01. Past 2023

2.3K 232 36
                                    

📌vote and coment, okey?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌vote and coment, okey?

Jakarta, 22 Mei 2023

Di cuaca yang begitu terik, untuk keluar rumah pun rasa malas mulai hinggap, tapi tidak dengan dua remaja yang terjebak di sebuah tempat asing. Keduanya hanya duduk di teras ruko yang tidak ditempati. Menatapi jalanan yang cukup sepi. Hanya beberapa motor saja yang melewati jalan ini.

"Nath, gue laper." Ardan berucap sembari memegangi perutnya yang terasa lapar. Nathan menoleh, dia menghela napasnya, ditatapnya Ardan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue juga," ucapnya membalas.

Mau tau apa yang terjadi dengan dua bocah nyasar ini? Sini deketan biar aku ceritain.

Jadi gini, setelah mereka kepergok oleh Samudera, keduanya bergegas menuju lapangan sekolah untuk melaksanakan MOS. Namun, saat keduanya sampai, mereka melihat keributan antara murid MOS yang sedang berkelahi. Apalagi, di dalam keributan itu ada Kakek mereka—ralat maksudnya Kakeknya Ardan yang tengah emosi melihat ada siswa yang bertengkar. Karena itulah, keduanya bergegas pergi dari sana, keluar sekolah. Mereka berakhir lesehan di teras ruko persis anak nyasar yang hilang.

Jangan lupakan Nathan yang persis banget anak ilangnya, kakinya masih di perban, masih pakai cruck untuk berjalan.

Ardan mengangkat kepalanya, pandangan matanya menelisik daerah sekitar, kaya kurang ajar bin kuadrat banget, sih emang. Di panas matahari terik, perut keroncongan karena lapar, tenggorokan kering  karena dahaga menyerang, plusnya gak ada uang. Yang bajingan, ya itu, banyak sekali jajanan yang memanjakan mata mereka.

Ibarat gini, sudahlah nyasar di tahun orang, tidak punya uang, miskin, jadi gelandangan pula.

Lagi-lagi entah yang ke berapa kali, Ardan menghela napasnya kembali, dia menoleh dan menatap Nathan yang ikut menatapnya.

"Kenapa?" tanya Nathan bingung.

"Nath, lo bisa ngemis, kan?" Nathan yang awalnya bingung, kini tanpa hati langsung menampar wajah Ardan menggunakan sepatunya.

Wajah Nathan berubah menjadi galak. "Maksud lo, gue harus ngemis gitu? Lo mau manfaatin keadaan gue yang lagi cacat gini? Iya? Wah kurang ajar banget lo jadi manusia!" Ardan meringsut mundur sembari memegangi pipinya, kala Nathan ingin memukulnya menggunakan cruck miliknya.

"Ya Allah. Nath, sumpah gak...gak maksud gitu!" Ardan memohon ampun, dia lupa kalau Nathan sudah mengamuk seperti macan bunting. Memang tidak banyak orang yang lewat, tapi banyak pedagang yang sedang berjualan. Kan tidak lucu dikira pembullyan, apalagi yang bully kakinya di perban.

"Endasmu limo! Tanpa lo bilang maksudnya, artinya juga gitu goblok!" Nathan berteriak dan berusaha memukuli Ardan yang mulutnya kurang ajar banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Genius Dangerous 2094 : Hidden Side 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang