Hari yang Melelahkan

2.8K 121 10
                                    

Hello guys,gimana nih mau tetep lanjut apa gimana? Owner kasih part 3 nya yaaa... vomment kalian sangat membantu lohh....

Setelah perkenalan aneh itu Zia kembali menuju kelasnya. Sialnya bagi Zia, ternyata Reka sekelas dengan Zia. Malah dia duduk di belakang Zia. Saat jam istirahat tiba, Reka sedang sibuk dan asyik sendiri mencoret-coret meja.

"Zia, gue mau ke kantin, lo mau nitip?" Tanya Putri sahabat Zia.

"Air mineral sama piscok ya put." Kata Zia sambil membuka tutup 'tupperware' bekalnya. Putri segera berlalu menuju kantin. Reka yg sibuk 'menggambar bebas' mengalihkan perhatiannya.

"Udah SMA kok masih aja bawa bekal, emang anak T.K?" Ledek Reka dalam hati. Lalu dia melanjutkan aksinya mecoret-coret meja. Zia membalikan badannya.

"Hei Reka, gimana? Betah gak disini?" Zia tersenyum ramah sambil mengunyah bekalnya. Reka melirik Zia sekilas, lalu melanjutkan kembali kesibukannya. Zia gak pantang menyerah untuk membuat Reka membuka mulutnya.

"Gila ya tuh cewek, udah di cuekin masih aja nekat" gumam Reka dalam hati.

"Lo gak ke kantin ya? Tahu gak sih, di kantin SMA ini yang paling enak tuh piscok kantin Bu Lela loh!!! Piscoknya tuh enak banget, lumeeerr di mulut. Yakin deh, sekali coba pasti ketagihan!" Cerocos Zia bak sales yang menawarkan produk kecantikan. Reka tetap gak memperdulikan ocehan Zia.

"Lo kok diem aja sih? Lagi sariawan? Kalau lo lagi sariawan gue punya Vitamin C" Zia mengambil sesuatu dari dalam kantongnya.

"Ini, lo tinggal isep aja. Agak asem sih, cuman ampuh banget hehehe." Zia tersenyum sambil meletakan sebungkus Vitamin C Yamg berbentuk tablet di dekat Reka, lalu membalikan badannya kembalo dan melanjutkan makannya. Reka melirik Vitamin C yang berwarna orange itu. Tanpa disadari, ia menyunggingkan senyum kecil di ujung bibirnya.

****

Udah seminggu Reka di sekolah barunya. Ajaibnya, sampai sekarang dia gak pernah berulah sedikit pun.

Lalu Zia? Menurut Reka, Zia cewek yang hiperaktif. Dia selalu ramah pada setiap orang. Reka sampai sekarang gak punya temen, sikapnya yang tertutup membiat peang enggan mendekatinya kecuali Zia. Setiap hari ada aja yang membuatnya mengganggu Reka, seperti hari ini.

"Reka sariawan lo kok gak sembuh-sembuh sih? Vitamin dari gue gak lo minum ya?" Cerocos Zia sambil memanyunkan bibirnya. Reka menatap Zia sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Lo kok gak pernah ngomong sih?" Tanya Zia bertubi-tubi.

"Lo berisik banget sih!!!" Sahut Reka, Zia hanya memandang Reka dengan polosnya.

"Reka, kalau gue perhatiin nih ya, muka lo tuh mirip JB di film Dream High 2. Cuma bedanya lo rambutnya gak pirang." Zia gak memperdulikan Reka yang melotot ke arahnya. Zia hanya tertawa melihat ekspresi Reka yang siap menelannya hidup-hidup.

****

Reka memacu motornya dengan kecepatan minim. Tiba-tiba ada motor lain yang mendekatinya, bukan cuma satu, tapi tiga. Pengendara motor itu mulai 'memepet'  motor Reka. Dengan kasar, pengendara motor itu memberhentikan motor Reka.

"Mau apa kalian semua?" Teriak Reka kasar. Keenam orang itu membuka helm mereka.

"Masih inget sama kita, 'bro' ?" Tanya salah satu pria penuh tatto.

"Oh kalian, belum kapok juga ternyata!!!" Reka tersenyum sinis

"Lo gak usah macem-macem!!!" Seru pria itu sambil melayangkan tinjunya. Dengan cepat Reka menahan tangan pria itu. Teman-teman pria itu bergerak menyerang Reka. Reka yang awalnya bisa menangkis tonjokan mereka, akhirnya kewalahan juga. Reka tersudut dan salah satu di antara mereka memeggangi Reka.

"Hahahahaha, sekarang lo gak bisa apa-apa. Gue akan bales perbuatan loh yang idah bikin tulang hidung gue patah!!!" Pria itu tertawa hendak melayangkan tonjokannya (lagi). Tapi tiba-tiba....

"Pak...itu orangnya!!!" Suara seorang cewek menghentikan aksi pria itu. Proa itu menoleh, Reka pun menoleh ke sumber suara tersebut.

Terlihat Zia bersama 10 orang bapak-bapak dan salah satunya berpakaian satpam.

"Kabbbuuurrr!!!!!" Seru pria itu, lalu mereka kabur dengan motor mereka. Zia berlari mendekati Reka yang wajahnya sudah babak belur, tapi saat berlari memdekati Reka, kaki Zia tersandung batu dan ia terjatuh.

" aduhhhhh....." Teriak Zia sambil memegangi lututnya.

"Zia...lo gak apa-apa?" Tanya Reka sambil melihat lutut Zia yg lecet dan berdarah. Zia segera munutupi lukannya dengam tangan.

"Zi..." Reka hendak menyentuh Zia, tapi Zia menghindar.

"Mendingan lo kerumah sakit deh." Kata Zia "Pak, tolong bawa teman saya kerumah sakit ya!" Lanjut Zia ke arah supirnya.

"Tapi, non Zia gimana?" Tanya supir Zia.

"Aku gak apa-apa kok pak, aku bisa pulang naik taksi." Sahut Zia yang di susul deng anggukan supirnya.

HAYOOO GIMANA NIHHH? LANJUT GAK? VOMMENT KALIAN AMAT SANGAT DIBUTUHKAN YA GUYSSSS. THANKISS :****

10 Detik TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang