Dalam ruang megah dipenuhi gemerlap cahaya indah, deretan tamu terhormat juga para pelakon hiburan setia menatap dua presenter yang berdiri tegap di atas panggung dengan desain begitu mewah.
Gema iringan musik sengaja dilantunkan dari tempo lambat berubah cepat agar semakin mendukung suasana ketegangan, bersamaan layar lebar kini menampilkan beberapa potret dari kandidat terpilih; langsung memusatkan seluruh atensi sang penonton seolah tidak sabar ingin segera mendapatkan hasil untuk pemegang sebuah piala kemenangan.
Ajang Music Awards tahun ini memang berhasil menarik rasa penasaran dari banyak sekali kalangan, disebabkan salah satu penyanyi wanita pendatang baru dengan paras bak bidadari dan memiliki suara merdu mampu menggetarkan kalbu itu tentu saja mendapat sorotan utama bahkan dukungan untuk bisa meraih trofi dalam berbagai penghargaan.
Terlebih, sejak awal acara ini mulai pun sang anindya sudah sukses menggenggam juara di empat kategori; Best New Female Artist, Best Female Solo Singer, Best Original Soundtrack, dan juga Best Song of the Year. Jelas, hal itu membuat semua orang merasa takjub akan prestasi diraih apalagi usianya masih termasuk hitungan muda sekali.
Sosok kirana memang pantas dipuja, jenjang karier yang ditekuni olehnya kelak pasti akan semakin merapah sampai ke kancah dunia.
"Baiklah, selanjutnya!"
"Pemenang kategori, Best Video Clip of The Year, jatuh kepada ..."
"Jeng. Jeng. Jeng. Kita buka hasil votingnya!"
"Ini dia! Lagu CLOUD NINE yang dibawakan oleh [Fullname]!"
Netra berkilau lagi-lagi sontak melebar sempurna, merasa sangat tidak percaya sebab debutnya yang seumur jagung di panggung hiburan ini ternyata mampu mengalahkan beberapa rekan seperjuangan ketika merintis kesuksesan bersama.
Entah waktu yang begitu cepat ataukah dirinya terlampau lambat ketika kembali ke tempat semula, [Fullname] berpikir jika ia baru saja satu detik mendaratkan pantat sintalnya pada kursi tetapi nama sudah disebutkan lagi sebagai pemenang nominasi dari sekian banyak peserta. Membuatnya refleks mengepalkan jemari berusaha menyamarkan segala ekspresi, labium bergumam tatkala merapalkan puji syukur pada Tuhan atas semua hasil jeri payahnya selama ini.
Tidak bisa dipungkiri jika sanubari tengah dipenuhi euforia, deru napasnya pun memberat karena debaran dalam dada memicu daksa melemah tanpa bisa ia kira.
"Gila! Kau berniat memborong semua kategori, ya?!"
"Demi apa pun. Lututku langsung gemetaran, Kenyu-san."
"Kugendong jika kau tidak sanggup berjalan sendiri."
"Jangan mengada!"
Tepuk tangan meriah juga adanya pelita menyorot itu seolah kembali mengiringi setiap langkah anggunnya perlahan melewati karpet merah kelima kali memang disediakan untuk sang pemenang, menangkupkan tangan dan membungkuk sopan disertai melukis lengkungan kurva begitu mengagumkan meski sebenarnya wajah terlihat masih jelas tercengang.
Untung saja kali ini ia ditemani oleh partner yang turut membintangi video clip juga sang produser setia berada di sampingnya, jika tidak, mungkin gemetar pada tubuh sudah membawa diri hilang kesadaran sebab terlalu terkejut akan banyak sekali memenangkan nominasi melampaui para seniornya.
"Wah! Ini piala yang kelima! Kurasa, wajahmu benar-benar menunjukkan sebuah keterkejutan, [Name]-san!"
Kepala mengangguk pelan, gadis itu bahkan menutup mata sesaat sebelum memegang mikrofon sebagai penyalur ucap penuh kebahagiaan.
"Tentu. Aku sampai tidak tahu harus mengatakan apa, selain terima kasih dan banyak sekali terima kasih untuk kalian semua!"
Kedua iris dipenuhi baswara ketika menebar jutaan harsa pada seluruh pasang mata kian menatap lekat, [Name] memang manifestasi malaikat tanpa sayap sebab tak ada sedikit pun kegagalan pada eksistensinya yang selalu memikat.
Afsun membawa sang dara pada titik tertinggi rasa damba para kaum adam berpusat hanya kepadanya, begitu pula pria lavender yang terduduk rapi di barisan tengah kini menatap semakin dalam seolah menikmati keindahan diikuti netra berkilat penuh citta harus mendapatkan sosok dahayu membangkitkan gejolak janardana sangat kuat menguasai relung dada.
"Ba-Ya ...," ucapnya. Insan berselimut rasa haus itu semakin dilingkup bhama dalam atma, hingga labium perlahan terangkat untuk menyeringai tipis penuh dengan guratan asrar juga buana fana. "Bawa gadis lugu itu padaku."
Mikage Reo tidak akan pernah melewatkan satu pun kesempatan, mengincar berlian untuk ia mainkan tidak ada salahnya, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUD NINE : Mikage Reo
Fanfiction【 CLOUD NINE 】━━ ❝Rintih kesakitan adalah candu bagi sang Penguasa Kehidupan.❞ © BLUE LOCK, M. KANESHIRO, Y. NOMURA © COVER FANART BY ME! © COLLABORATION, DACHAAAN, 2023