Ryeon yang bisa menjawabnya.

Dan ternyata orang yang memenuhi kepalanya seharian ini langsung menelponnya. Dengan tangan bergetar ia mengangkat telpon itu.

"I-iya aku pulang Hyung"

"Kereta dan bis sudah tidak ada jam seperti ini. Hyung akan jemput, kau dimana ??"

Hyeon langsung memejamkan mata ketika mendengar suara itu, seharian ia tak mendengar suaranya. Perasaan tak biasa yang aneh dan asing  langsung menelusup  ke dalam hatinya  untuk kesekian kali. Dalam hati Hyeon mengutuk dirinya sendiri karena yakin tak akan bisa melihat Ryeon dengan sama sekali sejak tadi pagi.

"Di tempat biasa Bugi latihan"

"Baiklah tunggu Hyung disana"

Tangan Hyeon bergetar ketika mematikan ponsel, segera ke kamar mandi, mandi lalu berganti baju yang dipakainya tadi. Lalu setengah berlari ia turun ke jalan menunggu seseorang yang hendak menjemputnya.

Hatinya berdebar tak menentu, tak bisa menebak apa yang akan dirasakannya, atau apa yang akan dilakukan Ryeon ketika bertemu sesaat lagi. Pemuda itu juga telah mengantisipasi akan menerima pukulan di wajahnya. Ia yakin bahwa Ryeon telah melihat noda-noda ditubuhnya setelah melihat dirinya telanjang bulat diatas ranjang Hyeon setelah mabuk semalam.

Dan benar saja, tak lama berselang, sebuah mobil, tapi bukan mobil yang biasa dinaiki Ryeon berhenti di depannya. Sebuah mobil keren yang bisa dibawa adventure berwarna hitam legam rata hingga ke ban yang masih ada pita diatasnya.

Wajah tampan dengan tubuh tinggi semampai keluar dari mobil.

Ini dia...

Hyeon tak memperhatikan mobil yang tampak baru itu namun matanya tertuju pada sosok indah dan tampan yang sedang berjalan kearahnya. Pemuda itu memperhatikan langkah demi langkah kaki Ryeon yang bergerak kearahnya.

Mongolia & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang