Satu

706 59 2
                                    

Seorang gadis terlihat tengah sibuk mengutak-atik ponsel miliknya sebelum menekan icon record.

"Hello guys, welcome back to my channel! Kembali lagi bersama aku Kiranaa!"

Gadis itu melakukan intro video nya seperti biasa, tak lupa menyapa para viewers nya.

"Sesuai janji aku kemarin, hari ini kita bakal explore salah satu stasiun yang terkenal angker di Indonesia! Aku yakin kalian juga udah ngga asing sama stasiun ini!" lanjut nya sembari melangkah kan kaki nya memasuki stasiun tersebut.

"Nah, aku juga sempat cari tahu fakta menarik tentang stasiun ini lohh! Ternyata usia peron stasiun ini udah lebih dari seratus tahun loh, guys!" Gadis itu terus mengoceh sembari menjejakkan kaki nya mengelilingi stasiun itu.

"Kalian pasti kepo ya, kenapa stasiun nya sepi? Aku sengaja loh kesini malem malem, biar totalitas aja sih, hehehe." celoteh nya diakhiri kekehan.

Kaki nya terus melangkah, melewati beberapa peron, tak lupa berceloteh, gadis itu lantas memilih duduk untuk menunggu crew nya yang masih tak terlihat.

"Sorry ya guys kalo kualitas nya agak jelek, soalnya aku ngerekam ini pake handphone aku." jelas nya, beberapa menit menunggu sembari berceloteh, crew yang telah ia tunggu-tunggu pun tiba.

"Kalian kenapa lama? macet?" Kirana mulai mengeluarkan rentetan pertanyaan.

Crew nya hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan nya.

"Yaudah ayo, sekalian kita naik kereta terakhir." ajak nya, melanjutkan langkah nya menuju kereta terakhir malam itu.

Suasana terasa janggal malam itu, tak ada seorangpun menaiki kereta terakhir itu selain Kirana dan crew nya. Namun Kirana segera menghempaskan kecurigaan nya.

Tak lama kemudian kereta segera bergerak, ia meminta kameramen nya untuk melanjutkan rekaman yang sempat tertunda tadi.

“Nah guys, sekarang aku lagi naik kereta terakhir malem ini, keadaan nya sepi banget! literally cuma aku sama crew aku aja yang naik!” ujar nya heboh.

Kirana tetap merasa sesuatu sedang tidak beres, setelah ia amati, seluruh crew nya terlihat pucat, mereka menjadi pendiam. Kirana juga merasa perjalanan mereka terasa sangat panjang.

Duh, agak merinding gue.

Namun ia tetap berusaha meramaikan suasana dengan berceloteh dalam rekaman video nya, keheningan perjalanan malam itu diisi celotehan Kirana.

Hingga tiba-tiba lampu dalam gerbong kereta yang di naiki nya mendadak padam, selang beberapa waktu, lampu kembali menyala dan kereta mulai memelankan laju nya.

Ketika kereta sampai di stasiun, Kirana segera keluar dari kereta tersebut tak lupa membawa sebuah koper berisi segala perlengkapan shooting miliknya.

Aneh nya, ketika Kirana keluar dari kereta dan berjalan menyusuri peron, suasana stasiun kala itu sangat ramai hingga memisahkan Kirana dari crew nya.

Kirana merasa cukup panik, namun ia berusaha tetap tenang, ia segera menepi untuk duduk terlebih dahulu dan memilih untuk menghubungi salah satu crew member nya. Namun ia tak dapat menghubungi mereka karena... tak ada sinyal?

Omg yang bener aja ngga ada sinyal! Ini jakarta woy, sejelek-jeleknya sinyal seenggaknya gue masih bisa nelfon mereka!

Merasa dongkol, Kirana akhirnya memutuskan untuk keluar stasiun terlebih dahulu, namun alangkah terkejutnya ia ketika mendapati penampakan yang disuguhkan ketika ia baru saja keluar dari stasiun tersebut.

Gedung gedung lawas terpampang di hadapan nya, mobil mobil keluaran tahun enam puluh berseliweran di depan stasiun.

“What the... hell?”

Kirana bahkan masih tak dapat mencerna apa yang tengah terjadi, semua nya terasa sangat membingungkan bagi nya.

Hingga tabrakan di bahu nya menyadarkan gadis itu dari lamunan nya, seorang pria tak sengaja menabrak bahu gadis itu.

“Gimana sih mas, kalo jalan tuh liat liat dong.” Kirana yang merasa tak terima segera menaikan intonasi suara nya.

“Maaf nona, saya tidak sengaja menabrak anda.” Pria itu memilih meminta maaf, sepertinya tak ingin melanjutkan perdebatan mereka.

“Gapapa mas, tapi gue mau nanya dulu, sekarang masih tahun 2023 kan? kok kayak nya jadul banget anjir.” Kirana akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang tengah mengusik pikiran nya.

“Apa maksud mu, nona? Sekarang masih tahun 1964, jangan bercanda.” Pria itu mulai terlihat jengah dengan segala kalimat yang tak ia mengerti.

“Boong ya? Ini prank kan? Gue di prank kan? Mana kamera nya?” Kirana yang mendengar hal itu tentu tak akan percaya dengan mudah.

“Sudahlah, aku tak ada waktu untuk meladeni mu.” Pria itu akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan Kirana.

Itu cowo siapa ya? muka nya familiar banget, kaya pernah liat di... buku sejarah?

Pertanyaan tersebut segera buyar ketika ia menyadari bahwa langit kembali terang, tak seperti sebelum ia menaiki kereta itu.

Ini gue ngga salah liat kan?

Gadis itu mencubit pipi nya, meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi aneh yang selalu dialaminya ketika ia kelelahan.

Ia segera mengeluarkan ponsel miliknya, berniat memastikan perkataan lelaki yang baru saja menabrak nya.

Mata nya membulat sempurna, waktu pada ponsel keluaran terbaru milik nya menunjukan tanggal 30 September 1964.

Ga mungkin, ini pasti cuma mimpi.

Ia masih menepuk pipi nya beberapa kali guna meyakinkan dirinya bahwa hal yang dialaminya kini bukanlah sekedar mimpi belaka.

Anjir, sial banget gue.

Kirana mendadak linglung, ia tak tahu harus mengambil tindakan apa, beruntung nya ia masih membawa segala perlengkapan shooting milik nya.

“Aduh, gue berapa lama ya bakal terjebak disini?”

TBC

Author Notes:

Halooo, ini cerita baru zee, gimana?

Ada yang bisa tebak cowo yang nabrak Kirana itu siapa??

Jangan lupa vote & comment ya!!

Thank you, have a nice day!

Our destiny | DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang