10

605 92 11
                                    

Kepala pelayan keluar dengan tergesa-gesa dari sebuah ruangan. Malam itu seperti malam mencekam baginya. Bagaimana tidak? Di belakang sana ada Sam yang sedang mengikutinya dengan membawa pedang yang berlumuran darah.

Sewaktu di dalam ruangan tadi, Sam menginterogasi kepala pelayan terkait tujuannya tidak memberikan suntikan supressant pada Sky. Karena tak kunjung mendapat jawaban yang diinginkan, satu tebasan pun mengenai lengan kanan si kepala pelayan.

"Tolooong!! Tolong aku!!"

"Percuma kau berteriak, tidak akan ada yang menolongmu."

Dalam sekejap Sam berpindah ke hadapan kepala pelayan membuat pria itu ketakutan setengah mati.

"Kau sudah meremehkanku selama ini. Kau pikir alpha buta sepertiku tidak bisa melakukan apa-apa seperti alpha normal lainnya?"

"T-tidak tuan! Saya tidak pernah meremehkan anda!"

"Lalu kenapa kau tidak melaksanakan perintahku? Apa susahnya memberikan supressant itu pada Sky?"

"I-itu karena—"

Sam mengarahkan mata pedangnya tepat ke leher kepala pelayan. Dalam kondisi terdesak begitu, ia tetap tak mau mengatakan yang sebenarnya.

"Sejak dulu pelayan di kastil ini hanya seorang beta. Omega sepertinya tidak pantas menginjakkan kaki di sini. Untuk apa bangsawan seperti anda berbaik hati padanya?"

Sam menggerakkan pedangnya membuat leher kepala pelayan mengeluarkan darah. Masih ada sesuatu yang ingin Sam ketahui sebelum ia bertindak lebih jauh.

"Selama ini kau selalu memata-matai gerak gerikku kan? Siapa yang memerintahkanmu?"

"A— i-itu....."

"Kau tidak mau bicara?"

"Sejak awal seharusnya anda tidak dibiarkan hidup," ucapnya hampir berbisik.

"Ayahku? Atau Daniel? Cepat katakan!"

"Ramalan itu memang benar. Di keluarga ini tidak boleh ada 2 keturunan alpha yang memiliki energi api..." gumam kepala pelayan dengan tatapan kosong seolah sudah pasrah menghadapi kematian.

"Kau masih saja bicara omong kosong."

"Semoga anda berhasil, tuan Sam Harrison Willard."

Dengan cepat kepala pelayan itu menusukkan pedang Sam tepat ke lehernya. Sam sangat terkejut karena kepala pelayan memilih mengakhiri hidupnya sendiri dan tidak memberitahu Sam siapa orang yang mengutusnya menjadi mata-mata.

"Sial..." ucap Sam yang kemudian menarik kembali pedangnya lalu meninggalkan mayat kepala pelayan tergeletak begitu saja di sana.



_____




Seisi kastil dihebohkan dengan penemuan mayat kepala pelayan di lorong. Desas desus beredar bahwa Sam yang membunuh beliau karena sebelumnya Sam sempat berkeliaran di kastil mencari kepala pelayan dan membawa pedang.

"Tuan, kenapa anda tidak mau menjawab? Semalam tuan pergi ke mana?" tanya Sky dengan panik setelah ia melihat sendiri seperti apa mayat kepala pelayan.

"Kau tidak perlu tau."

"Tapi semua orang di kastil mencurigai anda. Saya tidak ingin mereka menuduh anda sembarangan begitu."

"Cepat atau lambat kabar ini akan lenyap dengan sendirinya. Kau tidak perlu khawatir."

"Lalu anda akan diam saja?"

"Jika ada yang berani menuduhku, aku akan langsung membakarnya."

Sky otomatis menutup mulut begitu mendengar ucapan Sam. Memang sebaiknya ia tidak usah banyak omong tapi tetap saja Sky ingin menjaga nama baik tuannya.

The Smile Has Left Your Eyes | SeungJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang