Perjalanan karir Revin tidak mudah. Ada begitu banyak tantangan dan hambatan, caci maki juga kecurangan yang ia terima. Tak ayal Revin begitu menjaga karir yang saat ini tengah ia nikmati.
Lagu yang Revin bawakan dalam setiap albumnya tak lepas dari campur tangan Revin sendiri. Revin menyampaikan banyak keresahan yang selama ini ia hadapi kedalam sebuah karya.
Musisi harus jujur. Begitu katanya.
Semua lagu yang ia punya memiliki arti yang mendalam. Tentang bagaimana ia berjuang, bagaimana ia menghadapi ke-tidak sempurnaan hidup, juga tentang apa artinya cinta.
Lirik yang Revin pilih tidak pernah gagal, semuanya berhasil tersampaikan dengan tulus kepada pendengar. Penggemar yang tumbuh berkembang seiring berjalannya waktu membuat Revin kadang bingung. Apa yang sebenarnya mereka suka? Kenapa mereka begitu banyak memberikan cinta padanya?
Tapi Revin kadang bertanya-tanya, dari sekian banyaknya lagu bertema cinta, tak ada satupun yang ia mengerti.
Seperti saat ia membawakan lagu yang berjudul Tonight, menceritakan kisah dua orang yang saling jatuh cinta di malam mereka bertemu di sebuah malam penuh bintang. Cinta yang seperti di lagu ini kah yang orang lain rasakan?
Atau lagu Miracle yang menceritakan pengkhianatan seorang kekasih yang tidak pernah disangka akan berselingkuh. Apa mereka merasakan cinta yang seperti itu juga?
Revin tidak tahu, cinta seperti apa yang ia rasakan? Selama ini hidupnya ia habiskan untuk karir. Tak ada waktu baginya untuk sekedar mencari seperti apa orang yang bisa ia cintai.
Karena menurutnya mencintai manusia itu sangat membingungkan.
Kadang kala saat agensi memintanya untuk memasukan lagu bertema cinta pada album baru, ia kebingungan. Berujung ia menonton film atau drama romance sebagai inspirasi yang akan ia tuangkan kedalam lagu.
Atau bertanya pada seorang temannya, Ikbal tentang kisah cintanya yang mungkin bisa menjadi inspirasi lagu barunya.
Meskipun setelahnya Ikbal akan mengatainya payah.
Studio Revin gelap, terasa dingin dan sunyi, tidak ada lagu yang mengalun, tidak ada suara orang berbicara. Sepi, hanya di isi oleh helaan nafas yang sesekali terdengar.
Hanya ada Revin yang tengah duduk di sofa menyandarkan bahunya sembari menutup mata.
Pintu studio menimbulkan suara pin yang seseorang di sebrang sana tengah coba menekannya.
Perlahan cahaya masuk dari celah pintu yang terbuka, menampilkan sosok jangkung dengan postur badan gagah dan berisi. Managernya lebih cocok untuk menjadi bodyguard.
“Cepat bersiap, kau harus tiba lebih dulu untuk reheasal.”
Perlahan Revin membuka matannya dengan enggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
People
General FictionKita tidak pernah mempunyai sesuatu yang dapat kita katakan selain teriakan dan bantingan pintu. Terlalu sungkan rasanya jika menyebutnya sebagai sebuah hubungan, karena kita tidak pernah terhubung. Sesuatu yang diawali dengan kesalahan, akan terus...