Halo semua! Perkenalkan ini anak kedua Nakulan setelah Biru. Semoga kalian suka♡
—🍼—
Sore hari di mansion besar milik keluarga Ainsworth, seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun berjalan pelan menuju dapur. Anak yang baru beberapa hari tinggal di mansion besar itu bernama Sangkara Ainsworth.
"Bibi?" panggilnya pelan saat melihat maid.
"Ada yang bisa dibantu tuan muda kecil?"
"Sangkala mau susu lagi boleh?"
"Tapi jika anda meminumnya sekarang, nanti malam sudah tidak boleh lagi tuan muda. Itu atas perintah tuan besar," jawab maid tersebut lembut.
Sangkara mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu sebelum menganggukkan kepalanya mantap. "Tidak apa-apa kok Bibi, sekalang saja adek pengen banget," kata Sangkara.
Maid tersebut menggigit pipi bagian dalamnya saking gemasnya mendengar gaya bicara Sangkara yang cadel. "Baik tuan muda kecil."
"Bibi?" panggil Sangkara membuat maid tersebut menghentikan langkahnya.
"Jangan panggil tuan muda kecil, panggil adek aja, mengelti?"
Maid itu tersenyum gemas lantas menganggukkan kepalanya karena Sangkara meniru nada bicara tuan besarnya.
"Anda bisa menunggu di ruang keluarga, nanti akan saya antar tuan-"
"Adek Bibi," sela Sangkara cepat.
"Baik adek...."
Sangkara tersenyum lebar menampakkan gigi kecil nan putih miliknya. Ia membawa langkah kecilnya untuk kembali ke ruang keluarga.
Tak lama seorang maid datang seraya menyerahkan botol dot yang sudah berisi susu coklat untuk Sangkara.
"Ini tuan muda."
"Jangan panggil tuan muda, panggil adek atau Sangkala aja Bibi."
"Baik adek Sangkala."
Mata bulat Sangkara menatap maid itu, yang ternyata berbeda dengan maid tadi. "Nama Sangkala bukan Sangkala Bibi, tapi Sangkala."
Maid tersebut meringis pelan. "Saya mengatakan hal yang sama tuan kecil."
"Nggak ih, Bibi bilang Sangkala tadi bukan Sangkala," kata anak itu lagi.
"Maaf tuan kecil sa-"
"Namanya Sangkara," sela seorang pemuda lalu duduk di singel sofa yang tak jauh dari Sangkara.
"Iya nama adek Sangkala ya Bibi, jangan dipanggil Sangkala lagi," tuturnya pelan.
Maid tersebut tersenyum kecil. Ia paham sekarang, rupanya tuan muda kecil mereka ini cadel. "Baik tuan muda kecil. Kalau begitu saya permisi tuan muda."
Pemuda yang bernama Haven Ainsworth itu pun menganggukkan kepalanya. Haven merupakan abang kedua Sangkara.
"Bibi nya nakal banget, udah dibilangin jangan panggil tuan muda. Nama adek itu Sangkala tau, bukan tuan muda kecil," gerutunya pelan namun dapat didengar oleh pemuda di seberangnya.
Setelahnya tak ada suara apapun yang terdengar. Sangkara memegang botol susunya, padahal tadi ia berencana untuk rebahan di sofa panjang seraya menikmati susu coklatnya. Tapi kedatangan Haven membuatnya tak berani melakukan apapun.
Ia lumayan takut melihat tatapan dingin abang-abangnya terlebih Papanya. Mereka selalu menatap dingin dirinya membuat rasa takutnya muncul begitu saja.
"Apa yang kau lihat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sangkara Ainsworth
RandomSangkara Ainsworth, anak berumur sepuluh tahun yang sangat polos. Gaya bicaranya yang cadel membuat anak itu semakin menggemaskan. Sangkara harus menjalani kehidupan tanpa mengetahui bahwa Papa dan abang-abangnya mempunyai rasa tak suka atas dirinya...