Do Kyungsoo, pemuda berkacamata bulat itu berjalan santai di trotoar. Baru pulang dari perpustakaan kota. Itu rutinitasnya setiap akhir minggu. Membaca, menyendiri, menjadi favoritnya. Kyungsoo berhenti sejenak, lalu masuk ke dalam toko permen dan cokelat. Refleks tangannya mengambil dua buah lollipop berukuran besar, dan dua kantung permen-permen kecil yang kesemuanya rasa jeruk. Sudut bibirnya terangkat sedikit. Sedikit.
"Sepertinya kau suka sekali rasa jeruk, seperti Anak Jeruk saja!" ujar Joonmyeon, orang yang menjadi kasir setiap akhir minggu. Mungkin berusaha mencairkan suasana, karena Kyungsoo terlalu kaku.
Kyungsoo hanya menanggapi dengan gumaman singkat. Seperti biasa. Masih kaku.
"Oh iya, kami punya produk baru. Cokelat rasa jeruk -sudah banyak di tempat lain, tapi di sini baru. Karena kau pelanggan setia, ambillah dua. Gratis!" tambah Joonmyeon dengan senyum ramah, dan sebuah kekehan. Masih berusaha mencairkan atmosfir kaku di sekitarnya.
Namun, Kyungsoo masih sama saja. Membayar, dan mengambil cokelat itu dalam diam. Setelah mengucapkan terima kasih (dengan suara pelan), dia pergi.
Joonmyeon menghela nafasnya. "Aku bicara sendiri lagi," kecewa.
Kyungsoo menatap bungkusan di tangannya, tersenyum kecil. Dia tidak tahu untuk apa aku beli ini, dia tidak mengerti, dan Permen Wajah Malaikat-mu bahkan masih ingat. Kemudian kembali melanjutkan langkahnya dalam senyap.
Hati Kyungsoo bergetar ketika melihat anak kecil yang menangis. Dia mendekati anak kecil itu. "Kau kenapa?" tanyanya lembut. Sungguh berbeda dengan Kyungsoo yang kaku. Seketika dia melunak, bahkan memiliki nada bicara yang lembut.
Tapi anak kecil menunjuk tanah. Ah, permennya baru saja jatuh. Jadi, dia baru saja memberi tahu Kyungsoo, permenku jatuh.
Kyungsoo mengambil lollipop besar yang tadi diberinya. "Oppa punya ini, berjanjilah tak menangis. Sayangnya, Oppa hanya punya rasa jeruk."
Anak kecil itu tiba-tiba jadi sumringah. Matanya berkilat bahagia, dan bibirnya tersenyum lebar hingga gigi-giginya nampak. Meski jejak-jejak air mata masih di wajahnya. "Kamsahamnida!" ujarnya sambil menerima lollipop yang besar itu.
Jeruk Bulat Besar, lihatlah ... anak itu terlihat seperti dirimu. Aku tak mampu mengenyahkanmu barang sedetik pun .... Kau terlalu membekas untukku.
-Si Aneh Do dan Jeruk Bulat Besar-
Cerita yang sebenarnya, bukan dimulai dari seorang pemuda bernama Do Kyungsoo. Melainkan gadis kecil bernama Han Eunri. Gadis kecil dengan rambut pendek, pipi gembul, dan amat menyukai permen -terutama rasa jeruk. Meski terlihat menggemaskan, Eunri tak memiliki satu pun teman di SD yang baru ditempatinya. Dia begitu aneh bagi murid lain. Eunri lebih terlihat seperti orang asing.
Di kota kecil itu, dari SD tempat Eunri belajar, hanya beberapa meter saja ada sebuah taman. Taman yang dirawat baik-baik oleh pemerintah setempat. Rumput hijau, pepohonan rindang, danau buatan dengan angsa, dan ikan; juga padang bunga di sudutnya. Cantik. Benar-benar cantik. Meski begitu, tak banyak yang ke sana.
Eunri kecil senang sekali bermain di sana, sambil menunggu kakaknya datang menjemput di sore hari. Dekat padang bunga, atau danau. Sambil terus memegangi lollipop yang menutupi setengah wajahnya itu, dia belari-lari kecil dengan gembira. Kemudian jongkok, melihati bunga liar berwarna putih sambil mengulum bagian atas lolipopnya. Bunga itu hanya ada satu. Maka dia di sana memandangi bunga dengan penuh kekaguman.
Dari arah lain, ada anak laki-laki yang memandangi heran gadis kecil kita. Siapa gadis itu? Dia agak aneh. Dengan rasa penasaran yang mengukungnya, anak itu pergi mendekat. Namun selangkah lagi kakinya hendak beranjak, Eunri yang merasakan kedatangannya berusaha menghentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont [EXO D.O Fanfiction]
Fanfiction[REPUBLISH] Inspired by Ano Hana. Anak itu ... sekarang menjelma menjadi dewasa. Entah bagaimana caranya. Terlalu mengagetkan, untuk hidup Si Pemuda yang sempurna berubah. Insiden itu, mengubah segalanya.