💜💜💜
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, saat Gama bangun dari tidurnya.
"Tumben mama nggak bangunin aku,"gumamnya.Gama segera beranjak menuju kamar mandi, dengan hanya memakai celana dalam. Sudah kebiasaannya jika tidur hanya mengenakan celana dalam saja. Kontolnya terlihat menggembung. Ia usap perlahan dari celana dalamnya, sebelum ia mencuci muka dan menggosok gigi.
Setelahnya ia pakai bathrobe warna biru tua kesukaannya. Gama keluar dari kamar, dan menuju dapur. Bau harum masakan tercium saat ia melangkah ke sana.
Gama melihat Sella, sedang sibuk memasak. Lelaki muda itu lalu mendekat, dan memeluk perut ramping mamanya dengan dua tangan. Hidungnya mengendus leher belakang Sella dan memberinya kecupan-kecupan lembut.
"Geli sayang. Sudah bangun? Mau mandi dulu apa sarapan dulu?,"
"Mau sarapan mama dulu,"
Sella tersenyum sambil mencubit tangan Gama yang melingkari perutnya. Ia lalu mematikan kompor, berbalik, dan merangkul leher Gama. Mereka kemudian saling berciuman mesra.
"Bibir mama selalu manis,"
Sella hanya tersenyum mendengar pujian anak tirinya itu. Sella memang menikah dengan papa Gama, Guntoro, sepuluh tahun yang lalu. Tapi, papa Gama yang seorang bos di perusahaannya sendiri, meninggal sekitar lima tahun kemudian. Saat itu, Gama masih kuliah semester akhir. Sella yang tadinya sekretaris Guntoro, segera mengambil alih kendali perusahaan untuk sementara waktu.
Setelah Gama siap bekerja, Sella pun perlahan mundur dari perusahaan. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Sella lebih senang mengerjakan semua sendiri. Hubungannya dengan Gama, sedari awal berjalan cukup baik.
Sikap Sella yang ramah dan penyayang, diterima dengan tangan terbuka oleh Gama. Ia tidak pernah berpikiran buruk tentang mama tirinya itu, meski usianya hanya beberapa tahun lebih tua darinya.
Setelah Guntoro meninggal, Gama makin dekat dengan Sella. Apa-apa keluhannya selalu ia sampaikan pada mamanya itu. Sella bisa berperan sebagai ibu, kakak, dan..kekasih untuk Gama.
Bermula ketika Gama demam sepulang kuliah. Sella dengan telaten merawat anak tirinya itu sampai sembuh. Saat menjaga Gama, Sella ketiduran di kursi samping ranjang Gama. Melihat itu, Gama pun membangunkan Sella dan memintanya berbaring saja di ranjangnya. Semula Sella menolak. Tapi Gama tetap memintanya, dengan alasan supaya sama-sama nyaman.
Gama tak ingin mamanya itu juga jatuh sakit karena merawatnya. Akhirnya, Sella pun menurut. Ia memang merasa cukup lelah. Lalu, ia berbaring di samping Gama.
Pagi harinya, Gama yang bangun lebih dulu, menatap wajah cantik Sella yang masih pulas. Ia kecup dahinya, lalu kedua matanya, dan..bibirnya. Sella terbangun setelah Gama mengecup beberapa kali.
Mereka saling berpandangan. Sella memejamkan matanya saat Gama kembali menciumnya. Tapi kali ini ia buka bibirnya, seperti mengundang Gama untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman. Gama melumat bibir Sella. Keduanya terhanyut dalam kemesraan.
Sejak saat itu, Gama tak pernah absen mencumbu Sella. Hubungan intim pertama mereka terjadi saat Gama sedang libur. Sella masuk kamar Gama yang masih tidur, berniat untuk membangunkannya. Tapi, saat melihat gundukan besar di selangkangan Gama, hati Sella berontak. Ia ingin menyentuh benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sella
Short StoryBacaan untuk dewasa ya.. Yang merasa belum cukup umur, menjauh dulu, oke.. Cerita tentang Sella dan kehidupannya. Kita simak yuk..