Ingin Bertemu

77 3 0
                                    

Viona tersadar di rumah sakit.

Ketika membuka mata, ia melihat ayahnya.

"Vio.. Vio, sayang. Kau sudah bangun, nak?", tanya ayah Viona.

Viona tersenyum melihat ayahnya.

"Ada yang sakit tidak, Vio? Bicara ke papa".

Viona perlahan-lahan duduk di kasur, ayah Viona membantunya.

"Pa...", lirih Viona.

"Iya, sayang?"

"Rei mana?"

Ayah Viona terdiam, tidak menjawab apa-apa.

Viona belum sempat bertanya lagi, masuk dokter dan perawat mengecek kondisi Viona.

Setelah cek up, ayah Viona berbicara dengan dokter dan perawat diluar, entah apa yang mereka bicarakan. Viona tidak terlalu peduli, ia hanya memikirkan Rei.

Tidak berapa lama, Livy masuk ruangan Viona.

"Vio, maafin gue. Ini semua gara-gara gue", ucap Livy. Viona memang marah dan kecewa pada Livy. Bisa-bisanya berhubungan dengan psikopat seperti Rico tanpa cerita apapun padanya. Tapi melihat Livy yang menangis dan tulus meminta maaf membuat Viona tidak bisa lama marah dengannya. Biar bagaimana, mereka sudah berteman lama dan sudah seperti saudara. Lagipula setelah mendengar alasan Livy, Viona semakin yakin ini salah Rico, bukan yang lain.

Viona tidak lupa bertanya tentang Rei pada Livy, namun sama seperti ayahnya. Livy tidak banyak bicara, hanya bilang Rei baik-baik saja.

°°°

Besoknya ibunya Felix yang datang menjenguk. Ibu Felix juga bercerita panjang lebar sejak Viona menjenguk Felix di rumah.

Saat itu betapa paniknya ibu Felix melihat rumah berantakan dan kemungkinan Viona dan Felix diculik. Ia langsung menghubungi ayah Viona karena mengira Rei lah yang melakukan itu. Namun ia sungguh malu sudah menuduh yang tidak-tidak pada Rei, padahal ternyata Rei lagi yang menolong Viona dan anaknya.

Ibu Felix juga bercerita mengenai kondisi Felix yang sempat parah karena babak belur, namun sekarang mulai berangsur-angsur membaik.

°°°

Hari ketiga, Viona sudah keluar rumah sakit. Ia pulang bersama ayahnya.

Saat itu, Tristan juga datang menjenguk. Dari Tristanlah, Viona tahu apa yang terjadi setelah ia pingsan. Saat Rei merangkak, polisi datang menyergap tempat penculikan tersebut. Tristan disuruh Rei untuk melapor dan menyusul bersama polisi untuk lanjutan dari kasus pemukulan kemarin.

Livy dan Tristan sudah mencegah Rei datang duluan ke lokasi, tapi Rei nekad. Setidaknya ia tidak sia-sia datang, jika tidak, mungkin Felix sudah mati dikeroyok. Tristan menambahkan kali ini Rico benar-benar dituntut penjara, begitu juga orang tuanya yang menyogok pada kasus pertama hingga Rico bisa bebas berkeliaran. Mereka juga dituntut untuk ganti rugi pengobatan Felix untuk kedua kalinya.

Tristan menjawab pertanyaan Viona soal Rei. Viona sudah menghubungi ponsel Rei tapi tidak aktif. Tristan hanya tersenyum dan berucap "Rei baik-baik saja, jangan khawatir".

To Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang