Pagi ini setelah kejadian semalam, tidak ada lagi perbincangan ataupun kontak mata antara Jisung dan Chenle. Keduanya merasa gengsi hanya untuk mengucapkan satu kosakata, Chenle yang merasa malu karena sifatnya yang masih seperti anak kecil, dan Jisung yang sedang mengumpulkan kemauannya untuk meminta maaf kepada Chenle atas perbuatannya semalam karena takut akan diadukan kepada sang ibu, karena sejujurnya ia sangat takut kalau ibunya sudah marah, apalagi bersangkutan dengan Chenle.
Karena Jisung masih mempunyai libur sekitar satu minggu, ia memutuskan untuk bersantai terlebih dahulu di kamarnya mumpung matahari pagi sedang bersinar, Jisung duduk sambil menikmati kopi di depan jendela kamarnya sembari memperhatikan burung burung yang berkicauan.
*Tok Tok Tok...
"Tuan sarapannya sudah siap" terdengar samar suara wanita paruh baya dari depan pintu kamar Jisung, tanpa basa-basi Jisung langsung pergi ke dapur untuk sarapan. Sesampainya di dapur ia tak melihat Chenle duduk di meja makan, karena biasanya ialah yang pertama kali dilihat Jisung pada saat sarapan."Bibi apakah Chenle sudah sarapan?" Tanya Jisung pada bibi Choi.
"Nyonya belum bangun tuan, tadi saya sudah bangunkan tetapi tak ada suara dari dalam, mungkin nyonya kecapean"
Jisung hanya membalas dengan anggukan dan melanjutkan sarapannya.
Setelah sarapan Jisung langsung pergi menuju kamar Chenle untuk melihat kondisinya, baru saja ia akan mengetuk pintu kamarnya, Chenle sudah membuka pintu itu terlebih dahulu, ia menatap Chenle yang masih belum terkumpul semua nyawanya, Chenle tak sengaja menabrak dada lebar milik Jisung.
"aduhh, kamu sedang apa pagi pagi udah di depan pintu kamarku!"
"Ini sudah siang bodoh!"
Chenle mendorong tubuh Jisung untuk menjauh.
"Apa?!, Kau mengataiku bodoh? Apa ku tak salah dengar?, Minggir aku mau mandi, sehabis ini akan ku laporkan pada mommy nana!"
"cih, tidak adil main lapor laporan"
Setelah selesai mandi Chenle bersiap siap untuk pergi ke ruma ibunya.
"Kau mau ke mana?"
Tanya Jisung dengan menatap mata Chenle yang sembab karena menangis semalam.
"Bukan urusanmu"
tanpa mengatakan apapun lagi, Chenle segera pergi menuju kediaman ibunya.
Jisung sebenarnya sudah mengetahui Chenle akan pergi kemana tetapi ia menanyakan lagi hanya untuk berbasa basi dengan Chenle
"/Suara handphone berbunyi"
Jisung mengangkat telephone yang berbunyi."Halo sayang? Tumben menelfon, ada apa? Uang yang ku kirim kemarin habis? Mau ku tf lagi? hm?
"Ahh bukan itu, eumm begini, apakah aku bisa bermain ke rumah mu? Aku sangat merindukanmu"
"Ternyata itu, baiklah sayang nanti ku jemput di apartmu jam 12 siang ya"
"Okayy, aku tunggu ya sayang, byee i love you"
"Nee, i love you to honey"
🍃
Siang hari pun tiba, saatnya Jisung untuk pergi menjemput Sullyoon di apartemen nya.
"Tok tok tok"
"Open the door darling, it's me"Sullyoon segera membukakan pintu untuk sang pacar,
"Ayo sayang, aku sudah siap"Keduanya langsung pergi menuju ke rumah Jisung. Saat di mobil, Sullyoon bertanya
"sayang, apakah si pengganggu hubungan kita itu ada dirumah?""Tidak sayang, dia sedang pergi, tenang saja walaupun ada dia dirumah, dia tidak akan pernah mengganggu hubungan kita. Karena aku dan dia juga cuma di jodohkan"
"Nee, thank you sayang"
"For?"
"Everything"
Sullyoon memegang tangan Jisung sepanjang perjalanan.
Mereka berduapun sampai di rumah Jisung dengan keadaan masih berpegang tangan. Jisung menggandeng tangan Sullyoon dari turun mobil sampai masuk ke dalam rumah yang mewah itu. Jisung tak peduli jika para satpam dan pelayan yang melihat mereka berdua, sampai Jisung tak menyadari bahwa beberapa pelayan sedang membicarakan mereka berdua sembari bekerja.
"Tuan kenapa ya, sudah mempunyai istri yang baik dan cantik, tetapi masih bisa berselingkuh."
"Iya ya bu', kalau saya jadi perempuan itu, saya sadar diri, walaupun perempuan itu cantik tapi harus tau kalau yang ia pacari sudah menikah."
"kalau nyonya Chenle tau gimana ya bu'?"
"kalau itu saya juga tidak tahu, kok ibu nanya sama saya"
Jisung dan Sullyoon pun bermesraan di ruang tamu tanpa ada rasa malu sama sekali dengan para pelayan yang melihat mereka berdua. Sullyoon sedang menyuapi Jisung makanan yang dibuat oleh bibi Choi, bibi Choi sendiri sangat kecewa dengan perbuatan Jisung. Tetapi mau bagaimana lagi, ia sadar kalau dirinya hanya pelayan di rumah itu jadi ia tak bisa berbuat apa apa.
Mereka berdua bermesraan sampai lupa waktu, tiba tiba saja Chenle sudah pulang dari rumah ibunya. Baru saja di depan pintu, ia sudah melihat Jisung dan Sullyoon sedang bersenda gurau, tak tahu kenapa hatinya serasa seperti dirobek. Chenle langsung bergegas pergi tanpa memandangi mereka berdua, Jisung yang sadar langsung memeluk Sullyoon agar tak melihat kedatangan Chenle.
Chenle terduduk diam di kasurnya, ia sedang mengingat kembali apa yang menyambutnya tadi. Ia serasa ingin menangis tetapi untuk apa? Jisung saja tak mencintainya lalu mengapa ia ingin mengeluarkan air mata untuk menangisi orang seperti itu?
"YAAA!! DASAR BRENGSEK!"
Chenle langsung berteriak saja tanpa mengingat kalau kamarnya itu tidak endap suara.
"Kenapa aku bisa mencintainya? bukankah ini hanya sebuah perjodohan? tunggu, a-aku mencintainya?? tidak mungkin, tapi jika benar, aku akan berusaha buat hilangin perasaan ini, aku ga mau terlibat lebih dalam dengan dia. SIALAN KAU LEE JISUNG!!!!"
Chenle berteriak lagi dan menyebut nama seorang Lee Jisung, tanpa tahu orang yang ia sebut sedang mendengarkan teriakannya dari tadi.
"Tok tok tok"
"Ya, sebentar!!"
Chenle membuka pintu dan melihat sosok Jisung di depannya.
"Kenapa kau meneriaki nama ku tadi dengan sebutan sialan?"
"hah? e-eh itu, aku tidak meneriaki namamu!!, pasti telinga mu itu yang kotor makannya salah dengar, lain kali kalau dengar itu baik baik. Sudah sana keluar, aku mau istirahat.
Chenle langsung menutup pintu kamarnya dan mengurung diri sampai besok pagi.
Paginya Chenle bangun sedikit telat, karena ia tidur sudah larut malam.
Chenle turun ke dapur dengan pakaian rapi dan hendak pergi keluar, sebelum itu ia menyempati untuk sarapan terlebih dahulu. Walaupun ia sedikit tidak mood karena melihat sudah ada Jisung duluan yang sarapan.Usai sarapan Chenle langsung ingin pergi ke tempat tujuannya. Tiba tiba ia ditahan oleng Jisung.
"Mau kemana kau pagi pagi begini?"
"bukan urusanmu, oh ya katamu kita hanya dijodohkan, jadi tak harus menyampuri urusan masing masing. Iyakan? Satu lagi, kamu bebas untuk bermesraan dengan siapa siapa karena sebentar lagi kita sudah tidak ada hubungan apa-apa".
Jisung hanya terdiam dan Chenle langsung saja pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Love Me? || Jichen
Novela JuvenilSeorang anak tunggal yang manja mau di jodohkan dengan salah satu CEO Perusahaan yang terkenal, hanya karena untuk menaikkan saham perusahaan orang tua. Dan tentu saja CEO itu sudah mempunyai seorang kekasih, bagaimana ia harus menerima perjodohan i...