Weekend

169 26 0
                                    

Hari libur yang indah, burung-burung berkicau merdu dengan sinar sang surya yang nampak masih malu-malu, membuat Arcelino enggan beranjak dari ranjang nyamannya.

Buaian angin semilir dari penyejuk ruangan membuat mimpi harinya kali ini berjalan lebih lama dari biasanya. Sampai suatu hal terjadi...

" Selamat pagi dunia!! Saatnya bangun semua!! BANGUNNN!! IYYAAAKKK HUUWAAAHH!! BANGUN!! BANGUN!!"

DUG TAK!! DUK TAK!!"

" DUNG PARAPAM PAM!! TAK TUK DUNG DUNG!! PARAM!! PAM PAM!! SORIGUN!! YEAH!!"

Wussshh...

Sebuah sendal melayang indah, melintas cepat di hapadan si cantik yang kini sedang dalam mode rockstar.

" Weits! Kira-kira dong! Untung ga kena!" Gumam Senandung dengan kuda-kuda yang telah terpasang kuat.

" BERISIK HANJER!! Ngapain sih lu?! Jangan ampe ini rumah di bakar masa gara-gara kelakuan lu ya!" Oceh Lino dari lantai dua.

" Gua lagi berusaha membakar semangat, biar weekend kita semua ga cuma rebahan doang kek ayam tiren. YEAAHHH SEMUA KAKINYA DI ATAS!!" Senandung kembali berulah.

" Matiin ga tuh toa?!"

" KENAPA SIH EMANGNYA?! BIAR SEMANGAT GITU LOH!! AYO SENAM BERSAMA! SATU! DUA! SERONG KANAN! SERONG KIRI! HU HA! HU HA!"

" Beneran ngajak perang nih bocah! Liat aja! Gua bakar tuh toa sama lu, lu nya sekalian! Diem lu di situ!" Ancam Arcelino.

Dengan wajah layaknya begal, Arcelino berjalan menuruni tangga rumah. Senandung yang menyadari hal tersebut segera mematikan speaker miliknya, mengambil sebelah sendal Lino dan melarikan diri menuju kolam renang.

" WOY! NANA DUT!! JANGAN LARI LU!!" Lino pun mengejar gadis tersebut hingga membuat Senandung panik.

" HUWAAHH PAPA!!" Teriak Senandung panik saat Arcelino semakin mendekat.

" MAU KEMANA LU!! SINI GA LU! GUA PITING JUGA LU! PAGI-PAGI UDAH BIKIN ORANG DARAH TINGGI AJA!! ANAK-ANAK GUA AMPE SAWAN DENGER SUARA LU!! SINI!!"

" Dih! Lu aja yang norak! Orang suara gua bagus banget kaya suara bidadari yang turun dari langit."

" Bidadari? Lu lebih mirip mimi peri hanjer! Balikin sendal gua!"

" Oh ini? Ambil aja kalau bisa! Nye nye nye!" Ledek Senandung.

" GUA SLEDING BENERAN YA LU!" Lino kembali mengejar Senandung yang lagi-lagi dapat menghindar darinya.

" Gak kena wek!" Senandung menari kegirangan.

" Sial! Cepet juga lari lu kayak copet!" Arcelino terengah sambil memegangi lututnya. Paru-parunya belum stabil untuk memompa udara di tubuhnya.

" Aduuhh kasian... Kenapa kakek? Encoknya kumat ya? Hahaha... Tua!" Umpat Senandung.

" HIIAATT!!" Gerakan tak terduga yang Lino lakukan, membuat Senandung yang sedang lengah tak dapat menghindar, hingga keduanya bertubrukan dan jatuh kedalam kolam.

Air kolam yang membumbung tinggi menghasilnya suara dentuman yang cukup kencang, membuat Bisma berlari kencang kearah kolam guna memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

" Fuwaahh!" Kepala Arcelino menyundul dari balik air kolam. Dengan kesal sang empu meraih sebelah sendalnya yang terlihat mengapung di kolam dan berjalan menuju tepi.

" Uuhhrrmmp ahh!! Tolonnm____ aahh__ loongghrrmmpp___" Tangan Senandung melambai panik. Tubuh Senandung terlihat muncul tenggelam dari dalam kolam.

Melihat hal tersebut, Bisma segera melompat masuk kekolam, berenang cepat untuk menyelamatkan tubuh gadis malang yang semakin tenggelam di telan air kolam. Arcelino pun ikut berbalik, berenang kearah Senandung untuk meraih gadis tersebut.

[ GS ] DUA SISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang