Gevin Ke Kantin

26 2 0
                                    

Senin biasa, Moony berjalan masuk menuju gerbang sekolah setelah turun dari mobil yang dikendarai mamanya. Suasana Sekolah mulai ramai, suara motor, tawa dan cekikikan, obrolan, semuanya kembali lagi ketika para siswa berdatangan.

"Moony!" Teriak seorang laki-laki yang tengah mengendarai Kawasaki Ninja H2 Carbon. Laki-laki itu menoleh sejenak ke arah Moony ketika melewatinya.

Moony hanya bisa melambaikan tangan dengan wajah bingung dan senyum kikuk. Ia bahkan tidak mengenali siapa orang yang menyapanya tadi. Jelas saja karena Laki-laki itu memakai helm yang menutupi hampir seluruh bagian wajah nya, kecuali mata.

Dapat diperhatikan, para siswi yang tengah berjalan menuju gedung sekolah juga menempatkan perhatian nya pada laki-laki bermotor Ninja itu. Mereka berteriak ria dan meneriaki nama nya.

"Gevinn!!!!"

"Gevinnn ganteng!!!!

"Kak Gevinnn"

Begitulah kira-kira antusias para siswi menyambut kedatangan laki-laki itu, yang ternyata Gevin.

Gevin melambaikan tangan kepada mereka yang tengah menyapa. Sesekali dengan ramahnya Gevin memberi kecupan terbang dari tangannya. Seketika alis Moony mengkerut saat menyaksikan tingkah Gevin.

Namun dia merasa sedikit menjadi bagian dari siswi-siswi penggemar Gevin. Sebab lambaian tangannya kepada Gevin tadi pasti terlihat sama, meski tidak ingin Ia lakukan.

"Ternyata Gevin..." Ujar Moony dan lanjut berjalan menuju gedung sekolah.

"Woy! Apanya yang Gevin?" Kata Lusi yang tiba-tiba menepuk punggung Moony. Lusi segera mengikuti langkah Moony agar berjalan beriringan. Moony hanya menaikkan pundaknya tidak peduli.

"Ngagetin aja lo" Jawab Moony dengan malas.

Lusi hanya terkekeh melalui ekspresinya yang jahil. Kemudian mereka lanjut untuk berjalan ke kelas tanpa mengobrol.

•••

Pelajaran Biologi telah usai, sekarang waktunya jam istirahat. Moony memilih untuk tidak keluar kelas, Ia duduk di bangku ke dua pojok kanan bersama Lusi.

Saat hendak mengambil headset di dalam tas nya, Ia menoleh ke arah jendela bertepatan dengan Gevin melewati kelasnya. Gevin masih menjadi pusat perhatian para Siswi di sana.

"Gevin segitu populernya ya?" Ucap Moony datar. Seketika Lusi menoleh dengan seringai lalu kepalanya mendekat, Moony hanya memutar bola mata dan sedikit menghindar.

"Lo dari tadi ngomongin Gevin mulu, jangan-jangan lo ikutan suka"

"Dih! Apaan si, gue cuman heran kenapa segitu populernya anak baru itu" Jawab Moony dengan malas.

"Eleh! Ngaku aja kalik"

"Dahlah, gue mau cabut ke Ruang OSIS dulu" Ucap Lusi sebelum Ia beranjak dari bangku dan pergi ke luar kelas sembari melambaikan tangan ke arah Moony. Moony hanya mengangguk dan ikut melambaikan tangan singkat.

Moony asik dengan handphone dan headset nya di kelas, sampai ketika ada salah satu teman sekelas yang memanggil namanya.

"Moon, Moony! Lu dicariin nih!" Ucap Laki-laki yang berdiri di depan pintu kelas.

Beberapa saat Moony mendongak ke arah pintu. Ia tidak beranjak, melainkan satu alisnya naik bertanda Ia bertanya 'siapa?' yang mencarinya.

"Gevin!?" Moony sedikit mengerjap. Ia melepas tautan headset di telinganya. Moony menatap ke sekeliling kelas, banyak temannya yang menatap dirinya dan Gevin secara bergantian.

Moony merasa canggung, sedangkan Gevin tiba-tiba duduk di sebelahnya dan ekspresi tanpa dosa. Mereka baru saja berkenalan saat Prom Night minggu lalu, dan sekarang Gevin berlagak seperti hubungan mereka seakan-akan sudah berteman bertahun-tahun.

"Anterin gue ke kantin yuk" Ajak Gevin. Ia menidurkan kepalanya pada bangku sembari menoleh ke arah Moony.

Moony sedikit gelagapan. Lagi. Matanya menatap manik hitam Gevin lebih dekat dari sebelumnya. Sempat Moony meneguk ludahnya sendiri sebelum Ia bicara.

"Lo gak punya temen di kelas? Sampe nyari orang di sebelah?" Ucap Moony ketus, Ia mendengus dan kembali memasang headset di Telinganya.

Gevin terkekeh, kini Ia mengubah posisi nya menjadi duduk tegak bersandar di kursi. Moony sama sekali tidak menduga Gevin akan melepas kedua tautan headset di telinganya hingga Moony menoleh dengan kerutan di dahinya.

"Ayo anterin gue ke kantin, plisss" Ucap Gevin memohon layaknya anak kecil sedang merengek kepada ibunya.

"Dih! Apaan si lo!" Decak Moony mulai kesal dan risih.

Gevin mengerucutkan bibir membuat tubuh Moony seketika merinding geli. Gevin berfikir sejenak lalu dengan cepat Ia mencengkeram pergelangan tangan Moony.

"Ayolah! Sebentar doang" Raut wajah Gevin sudah sangat memohon.

Moony memutar bola matanya, Ia membiarkan dirinya untuk tidak menolak ajakan Gevin, karena Ia sudah sangat didesak. Jadi susah baginya untuk kabur dari situasi menyebalkan ini.

Gevin semakin menarik pergelangan tangan Moony, agar mau beranjak dari bangku. Moony hanya mengangguk dan mendengus kesal.

"Sampe kapan lo mau megang tangan gue ha?" Tanya Moony semakin kesal ketika Gevin masih menggenggam pergelangan tangannya sampai di luar kelas.

"Yaelah, gausah galak dong! Nanti Cantik lo ilang" Gevin menjawab dengan sedikit godaan.

"Basi g*blok!!!" Ucap Moony semakin kasar. Ia menarik tangannya sendiri dari genggaman Gevin. Lalu Gevin akhirnya melepaskan pergelangan kecil nya.

"Lagian kenapa lo ngajakin gue? Bukannya kita baru kenal kemarin?"

"Habisnya lo menarik. Gue gak bisa menghentikan diri buat gak ngedeketin Moony" Gevin menyeringai, Ia melihat Moony dari tatapan samping. Gevin bisa melihat wajah kesal dan datar dari Moony.

"Bisa gak sih gausah blak-blak-an! Bodo banget!!! Baru juga kenal." Jawab Moony dengan penuh, sangat penuh dengan kekesalan. Ia mempercepat langkahnya mendahului Gevin.

Beberapa saat Gevin terdiam menatap punggung Gadis itu dan kini Ia menyetarakan langkahnya dengan Moony. Gevin menyeringai seakan-akan sedang mempersiapkan hal menyebalkan lainnya.

Dengan tiba-tiba lagi, ia merangkul pundak Moony dengan santai. Membuat Moony membelalakan matanya lalu mendorong tubuh Gevin dengan kesal. Gevin hanya tertawa dan menatap Moony dengan geli.

"Lo harus mengenal gue lebih dekat" Ucap Gevin tepat di telinga Moony, membuat Moony semakin risih dan mungkin, sedikit takut.

"Sorry, gue gak minat!!"

GEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang