Pagi harinya.
Terlihat pasangan sedang cuddling di kasur. Viona bersandar di dada bidang Rei.
"Rei", panggil Viona.
"Hmm?"
"Berjanjilah sesuatu padaku".
"Apa?"
"Kumohon jangan cemburu dan menyakiti Felix lagi".
Tubuh Rei langsung tegang. Ia segera duduk dan memandang Viona seolah-seolah berkata 'are you serious?'
"After what we did last night, I can't believe you're mention his name in the morning", ucap Rei.
Kalimat Viona benar-benar merusak mood Rei. Viona jadi merasa bersalah.
"Kamu menyuruhku jangan cemburu dan menyakitinya. Sadarkah kamu aku juga sakit hati setiap kamu menyebut namanya, berkomunikasi dengannya di belakangku dan bertemu diam-diam?", tanya Rei.
"Rei, maksudku...", ucap Viona.
"Kamu melakukan semua ini demi diakah?", tanya Rei lagi.
"Rei, kumohon mengertilah. Aku dan dia sudah berpacaran selama 10 tahun. Kemudian mendadak ia harus melepasku untuk pria lain. Pasti dia sangat terluka. Maksudku... aku ingin memberinya waktu agar bisa melepasku dengan ikhlas. Kasihan dia", jelas Viona.
Baru kali ini Viona melihat senyuman sinis Rei kepadanya.
"Sepertinya aku yang harus dikasihani sekarang, bukan dia", ucap Rei. Kemudian Rei berdiri, memakai celananya dan keluar.
"Rei, kau menyebalkan! Kita belum selesai bicara!", teriak Viona dari dalam kamar. Rei pergi karena tidak tahan mendengar Viona membela Felix terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Our Home
RomanceViona dijodohkan oleh ayahnya, karena sampai sekarang pacarnya belum juga melamarnya. Bagaimana kehidupan pernikahan Viona yang masih dibayang-bayangi oleh mantan pacar. Siapa yang harus ia pilih, mantan pacarnya atau suaminya yang sekarang?