Di ruang makan itu tedapat sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua anak lembarnya yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang sedang sarapan pagi seraya bercanda gurau persis seperti keluarga bahagia. Walaupun anak dari pasangan itu kembar mereka tidak mirip karena mereka adalah kembar tidak identik.
Yang tidak disadari oleh keluarga itu, dari kejauhan seorang cowok yang terlihat seperti berusia delapan belas tahun dengan tampang rupawan tapi dihiasi oleh lebam yang membiru dan tubuhnya yang tinggi semampai itu, sedang memperhatikan keluarga bahagia itu dengan tatapan tajam.
"Regal"
Cowok itu melotot kaget ketika sang kepala keluarga itu, Gideon memanggil namanya, berarti Gideon tau akan keberadaannya.
"Jika kau lapar kau bisa ikut sarapan dengan kami." lanjut Gideon.
"Iya kak Regal sini kita makan berasama." Sahut anak salah satu anak kembar dari Gideon, Aluna.
Regal bimbang, haruskah ia makan bersama keluarga itu atau tidak.
"Kenapa kalian mengajak anak pungut itu untuk makan bersama kita. Kau hanya anak yang suamiku pungut dari jalan jadi tidak pantas makan bersama keluarga Argatama." Ketus sang ibu, Elena.
"Bagaimanpun kak Regal merupakan bagian dari keluarga Argatama jadi tak masalah dia makan bersama kita, Mah." Jawab Aluna yang tak terima dengan jawaban ibunya.
Regal yang jengah dengan perdebatan yang menurutnya tidak penting itu akhirnya membuka suara. "Tidak perlu tuan, saya bisa makan dibelakang bersama para maid dan bodyguard,"
" Aku hanya ingin meminta waktu tuan untuk membicarakan tentang kuliahku setelah sarapan." Lanjut Regal.
"Tunggu aku diruang kerjaku, kita bicara disana." Jawab Gideon dengan nada dingin.
Regal hanya menganggukkan kepalnya tanda ia mengerti, kemudian pergi dari ruang makan.
"Jangan selalu turuti kemauan anak pungut itu, walaupun kau sering memukulnya dia bisa saja ngelunjak. menurutku anak pungut itu tidak perlu kuliah karena itu akan sia-sia karena dia tidak akan menjadi penerus perusahaanmu. Sampai SMA saja sudah cukup, pekerjakan saja dia jadi office boy di kantor mu."
Pendapat Elena barusan membuat Aluna terkejut. "Mama kenapa mengatakan itu. Kak Regal juga pantas mendapatkan pendidikan yang baik. Dia kan tidak minta untuk dipungut dijalan."
"Yang dibilang mama itu ada benarnya, kak Regal tidak punya alasan yang kuat untuk melanjutkan kuliah. Tidak seperti aku yang harus berpendidikan tinggi karena akan menjadi pewaris perusahaan Papa." Sahut kembaran Aluna yang dari tadi hanya diam, Alfa namanya.
"Kalian semua lebih baik diam papa tau apa yang harus papa lakukan untuk Regal." Potong Gideon.
"Alfa, Aluna cepat habiskan makanan kalian. kalian tidak ingin terlambat bukan." Gideon mengingatkan kedua anaknya yang masih bersekolah SMA kelas dua.
***
Regal dengan ragu mengetuk pintu yang ada didepannya sebelum masuk kedalam rungan Gideon. Saat memasuki ruangan netra milik Gideon dan Regal bertemu sebentar, setelah itu pandangan Gideon kembali menatap berkas berkas penting yang berada ditangannya.
"Aku tidak punya banyak waktu jadi cepat katakan tidak perlu bertele-tele dan basa-basi." ucap Gideon membuka obrolan.
Regal menengguk ludahnya sendiri karena nada dingin yang selalu dikeluarkan Gideon saat berbicara selalu berhasil membuat Regal ketakutan.
"Tu-tuan, aku berhasil diterima di universitas negeriku dengan prodi kedokteran yang aku mau ." balas Regal.
"Hahaha" Gideon tertawa mendengar balasan Regal. "Regal bukankan selama ini kamu tidak pernah mendapatkan apa yang kamu mau, jadi begitupun dengan ini kamu juga tidak bisa mendapatkannya." Lanjut GIdeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA UNTUK REGAL
RomanceKata orang surga adalah tempat terbaik yang pernah tuhan ciptakan. Regal ingin pergi ketempat itu, karena tempat yeng ia tinggali sekarang adalah tempat yang buruk. Tidak ada kebahagian yang dirasakan oleh Regal selama berada ditempat ini. Tapi Rega...