prologg

487 24 6
                                    


Sibuk itu perlu,karna bisa melupakan sebuah luka yang sudah tergores pada masa lalu.

~~~

Suasana pagi itu sangat dingin memenuhi bumi di hari penuh lara itu.

Seorang gadis, sedang diam di depan pintu uks dengan salah satu temannya. Suasana lapangan smp primary school sudah sepi karna upacara telah selesai.

"Anaya!" Sapa seorang laki laki berpostur tinggi menuju ke perpustakaan.

Ada rasa timbul yang mungkin sulit untuk di jelaskan, muncul begitu melihat wajah tampan yang menyapanya.

"Kok ga asing ya? "

Tak lama kemudian pria itu keluar dari perpustakaan menuju ke arahnya dengan membawa 3 buku paket, ia tersenyum dengan sangat manis.

"Nay, Lo inget gue? " Tanya laki laki itu.
Anaya menggeleng pelan, laki laki itu hanya menghela nafas, terlihat dari wajahnya ada sedikit rasa kecewa karna gadis yang ada di depannya tidak mengingatnya.

Laki -laki itu menjulurkan sebelah tangannya tanpa ragu, lalu tersenyum " kenalin gue Bili regananta, kita pernah ketemu sebelumnya dan sempet main juga, mungkin lo ga inget karna emang udah lama sih hehehe" jelas Bili terkekeh pelan.

Anaya menerima uluran tangan itu dengan membalas senyuman pria tampan yang di depannya" gue Anaya mentari, panggil aja naya "

Mereka berdua sama sama bungkam dalam durasi 5 detik, kemudian, Anaya melepaskan genggaman tangan tersebut, lalu melangkah untuk menuju ke kelasnya. Meninggalkan Bili seorang diri yang mematung di tempat .

" Tuhan, jika bisa. Tolong Bantu untuk dekat ya? "

SEMESTA (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang