Chapter 2

3.5K 324 176
                                    

Hallo Minna👋🫶
Sudah lama ya, maaf banget kalau sebelumnya storynya sempat aku tarik karena banyak kendala juga sih tapi kali ini aku sudah memutuskan untuk melanjutkan story ini lagi, semoga hasilnya sama seperti storyku yang sebelumnya yang mendapatkan banyak vote dan komen baik dari kalian, mungkin itu saja sedikit kata-kata dariku🤗


🫶Happy Reading 🫶

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Sakura benar-benar kesal, dia tidak habis pikir dengan teman pucatnya itu, bisa-bisanya pria itu mengatakan secara prontal di depannya dan teman-temannya terutama pada si pirang Yamanaka membuat gadis itu memerah malu.

"Sekali lagi Sai, kau tidak bisa menjaga mulutmu yang prontal itu, maka lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu, Shanarooo!!"  Geram Sakura sambil mengangkat tangannya yang mengepal.

"Sudahlah Sakura-chan, tenangkan dirimu. Jangan kau buang-buang tenaga hanya untuk laki-laki menyebalkan seperti Sai" ujar Naruto mencoba menenangkan teman merah mudanya

"Hn, Dobe benar Sakura" setuju Sasuke.

"Huh, baiklah. Kau kumaafkan lain kali awas saja" ancam Sakura pada Sai yang menanggapi dengan senyuman palsunya.

"Sudah Sakura, kembali ke tempat dudukmu dan kita lanjutkan melihat masa depan " ujar Tsunade menenangkan muridnya.

Kakashi hanya tersenyum ketika melihat interaksi manis mantan muridnya itu, sementara Yamato hanya dapat menghela nafas hal ini sudah menjadi makanan sehari-harinya ketika masih menjadi pembimbing mereka.

"Baiklah, Tsunade-sama.."

Layar dibuka lagi dengan menunjukkan pemandangan area pemakaman Konoha.

Semua orang bertanya-tanya, mengapa layar menunjukkan area pemakaman.

Makam batu yang bertuliskan Hyuga Neji diperlihatkan.

Deg

Jantung Hinata berdegup kencang, dia kembali teringat dengan mendiang sang kakak sepupu, Neji yang telah pergi meninggalkan dia dua tahun yang lalu. Tak terasa air mata Hinata merembak dan jatuh membasahi wajah cantiknya.

Naruto yang melihat sang gadis Hyuga meneteskan air mata merasakan perasaan sesak di dalam dirinya. Naruto bangkit dan berjalan ke arah tempat duduk sang gadis, ia pun menunduk dan meraih wajah gadis itu, ia usap air matanya dengan tangannya sendiri.

"Jangan menangis, semua sudah berlalu, Neji pasti sedih kalau tahu kau menangis, Hinata" ujar Naruto dengan pandangan teduh menatap sang gadis di depannya.

"Aku tahu Naruto-kun, tapi sampai detik ini, aku sangat merindukannya dan merasa bersalah jika bukan karena aku, Neji-niisan tidak akan pergi seperti itu" Ujar Hinata  menahan isak tangisnya sambil menatap sendu ke arah si pirang.

"Hinata, jangan salahkan dirimu, ini bukan salahmu tapi itu terjadi karena keinginan Neji sendiri, dia berhasil merubah takdirnya dan dia dapat melakukan apa yang dia inginkan yaitu melindungi orang-orang yang berharga baginya." Ujar Hiashi yang melihat putrinya menangis dan Hanabi di sisinya ikut merasa sedih untuk sang kakak.

"Apa yang ayahmu katakan semuanya benar Hinata, ini bukan salahmu, ini adalah keinginan Neji sendiri" ujar Naruto lagi sambil menggenggam tangan putri Hyuga.

Naruto: See The Future [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang