2. Seharusnya

119 9 37
                                    

Jemima

Setelah lulus SMK, karena satu dan hal lainnya gue harus kuliah sambil kerja. Sejak memasuki semester empat, hidup gue selalu dipenuhi oleh Ko Gerald. Usia kita terpaut dua tahun. Waktu SMK kita satu sekolah dan dia dikenal sebagai kakak kelas yang populer. Kita enggak pernah berinstraksi di sekolah, gue bahkan berpikir kalau dia enggak tahu nama gue sama sekali.

Tapi, gue ingat banget kapan kita bertemu dan saling sapa untuk pertama kalinya. Hari itu adalah hari Sabtu, gue bersama teman-teman di kelas Manajemen Keuangan memutuskan untuk belajar bersama di Burger King yang enggak jauh lokasinya dari kampus.

Seharusnya gue tahu ya, buat apa datang lebih awal karena udah menjadi tabiat warga Indonesia kalau mereka punya jam karet. Janjian jam sepuluh pagi, tapi sekarang udah jam sepuluh lewat tiga puluh menit, cuma ada gue dan Sila, teman kelas gue. Duanya lagi tahu ya, katanya sih udah otw, tapi kejebak macet.

Entah bagaimana bermula, seseorang datang menuju meja kita. Menaruh sekantong paper bag Burger King di atas meja kita. Awalnya gue cuek, gue pikir itu ditujukan untuk Sila karena yang gue dengar dia udah punya gebetan. Barangkali gebetannya emang sengaja mampir atau gimana. Dan juga, Sila tuh cantik banget, semampai paripurna sampai-sampai gue enggak kaget kalau ada orang random minta kenalan sama dia.

"Ini buat lo. Mima, bener kan?"

Gue kaget sekaget-kagetnya waktu mendengar nama yang disebutkan bukanlah nama Sila, melainkan nama gue. Gue lantas mendongak, mendapati cowok tinggi berkulit pucat mengenakan kemeja hitam tersenyum ke arah gue.

Ketika dia sepenuhnya berhasil menatap gue yang mendongak, dia tersenyum ke arah gue. "Gue Gerald, inget gak?"

Ini bukan konten prank ala ala yang ramai di tiktok atau pun penipuan seperti Mama minta pulsa. Sebab yang di depan gue ini beneran Ko Gerald yang gue kenal. Gue ditanya inget gak, ya inget banget. Siapa yang enggak inget cowok terkenal seantero SMK Mutiara Kasih bernama Leonardo Gerald.

 Siapa yang enggak inget cowok terkenal seantero SMK Mutiara Kasih bernama Leonardo Gerald

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inget, Ko," balas gue.

Sejak pertemuan di Burger King kala itu, kita bertukar nomor hp, selalu bertukar pesan, dan tujuh bulan kemudian kita jadian. Ko Gerald seperti segalanya untuk gue si penyendiri ini.

Gue enggak punya teman dekat seperti kebanyakan orang. Sometimes I pity myself for not able to say thing loudly as 'she or he is my best friend'. Sehingga tanpa gue sadari, kedatangan Ko Gerald di hidup gue itu menjadikan gue ketergantungan dengannya.

Ko Gerald selalu ada buat gue, dia selalu dengar cerita gue, dia selalu kasih masukan dan arahan untuk gue. Dia selalu jemput dan anter gue pulang ke rumah setiap ke kantor. Bahkan saat dia enggak ada jadwal WFO, dia tetap datang ke rumah untuk antar gue ke kantor. Kalau dia benar-benar enggak bisa jemput gue, dia akan mengirimkan gue ovo untuk memasan grab.

He will do everything for me even I will exaggeratedly say that he really treats me like a princess.

Ko Gerald memperlakukan gue dengan sangat baik, tapi hanya untuk diri dia dan dunianya. Gue enggak langsung sadar akan hal itu karena sebelum ketemu Ko Gerald, gue memang enggak pernah dekat dengan siapa pun. Atau pun teman dekat yang bisa gue ajak pergi. Makanya gue enggak pernah sadar kalau sebenarnya Ko Gerald tuh enggak mau membagi waktu gue untuk orang lain selain dirinya.

Dissonance: Contra SomniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang