1. Aku bukan lagi Putrimu

15 2 0
                                    

Tuk!

Cangkir teh bergaya mewah dan elegan diletakkan dengan kasar. Pelayan yang menunduk melirik takut dengan suasana menegangkan ini.

Seorang Kaisar dan seorang Putri cantik bersurai pirang platinum, bagaikan manusia yang keluar dari lukisan saling menatap. Kaisar dengan wajah tenang namun perasaan membara dalam hati dan Putri dengan wajah lembut dengan perasaan muak.

"Callistina-"

"Demera, Yang Mulia. Saya rasa kita tidak sedekat itu untuk memanggil nama kecil saya."

"CALLISTINA!"

Para pelayan menelan ludah mendengar teriakan itu. Sedangkan Putri cantik yang bernamakan Demera Callistina Linn Cora Tartius itu tersenyum tenang. Demera memanggil salah seorang pelayan. Pelayan itu mendekat dengan takut. "Bawakan aku teh baru. Sepertinya aku akan lama di sini," perintahnya.

Tullius-Kaisar Tartius menggeram marah. "Yang Mulia, tindakan kasar seperti menggeram seperti ayam tidaklah baik untuk diperlihatkan."

Antonio Tullius Ar Caligla Tartius menyebarkan hawa membunuhnya. Pelayan yang memegang teko bergetar, takut, dan ingin kabur. Tangan yang bergetar membuat pegangan melemah, membuat teko mahal jatuh dan pecah.

"Astaga," Callistina-atau Lucia yang menempati tubuh Callistina bergumam. "Kembalilah," usir Lucia.

"Apakah ini sikapmu terhadap ayahmu?" Tullius bertanya, mendesak jawaban yang diinginkannya.

Lucia terkekeh, melamun sebentar. Sebulan yang lalu ia membuka mata dan menyadari telah masuk ke dunia permainan. Lucia tidak panik, mengira ini awalnya mimpi, namun bahkan hingga sekarang ia tidak bangun-bangun.

Permainan aplikasi handphone berjudul 'Raise the Hero!' merupakan permainan yang mengharuskan pemain mengasuh karakter yang nantinya akan menjadi pahlawan. Aarav-Sang pahlawan yang diasuh Lucia sangat imut, membuat Lucia selalu luluh pada Aarav. Sebagai bantuan, permainan telah menyediakan wilayah yang pemain butuhkan untuk membuat apapun dan diantaranya, Lucia memilih membuat sebuah kerajaan setelah berhasil mendapatkan bawahan dari gacha berhadiah permainan ini.

Lucia menyadari dunia ini adalah permainan saat mendengar nama Kekaisaran Tartius. Awalnya Lucia mendengar dari sahabatnya jika Tartius akan menjadi tempat persinggahan Aarav untuk melawan Raja Iblis! Namun, karena Lucia belum menyelesaikan pada stage itu, Lucia belum tahu apa yang akan dilewatinya di Tartius atau pengetahuan umum Tartius, jadi rencana awal untuk langsung pergi dibatalkan. Lucia membutuhkan pengetahuan dan uang untuk hidup. Amit-amit banget tidur di jalanan di musim salju. Lucia tidak mau!

"Kita adalah keluarga hanya dalam sebuah tulisan. Yang Mulia tidak melakukan tindakan seorang ayah ataupun suami untuk keluarga hebat ini. Bagaimana bisa kita menjadi dekat?"

"Ayah, Callistina."

Suara panggilan itu membuat Lucia berbalik. Saudaranya beda ibunya-Askary Bharion Ar Graziano Tartius yang memanggil.

Rambutnya yang mirip dengan kedua orang di taman membuat orang yang melihat yakin jika mereka satu keluarga. Matanya yang membawa suasana lembut memberinya kesan ksatria berkuda putih untuk sang Putri.

"Kebetulan." Lucia berdiri, menggenggam kedua ujung rok kuningnya. "Salam kepada Putra Mahkota, harapan Kekaisaran."

Askary mengerutkan kening. Sudah sebulan Callistina membuat ulah, membuat semuanya kesal.

Lucia menegakkan badannya, melihat diantara keduanya. "Sepertinya Yang Mulia dan Putra Mahkota memiliki sesuatu yang dibicarakan. Saya undur diri dulu." Lucia memandang Cardian-pengawalnya. "Ayo pergi, Sir Cardian." Cardian belum menjawab namun telah ditinggalkan berjalan oleh Nonanya.

Our Story Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang