03|| Janji

1.9K 171 5
                                    

Mobil yang di naiki Gyuvin berhenti di depan dorm. Sosok tinggi seorang pemuda tampan keluar dari mobil dengan santai dan berjalan memasuki dorm zerobaseone. Ketika dia membuka pintu, dia sudah di sambut oleh anggota grupnya yang sudah menanti kepulangan nya.

Yujin langsung melompat memeluknya dengan gembira. "Selamat datang hyung! Dan selamat atas gender Alpha mu!"

Gyuvin membalas pelukan adik laki-laki tersayangnya.

Kemudian yang memeluknya selanjutnya adalah Zhang Hao, di lanjutkan dengan Ricky, Gunwook, Matthew, Taerae, lalu Jiwoong. Kemudian Gyuvin menyadari jika yang dia tunggu tidak kunjung memeluknya.

Hanbin tadinya berdiri di belakang para member, dan mata Gyuvin membulat ketika melihat Hanbin yang tengah membawa kue cokelat kesukaannya. Pemuda manis itu berjalan mendekati Gyuvin sambil menyodorkan kuenya.

"Selamat datang di rumah, Gyuvinnie."

Gyuvin hampir-hampir menangis namun dapat dia tahan. Dia berjalan ke arah Hanbin, meraih kue cokelat itu dan meletakkan nya ke atas meja di sebelahnya dan dengan segera memeluk tubuh mungil Hanbin. Gyuvin melampiaskan segala rasa rindunya. Mengendus aroma favoritnya itu dengan mata terpejam.

Kini Hanbin ada di pelukannya. Memeluknya. Hanya untuknya.

Hanbin mengusap surai Gyuvin yang entah mengapa terasa lebih panjang dari sebelumnya. Dia juga bisa merasakan Gyuvin mengendus-endus lehernya. Naluri alami Alpha. Hanbin membiarkan saja Gyuvin melakukan sesukanya asal itu tidak melewati batas.

Karena mereka memang selalu dekat sejak boys planet, tidak ada yang curiga sama sekali. Mereka kembali ke aktifitas masing-masing. Yujin dan Matthew segera pergi ke dapur membawa kue buatan Hanbin untuk di potong dan di bagikan.

"Gyuvinnie, apa kabarmu baik? Apa kau makan dengan teratur?"

"Iya." Jawab Gyuvin.

Hanbin menepuk-nepuk kepala Gyuvin lembut, "sekarang lepaskan aku."

Gyuvin menggeleng, "aku belum puas. Omong-omong hyung, apa kau memakai tambalan aroma dan minum supressan?"

Hanbin terlihat kebingungan. "Iya? Kenapa bertanya begitu?"

"Entahlah, aku bisa merasakan aroma mu sedikit lebih kuat, seperti menembus tambalan."

Hanbin sedikit panik mendengar perkataan Gyuvin. Masa sih? Dia baru minum pil nya, dia juga baru mengganti tambalan itu dengan yang baru sebelum menyambut Gyuvin. Mengapa alpha itu bisa mencium aromanya?

"Mungkin hanya perasaan mu saja."

Gyuvin mengangguk dan kembali menghirup aroma Hanbin. "Ah.. aroma omega... Aroma hyung..."

Hanbin mendadak merinding begitu merasakan feromon alpha yang tiba-tiba terasa di ruangan itu. Feromon itu asing, sepertinya milik Gyuvin.

"Feromon mu?"

"Ya. Ini aroma mint. Apa kau suka?"

Kini gantian Hanbin yang mengendus leher Gyuvin. Anak itu menyadari jika Hanbin kesulitan untuk mengendus kelenjar aroma nya, jadi dia menggendong Hanbin agar yang lebih tua bisa leluasa menghirup aroma di lehernya.

Hanbin tersentak kaget. "Hei!"

"Tidak apa-apa, hyung kan penasaran. Nah, ayo cium aroma ku. Aku tidak akan berlebihan, jadi omega seperti mu akan baik-baik saja. Aku janji tidak akan ada efek apapun, aku menahannya dengan baik."

Meskipun begitu, Hanbin tetap waspada. Dia mengendus aroma Gyuvin. Aroma mint itu segar dan harum di indera penciumannya. Menenangkan sisi omega nya yang terdalam.

"Hmm, ini bagus untuk menenangkan aku."

Gyuvin tersenyum miring. Hanbin tidak bisa melihat nya karena keasikan mengendus aroma Gyuvin yang baru dia rasakan hari itu.

"Hyung masih ingat perkataan ku waktu itu bukan? Kalau aku alpha, aku akan menjadikan hyung omega ku."

Hanbin terdiam. Ah, janji yang Gyuvin buat untuknya empat Minggu lalu. Janji dimana Gyuvin akan menjadikan dirinya omega jika Gyuvin teridentifikasi Alpha.

"Hyung juga berkata agar aku secepatnya menjadi alpha agar hyung tidak perlu mengkonsumsi pil dan memakai tambalan lagi. Hyung, itu janjimu." Gyuvin menggigit leher Hanbin sedikit keras hingga lelaki yang lebih tua memekik dan menarik atensi dari teman-teman mereka yang lain.

Zhang Hao menghampiri keduanya dengan tatapan khawatir. "Ada apa Hanbin? Kau baik-baik saja?"

Hanbin berusaha turun dari gendongan Gyuvin dan memaksakan senyumnya. "Bukan apa-apa, aku melihat kecoak tadi. Omong-omong aroma mu harum Kim Gyuvin. Jangan coba-coba untuk menggoda omega dengan itu!" Ceramahnya, mencoba mengalihkan rasa malu nya yang luar biasa dari tatapan intens Gyuvin.

"Baik hyung. Aku akan menuruti perkataan mu."

Hanbin berdeham sebelum memeluk bahu Zhang Hao, "ayo hyung, kita makan kuenya. Dan hei Gyuvinnie, ayo cepat. Aku membuat kue itu untuk mu."

Kemudian dengan setengah menyeret Zhang Hao, Hanbin dan lelaki China itu berjalan menuju sofa dan bergabung bersama member yang lain.

Sementara itu Gyuvin menatap punggung Hanbin dengan tatapan yang mengandung banyak arti.

"Aku akan membuat hyung menjadi milikku. Milikku seorang. Hyung akan menjadi omega ku. Aku berjanji itu tidak akan lama lagi "



Omega Pheromones [GyuBin, 2Binz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang