Dua

510 54 3
                                    

"WOI JAMBRET WOI, BALIKIN KOPER GUE!" teriakan tersebut berasal dari gadis yang baru saja mengalami perjalanan waktu.

Ya, Kirana.

Kejadian bermula ketika ia masih melamun memikirkan cara ia dapat kembali ke tahun 2023, tepat sebelum ia menaiki kereta aneh itu.

Namun dewi keberuntungan seperti tak berada di pihak nya, seorang laki-laki dengan penampilan serba hitam segera menggaet koper berwarna merah muda milik nya.

Kirana yang terkejut tak dapat langsung bereaksi, namun ia langsung mengejar sang pencuri sembari berteriak tak karuan.

"WOI, BALIKIN! GUE LAPORIN POLISI LU YA!" Sang pencuri koper yang mendengar makian yang dilemparkan Kirana semakin melesat jauh.

Karena berlari tak tentu arah, Kirana kembali menabrak seseorang. Pria tampan berwajah familiar yang tak sengaja menabrak bahu nya beberapa menit lalu.

"Mas bantuin dong mas, koper gue di maling orang!" Tanpa pikir panjang, Kirana segera meminta bantuan pada pria itu.

Pria itu nampak tersentak, sebelum Kirana segera berteriak,

"Buruan Mas, itu koper nya udah dibawa kabur!"

Pria itu dengan sigap mengejar pencuri koper nya, selang beberapa menit memperhatikan aksi kejar-kejaran antara sang pencuri dan lelaki yang ia tabrak.

Lelaki itu berhasil menangkap nya.
Ia berjalan ke arah kirana dengan membawa koper milik nya.

"Makasih ya, gue harus kasih imbalan apa?"

"Tidak perlu, saya sedang buru-buru."

"Wait! Nama lo siapa?"

"Pierre." jawab nya sebelum berlari meninggalkan Kirana, termenung bersama koper milik nya yang hampir dicuri orang.

____________________

"Itu beneran Pierre yang di buku sejarah?" Kirana masih termenung.

Meskipun Kirana tak terlalu berprestasi dalam bidang akademik, namun ia sangat menyukai sejarah.

Ia mengagumi para pahlawan yang telah berkorban jiwa raga untuk tanah air mereka. Kirana bahkan memiliki beberapa buku biografi pahlawan revolusi, salah satu nya milik pria berdarah campuran perancis minahasa itu.

Jadi tentulah ia tahu siapa pria bermarga Tendean tersebut, siapa yang tak mengenal pahlawan yang menjadi korban dalam peristiwa G30S/PKI menggantikan sang jendral?

Kini ia tak perlu khawatir mengenai koper nya lagi, namun kini ia khawatir kemana ia harus pergi. Tak mungkin ia menginap di stasiun.

Ia merogoh saku celana nya, mengambil dompet berwarna merah muda bermotif kucing. Namun ketika ia membuka dompet itu, ia merasa semakin terkejut, lantaran lembaran uang berwarna merah milik nya telah berubah menjadi uang khas keluaran tahun enam puluhan.

"Ini beneran bisa dipake?" gumam nya ragu, merasa asing dengan desain uang tempo dulu.

Kirana akhir nya memilih untuk menuju ke kantor polisi terdekat untuk bertanya mengenai lingkungan sekitar, meski ia tetap berada di kota yang sama, penampakan Jakarta di masa depan dan tempo dulu jelas sangat berbeda.

Ketika ia sampai di kantor polisi setelah bertanya puluhan kali pada warga sekitar, Kirana memberanikan diri masuk untuk bertanya.

"Permisi pak, saya mau nanya." ucap nya lirih, Kirana merasa sangat gugup.

Ketika ia mengedarkan mata nya, pandangan nya menangkap seseorang yang tak asing.

Our destiny | DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang