Keesokan paginya.
Mata Viona terbuka dan merasakan ngilu di tubuhnya. Ia mengingat-ingat peristiwa semalam. Tubuhnya masih telanjang dan rambutnya acak-acakan, namun kamarnya sudah rapi. Tidak ada pakaian yang tergeletak berantakan. Ia segera mandi dan keluar mencari Rei untuk memarahinya. Ia marah dan sedih karena ia merasa Rei memperkosanya semalam.
Dilihatnya Rei yang sudah rapi hendak berangkat kerja di meja makan sedang santai minum kopi.
"Lebih baik kita cerai saja!", ucap Viona kepada suaminya, Rei.
Rei yang sedang santai minum kopi di pagi hari agak terkejut, tapi ia sudah menduganya, "baiklah jika memang itu maumu".
Viona agak kaget karena Rei langsung setuju. Padahal ia sudah siap berdebat jika pihak lawan menentang, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Viona bagaikan api yang disiram air. Ia sampai tidak tahu harus berkata apa lagi.
Melihat Viona diam saja, Rei berdiri dan berjalan mendekatinya.
"Aku akan menceraikanmu. Sekarang kau bisa kembali ke pacar yang kau cintai. Aku tidak akan menahanmu lagi", ucap Rei pelan sebelum ia melangkah keluar rumah.
Viona hanya terdiam, jadi bimbang sendiri. Bukannya ini yang kuinginkan dari dulu? Kenapa aku tidak gembira ya?
Seharian ini entah kenapa Viona menunggu pesan singkat dari Rei. Biasanya Rei selalu mengabari dirinya jika sudah di tempat kerja, sedang makan siang, sedang jalan pulang. Tapi hari ini hening, tidak ada kabar apapun.
°°°
Ketika malam tiba, Rei pulang dan mendapati Viona masih di rumah. Tadinya ia mengira Viona sudah pergi.
"Kau masih disini?", tanya Rei. Viona hanya mengangguk.
Masih dingin seperti biasa, pikir Rei. Merasa Viona tidak mau diganggu, Rei segera berlalu dan menuju kamarnya. Tapi ia kaget ketika ada lengan yang memeluknya dari belakang. Viona?
Apa tidak salah Viona memeluknya? Rei bertanya-tanya dalam hati.
"Maaf... maafkan aku selama ini. Kumohon jangan ceraikan aku. Aku akan berusaha menyukaimu dan menjadi istri yang baik. Please", ucap Viona terisak.
Mendengar Viona menangis, Rei segera berbalik badan dan mengangkat lembut dagu Viona untuk melihat wajah sembabnya.
"Vio, please don't cry. I won't divorce you. Kupikir itu keinginanmu", ucap Rei.
Viona memandang Rei penuh penyesalan, "I know and I'm sorry".
"Kenapa mendadak berubah?", tanya Rei.
Viona melepaskan pelukannya sambil menunduk. Ia malu harus mengakui kalau ia mulai ada perasaan pada Rei. Setelah penyatuan mereka semalam, juga seharian ini dicuekkin Rei untuk pertama kalinya sejak menikah. Viona baru sadar kehilangan yang ia rasakan. Ia mulai menyadari kebaikan-kebaikan Rei sejak awal menikah dan menyadari betapa jahat dirinya.
"Aku... aku, mmm, mmm". Viona tiba-tiba langsung dicium oleh Rei. Kali ini Viona tidak ragu untuk membalasnya. Ia kalungkan kedua tangannya di leher Rei.
"Don't mind your reason. Be mine from now on", ucap Rei di sela-sela ciuman mereka.
Rei langsung membopong Viona yang masih berpegangan pada leher Rei ke arah kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Our Home
RomanceViona dijodohkan oleh ayahnya, karena sampai sekarang pacarnya belum juga melamarnya. Bagaimana kehidupan pernikahan Viona yang masih dibayang-bayangi oleh mantan pacar. Siapa yang harus ia pilih, mantan pacarnya atau suaminya yang sekarang?