Malu

79 3 0
                                    

Pagi harinya.

Viona bersyukur kondisi Felix membaik, walau masih belum sadar. Namun dokter memastikan berdasarkan hasil pemeriksaan, tubuh Felix mulai menunjukkan tanda-tanda vital yang bagus.

Viona menguap karena ia menjaga Felix semalaman, walau ada ibu Felix juga. Tapi Viona tetap tidak tenang sebelum memastikan kondisi Felix baik-baik saja.

"Pulanglah, Viona. Suamimu pasti sudah menunggu. Katakan terima kasih padanya dari tante ya", ucap ibu Felix.

Deg. Viona jadi teringat Rei. Sepanjang malam selain memikirkan kondisi Felix, ia juga merasa bersalah pada Rei. Betapa malunya Viona ketika mendengar cerita sebenarnya dari Livy.

Perasaan Viona benar-benar campur aduk. Sudah menuduh tidak-tidak pada Rei, tapi ternyata malah Rei yang sebenarnya menolong Felix. Malunya sudah sampai ubun-ubun. Lebih baik ia tergulung ombak sekarang agar punya alasan tidak pulang ke rumah dan bertemu Rei, pikir Viona.

Akhirnya Viona memutuskan ke apartemen Livy sekaligus mengabari kondisi Felix.

°°°

Di apartemen Livy.

"Lu mandi dulu deh. Muka lu lecek banget", ucap Livy setelah menyambut Viona. Livy mengerti kenapa Viona tidak mau pulang.

"Nih pake baju gue dulu", Livy memberi kaos dan celana pada Viona. Untunglah ukuran mereka berdua sama.

"Thanks ya, Liv", ucap Viona. Ia pun segera mandi.

Selesai mandi, Viona merasa lebih segar. Livy juga sudah menyuruhnya makan.

"Vio, lu udah kasih tau Rei lu ada disini?", tanya Livy. Viona menggeleng, membuat Livy menghela nafas.

"Semalam dia tanya gue lu dimana", ucap Livy.

Mendengar itu, membuat Viona semakin merasa bersalah. Sudah ditampar dan dimarah-marahin, tapi Rei masih saja peduli padanya. Kalau Viona jadi Rei mungkin sudah langsung menceraikannya saja.

"Biar gue yang kabarin dia", lanjut Livy.

"Eeh, jangan. Nggak usah, deh. Dia mungkin masih marah sama gue", ucap Viona.

"Yah, wajar sih dia marah kalau melihat perlakuan lu ke dia semalam".

Viona terdiam. Not helpful, Livy.

"Jadi nggak usah kabarin nih?", tanya Livy.

"Iya, enggak usah", jawab Viona. Tahu diri saja kalau lagi dibenci.

To Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang