02

586 68 1
                                    

Sadar tak sadar Jisung sudah berdiri di bandara Incheon Korea. Padahal baru 3 hari yang lalu mama mengatakan jika mereka akan pergi ke Korea, dan itupun Jisung anggap bercanda.

Bahkan Jisung ingat ia belum pamit dengan Mark, Haechan, Renjun dan kawan-kawan lainnya.

"Ini beneran? Korea?!!! " heboh Jisung menggeret koper dan mengekor mama untuk pergi keluar.

"Bisa anteng ga sung? Mama malu tau" ucap Mama dengan nada tinggi, karena anak itu berlari kesana kemari dengan girang.

Tetapi anak itu tersenyum tanpa dosa "Terus kita tinggal dimana ma? Kita kan gapunya rumah disini"

"Sementara kita tinggal di villa punya temen mama dulu, baru sewa apartemen " ujar mama memberi pengertian, setelah itu taksi datang dan berhenti tepat di depan mereka. Kemudian membawa mereka pergi ke

•••

Ting tong

Mama memencet bel ketika sampai di depan villa milik temannya.

Dan tak lama pintu terbuka memunculkan wanita paruh baya dengan 2 laki-laki di belakangnya.

"Waaah akhirnya kita bertemu juga setelah bertahun-tahun" eomma Jaemin langsung memeluk mama.

Jisung hanya berdiam saja tanpa memperdulikan keadaan sekitar, beda dengan Jaemin yang menatapnya lekat-lekat.

Dan seperti emak-emak pada umumnya jika bertemu teman lama, mereka akan mengobrol dan menghabiskan waktu berjam-jam. Jisung yang sudah jenuh mendengarkan mereka mengoceh dengan berbagai bahasa menggeletakan kepala di sofa dan memejamkan matanya.

"Yaampun anakmu kelihatanya lelah, Jaemin antar Jisung ke kamarnya ya" ucap Eomma memperhatikan Jisung yang sedari tadi mengantuk

(🔔) kalo miring berarti bahasa Korea soalnya ribet kalo Hangul

Jaemin mengangguk lalu menghampiri Jisung.

"Bangun sung..." gugah mamanya namun Jisung tetap tidak bergeming.

"Woy bangun Jisung!" Dan akhirnya teriakan mama bonus tamparan di paha Jisung berhasil membuat anak itu terbangun dengan ekspresi kaget yang lucu.

"Aww sakit ma" rintih Jisung sambil mengelus pahanya.

"Ck sana kalo mau tidur di kamar, biar Jaemin yang anter"

Jisung berdiri dan mengikuti Jaemin yang sudah berjalan lebih dulu.

Sesampainya di lantai 2 Jaemin membuka pintu bewarna ungu dan menyuruh Jisung untuk masuk.

"Gomawo min Jaemin" ucap Jisung dengan bahasa korea walau logat Indonesianya masih kental. Ia hanya mengetahui kosakata dasar dari drama Korea yang ia tonton.

"Yasudah aku tinggal dulu ya"

Jisungpun menutup pintunya. Tapi kemudian membukanya lagi.

"Woy min Jaemin!" panggil Jisung sebelum Jaemin pergi lebih jauh lagi.

Jaemin berbalik badan kemudian menunjuk dirinya "kau memanggilku?"

"Aaah sini intinya lo kesini!" Jisung memberi isyarat agar Jaemin mengerti dan ia pun menurut.

"Ada apa?"

"Koper gue bawain kesini dong Jaemin yang baik hati" pinta Jisung dengan suara yang di lembut-lembutkan.

"Apa koper? bukannya namamu Jisung bukan koper?"

"Ahk bukan maksud gue koper itu loh aduh bahasa koreanya koper apaan dah" kemudian Jisung memberi Jaemin isyarat lagi agar ia mengerti.

"Oooh koper? Ambil saja sendiri "

Kemudian Jaemin pergi. Dan Jisung mengira jika Jaemin akan membawakan kopernya tapi 30 menit telah berlalu dan Jaemin pun tak kunjung datang. Rutukan dari mulut Jisung juga tak berhenti memakai Jaemin.

"Si bego masa ambil koper sampe setengah jam, kek gitu mau dijodohin sama gue? Why ma? Masih cakepan sopir taksi tadi" rutuk Jisung sepanjang jalan untuk kebawah.

Dan saat Jisung menuruni tangga ia melihat Jaemin sedang menonton TV dan memakan cemilan di tangannya.

"Woyy gue suruh ambil koper malah enak-enak makan "

Jaemin praktis menengok kemudian menyodorkan snacknya, mengira jika Jisung ingin minta.

"Lo budeg ya" Jisung menepis snack yang di tawarkan itu.

"Kalo gamau ngomong dong" ucap Jaemin agak kesal.

"Gimana gue mau hidup sama lo, gue aja ga paham bahasa lo!"

Seoul vs Jakarta [JaemSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang