Penculikan

88 3 0
                                    

Viona mendengar kabar jika Felix sudah rawat jalan di rumah. Ia menjenguknya.

"Hai, Vio. Kebetulan! Bisa tolong jagain Felix? Tante mau ke pasar sebentar saja", ucap ibu Felix.

"Iya, tante", balas Viona. Ia kasihan pada ibu Felix yang harus membagi waktu untuk kerja dan mengurus Felix. Ibu Felix adalah single mother. Ayah Felix sudah meninggal sejak Felix kecil.

"Felix ada di kamarnya, masuk saja, Vio!", ucap ibu Felix sebelum keluar rumah.

Viona segera melangkah ke kamar Felix.

"Hai, Felix, gimana keadaanmu?", tanya Viona. Ia melihat Felix yang semakin kurus dan duduk di kasurnya dengan luka perban masih di kepala.

"You're getting thinner", ucap Viona iba.

"So are you", balas Felix sambil tersenyum.

Viona juga ikut tersenyum. Memang sejak Rei tidak di rumah, ia kehilangan selera makan.

"Rei... sudah pergi katanya?", tanya Felix, yang sudah mendengar semuanya dari Livy. Viona tersenyum mengangguk.

"So... are you okay?", tanya Felix lagi. Ia bisa merasakan kesedihan di wajah Viona.

Pertanyaan dari Felix meruntuhkan pertahanan Viona, akhirnya dijawab dengan suara bergetar, "no, i'm not".

Aduh, kenapa Felix malah mengungkit-ungkit nama pria menyebalkan itu, sih. Pikir Viona.

Viona jadi menangis tersedu-sedu. Felix memeluk Viona menghiburnya, "oh, Vio". Felix membiarkan Viona menangis di bahunya hingga tangisnya mereda.

Viona yang merasa sudah agak tenang melepas pelukan Felix dan menghapus air matanya, "duh, kok jadi kebalik ya? Aku datang untuk menghiburmu, bukan sebaliknya", ucap Viona tertawa.

"That's okay", jawab Felix lembut, walau sedikit sakit menyadari Viona sudah jatuh cinta pada Rei.

"Kenapa tidak mencarinya?", tanya Felix lagi.

"I don't deserve him", jawab Viona. Berhari-hari sendirian membuat pikiran Viona kemana-mana dan menyalahkan diri sendiri. Menganggap Rei pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dari Viona. Ia merasa tidak berhak menganggu Rei.

"Kalian cuma salah paham saja, lho sebenarnya", ucap Felix. Viona tidak tahu harus membalas apa. Memang benar salah pahamlah pemicunya, tapi masih ada kejadian-kejadian sebelumnya yang Felix tidak tahu.

Felix menghela nafas. "Jadi, selanjutnya gimana?", tanya Felix.

"Enggak tahu, terserah Rei saja mau dibawa kemana hubungan ini. Aku sudah pasrah", jawab Viona.

Praang!!! Brak!!! Tepat pada saat itu terdengar suara kencang dari arah luar. Viona dan Felix kaget ketika beberapa orang bertopeng masuk ke kamar dan langsung menutup hidung dan mulut Viona, juga Felix.

"Noo, Felix!!!", teriak Viona sambil memberontak.

Felix yang masih sakit tidak bisa membela diri dan melawan, hingga akhirnya mereka berdua dibuat pingsan dan diculik.

To Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang