Aku tidak tahu pasti sudah berapa lama aku berada di tempat ini. Tapi, sudah cukup lama sampai baju yang aku kenakan terlihat kusam. Tubuhku pun telah berubah dibanding saat pertama kali aku dibawa ke tempat ini.
Terkadang aku tidak bisa bergerak dari tempatku. Terkadang aku akan dipindahkan, diletakkan begitu saja di suatu tempat dengan asal. Dan ada waktu di mana aku akan dibawa ke tempat yang asing, kemudian dikembalikan ke tempatku yang seharusnya ketika pulang. Ada kalanya, aku akan berdiam di tempatku sangat lama, sampai-sampai serangga kecil akan menyusup ke dalam sela-sela kertasku. Menggelitik hingga mengigit.
Ada saat di mana aku akan diambil dan diserahkan kepada orang asing—setelah menghabiskan waktu dengan bertapa tanpa arti di rak buku, walaupun beberapa waktu kemudian aku akan dikembalikan, lalu kembali bertapa untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Saat di mana seseorang mulai membuka setiap lembarku, aku akan sangat bahagia. Karena memang itulah yang seharusnya menjadi tugasku.
Tugasku adalah dibaca!
Tumpukan kertas yang padat ini adalah tubuhku. Mataku berada pada setiap lembaran kertas yang dibalik—termasuk bagian terdepan, belakang, dan samping bajuku. Organ tubuhku adalah tulisan yang tercetak pada setiap sisi lembaran kertas.
Sayangnya, aku tidak bisa berbicara secara langsung. Tulisan dalam tubuhku adalah satu-satunya caraku untuk berkomunikasi, sehingga tidak ada yang bisa kalian mengerti dariku selain dari apa yang telah tercetak.
Setiap pembacaku tidak pernah lupa memberikan kenangan-kenangan, baik besar maupun kecil akan aku terima dengan senang hati. Yang paling besar yang pernah aku terima adalah sobekan pada baju belakangku.
Gadis—atau Tuanku—sampai mengomel sambil menempel selotip transparan agar sobekan pada bajuku tidak semakin parah. Namun, aku sama sekali tidak masalah, karena sobekan ini berarti seseorang pernah membacaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.O.V (Point of View)
Teen FictionBagaimana jika sebuah benda mati yang biasanya hanya bertengger di rak kayu memiliki pikirannya sendiri? Bagaimana jika Dia yang hanyalah tumpukan kertas memiliki sudut pandang tersendiri terhadap pembacanya? Bagaimana jika suatu saat Dia tidak dibu...