Dia Terlalu Manis [END]

1. Bertemu Lagi

Dalam beberapa tahun terakhir, ambang batas ujian mandiri orang dewasa terlalu rendah, dan kandungan emas kualifikasi akademik bahkan lebih rendah, sehingga pada dasarnya Anda dapat lulus ujian. Namun dalam dua tahun terakhir, pemandangannya berbeda. Ambang batas ujian mandiri tinggi, waktu belajar setelah ujian masuk yang lama, tidak lagi cukup hanya dengan membawa buku catatan, sehingga ijazah semakin diakui oleh perusahaan.

Dan kelas ujian mandiri orang dewasa di Universitas Haicheng adalah salah satu yang terbaik. Sebagian besar perusahaan akan mengatur karyawan yang dapat dilatih dan memasukkan mereka ke dalam kelas ujian mandiri Haida.

Sangat mudah untuk melewati lapisan emas.

Banyak yang mendaftar dan membayar biayanya, dan untungnya terdapat gelombang. Su He dan Wenman berkumpul untuk menyelesaikan pembayaran biaya sekolah, mengambil kunci asrama, dan melayang ke bawah.

Begitu dia sampai di tangga, dia mendengar suara berisik Wenman menjulurkan kepalanya dengan rasa ingin tahu: "Ada apa?"

Orang-orang datang dan pergi di koridor, pada suatu saat sekelompok orang berkumpul, seolah-olah sedang menonton kesenangan. Sepintas, dia hanya bisa melihat bagian belakang kepala anak laki-laki, dan seorang gadis berdiri di depannya. Sebagian besar wajah gadis itu tertutup, namun separuh sisa wajahnya terlihat bersih dan muda.

Dengan wajah yang begitu cantik, detik berikutnya, dia mengangkat tangannya dan menampar keras pemuda itu...

Terdengar bunyi "pop—" yang sangat tajam.

Penonton langsung mencemooh. Tawa datang dan pergi.

"Senior Xie, bagaimana keadaanmu?" Ada juga suara menggoda.

Su He sedikit linglung saat mendengar kata Senior Xie.

Wenman mendengus dan berkata sambil tersenyum: "Keterikatan emosional?"

Begitu suara itu turun, kerumunan itu menjauh, dan anak laki-laki yang dikepung di tengah menyeka sudut bibirnya, mengangkat alis dan matanya dengan malas, dan berjalan menuju sisi ini. Seorang anak laki-laki di sebelahnya mengikuti dari dekat.

Karena lengah, keempat mata itu bertemu.

Ada ledakan di kepala Su He, dan terdengar suara berderak seperti guntur.

Xie Lou juga terkejut, tetapi dibandingkan dengan Su He, dia mengerutkan kening. Mata sipitnya sepertinya sedang berpikir...

Siapa ini.

Sedikit familiar?

"Su...Su...." Chen Yao di sebelahnya mengangkat jari rampingnya dan menunjuk ke arah Su He. Nama di belakang Su tidak keluar untuk waktu yang lama.

Su He membuat keputusan tegas, berbalik dan pergi, dengan cepat berjalan menuju kerumunan.

Ujung jarinya sedikit bergetar.

Wenman menyusul Su He, dan memandangnya dalam diam.

Su He berjalan di sepanjang danau sambil memegang buku di pelukannya, pikirannya tanpa tujuan. Hingga Wenman menginjak batu bata kosong dan hendak terjatuh, Su He mengulurkan tangan untuk membantu. Dia benar-benar sadar.

Wenman tersenyum canggung: "Aku hampir jatuh cinta ..."

"Bagaimana keadaanmu?"

Su He tersenyum: "Saya baik-baik saja."

"Apakah kamu kenal anak laki-laki tadi?" Wenman bertanya ragu-ragu. Tinta, seperti ribuan bintang yang tersembunyi di langit.

"Aku tidak tahu." Su He tersenyum lagi dan menggelengkan kepalanya.