Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Hari dimana untuk pertama kalinya Adrian memulai bisnisnya sepuluh tahun yang lalu.
Acara yang diselenggarakan pada malam hari itu pun kian ramai akan tamu saat acara akan segera dimulai. Mulai dari rekan bisnis, para karyawan sampai keluarga yang diundang oleh Adrian turut meramaikan acara ini.
Adrian yang hadir lebih dahulu sudah lebih dahulu berbaur dengan para tamu undangannya. Sedang sang istri belum menampakkan batang hidungnya karena dirinya akan berangkat bersama mama, papa mertuanya dan adik iparnya nanti.
Karyawan yang sebelumnya termakan hasutan Farah pun senantiasa menunggu kedatangan istri dari atasan mereka. Bukan karena kagum bisa mendapatkan suami seperti Adrian, tapi karena mereka begitu penasaran dengan rupa yang selama ini belum pernah mereka lihat.
"Eh, kalian tau ngga kalau istri atasan kita akan datang ke acara ini?" kata sinta, resepsionis di kantor Adrian.
"Beneran kamu?" tanya salah seorang bergaun peach yang bernama Monika dengan nada tidak percaya.
"Iya. Aku tadi ngga sengaja mendengar pak Adrian berkata pada teman bisnisnya," balas Indah, wanita yang memakai gaun berwarna navy.
"Tapi yang ku tau, istri pak Adrian itu tidak menyukai pesta seperti ini. Makanya beberapa pesta atau acara yang dihadiri pak Adrian, istrinya pasti ngga ikut," ujar Sinta.
"Dan sebagai gantinya, pasti si genit itu yang menemani pak Adrian," celetuk Farah tiba-tiba yang bermaksud pada Kayla.
"Eh, tunggu sepertinya ada yang kurang dari pak Adrian!" ujar Sinta.
"Apa? Dari dulu, pak Adrian tidak pernah kekurangan apapun," komentar Monika.
"Coba deh perhatikan baik-baik," ujar Sinta.
"Aku tau ... aku tau. Pasti yang kamu maksud adalah Kayla," ujar Indah.
"Itu kamu tau."
"Mana berani dia datang setelah tertangkap basah sedang menggoda pak Adrian. Setelah kejadian itu pun dia tidak pernah datang lagi," ujar Farah lagi-lagi menjadi kompor diantara teman kerjanya.
"Ah, kamu terlalu sensi. Siapa tau selama ini kita buruk sangka dengannya," lerai Monika.
"Iya, kamu benar. Siapa tau kan kalau dia ada hubungan keluarga dengan pak Adrian. Semacam sepupu atau yang lainnya," balas Indah.
"Atau jangan-jangan dia adalah istri pak Adrian, lagi!" seru Sinta.
"Mana ada. Istri pak Adrian itu bernama Mira. Aku sendiri pernah mendengarnya saat adik pak Adrian yang bernama Alya datang ke kantor," ujar Farah.
Mereka semua lantas mengangguk-anggukan kepala mendengar penuturan Farah.
Tidak lama setelah percakapan keempat wanita itu, terlihat mama, papa dan Alya memasuki tempat acara diadakan.
Keempat wanita itu lantas menolehkan wajah mereka kearah keluarga atasan mereka. Namun ada sedikit yang berbeda dengan keluarga itu. Yakni, Kayla juga ada disana. Bahkan lengan Kayla saat ini tengah digandeng oleh Ibu Adya.
"Dia Kayla, kan?" tanya Sinta memastikan.
"He'em. Dia Kayla," jawab Indah.
"Tapi kenapa dia datang bersama keluarga pak Adrian."
Sinta dan Monika sontak mengedikkan bahu tidak tau. Sedang Farah masih saja melihat Kayla dengan tatapan tidak sukanya.
"Mungkin kebetulan aja mereka bertemu diluar. Kayla kan sekretaris pak Adrian. Jadi apa salahnya kalau lengannya digandeng sama ibu Adya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pelakor ( Cerita Pendek )
ContoKania, buatkanlah seorang pelakor seperti yang telah di tuduhkan oleh teman kantornya.