01

833 78 3
                                    

Kisah ini berawal dari dua pasangan jomblo yang sedang bermain layangan di lapangan pada sore hari. Menikmati kejombloan dengan santai bersama bocil-bocil kampung.

"Jis lu kok ga nikah?" saat semua masih fokus dengan layangannya tiba-tiba saja Mark Sadewa menanyakan pertanyaan rendem ke sahabatnya itu.

"Ga males, ntar kalo gue nikah pasti pusing mikirin anak, mikirin suami, apalagi ya gue tu takut pas malem pertama pas gue di unboxing beneran takut sumpah" jelas Jisung agak aneh karena tumben sahabatnya itu menanyakan pertanyaan yang tidak pernah ditanya sebelunya.

"Laiya lagian kan lo notabenenya lebih tua dari gua, kenapa lo ga nikah nyet" sembur Jisung kepada Mark.

"Ih gue udah ada kok calonnya"

"Siapa?"

"Lo"

"Idih? Mana mau gua sama jenglot, mending nikah sama Doyoung BTS" maki Jisung melepaskan layangannya dan berlalu pulang.

Saat di rumah ia sudah dikejutkan dengan teriakan mama dari belakang rumah.

"Eey Jisung, udah tau kalo mau hujan kok yo gak di ambil jemurannya" marah mama Jisung sambil membawa setumpuk kain itu ke dalam rumah.

Sedangkan yang dimarahi hanya memasang muka tak berdosa kemudian ikut mengekor di belakang mama.

Hujan mulai turun dan Jisung pergi ke dapur untuk menyeduh sesachet kopi.

Setelah ia menyalakan kompor, dering ponsel Jisung berbunyi nyaring. Ternyata panggilan dari Renjun.

"Kenapa jun?"

"Mark tadi sama Lo kaga?"

"Iya emang kenapa?"

"Tadi dia nyolong benang layangannya Haechan ni bocahnya nangis-nangis"

"Wahaha rasakno" Jisung seketika tertawa kemudian memutus telepon dari Renjun. Masih menertawakan Mark yang gaada akhlak. Haechan dan Mark emang suka ribut, cocok kalo dikawinin paksa.

Kemudian Jisung pergi ke kamarnya dengan membawa secangkir kopi yang sudah ia seduh.

Ia meletakan kopi di nakas sebelah kasurnya. Kemudian membuka laptopnya yang dipenuhi oleh sticker bergambar Doyoung NCT.

Namun ketika drakornya terputar pintu kamar terbuka, memunculkan mama yang membawa setumpuk pakaian Jisung yang sudah di lipat.

Raut wajahnya jengah melihat anaknya yang kesekian kali tertawa karena menonton film yang ga jelas itu. Bahkan kadang ia takut jika anaknya terlalu terobsesi dengan oppa oppa Korea dan tidak mau menikah sampai kapanpun.

"Jis nonton apa?" ucap mamanya kemudian duduk di pinggir kasur Jisung, dan ikut menyaksikan drama Korea yang di lihat anaknya.

Jisung menoleh sekilas, "ooh ini ma, biasa maraton drakor"

"Manfaatnya apa nonton kaya gitu?"

"Sejauh ini Jisung juga gatau, hehe"

Mama menggeleng dengan tingkah anak semata wayangnya itu.

"Jisung... kapan kamu mau nikah?"peralihan topik dari mama membuat Jisung memutar kedua bola matanya malas. Lagi-lagi pertanyaan yang sama.

"Gatau, Jisung itu masih mau menikmati dulu masa masa ini, main sama temen-temen, ngehaluin oppa Doyoung"

Mama tersenyum masam di belakang mendengar selera anaknya yang tinggi banget itu. "Mau nikah sama oppa-oppa?"

Jisung menoleh kearah mama dengan ekspresi muka yang menyebalkan, "pake nanya, ya mau lah"

"Yaudah kalo gitu mama mau jodohin kamu sama temen mama"

"Haaahhh semua cowo yang mama tawarin itu jamet, Jisung ga suka"

"Ini beda "

"Terserah mu lah ma"

---

Sedangkan di lain tempat Jaemin sedang bermain playstation bersama Jeno sebagai lawannya. Namun Jaemin mematikan playstationnya saat ia hampir kalah.

"Aaaa kenapa di matikan?!" rengek Jeno, beginilah Jaemin sukanya menang sendiri.

"Aku bosen"

"Aku punya kenalan gad-"

"Stop menjodohkan ku dengan gadis-gadis pilihanmu itu Jen aku trauma" Jaemin membungkam mulut Jeno dengan tangannya.

Sementara Jeno hanya tertawa mengingat saat melihat gadis yang diajak kencan oleh Jaemin semalam.

Di luar ekspektasinya, gadis yang dijanjikan cantik. Namun saat mereka bertemu  malah berpenampilan gonjreng dengan dandanan menor.

Membuat Jaemin ingin berteriak ketakutan di restoran malam itu.

"Jaemiin!! " suara eommanya dari dapur membuat Jaemin langsung bergegas ke sumber suara, takut jika eommanya tahu karena ia baru saja memecahkan gelas.

Sementara Jeno menyalakan lagi playstationnya dan bermain sendiri.

"Ya eomma?"

"Sini nak, eomma mau bicara" suruh eomma Jaemin untuk duduk di depannya.

"Memangnya ada apa?"

"To the point saja, kau akan kujodohkan"

Perkataan dari mulut eommanya praktis membuat Jaemin melotot, mana mungkin eommanya berbicara semudah itu.

"Tidak, Jaemin tidak mau"

"Tidak, kalian akan tetap dijodohkan eomma dan teman eomma sudah sepakat untuk menjodohkan kalian dari dulu... "

Beda dengan Jisung yang menyangkal tadi, namun Jaemin langsung patuh dengan omongan eommanya ini.

"Tapi siapa yang akan eomma jodohkan?"

"Dia berasal dari Indonesia"

"Apa? Indonesia? Apa dia bisa berbahasa Korea? Eomma... nanti kita akan kesulitan dalam berkomunikasi "

"Kalian bisa belajar"

"Tapi kan Jaemin pelupa"

Seoul vs Jakarta [JaemSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang