Nasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...
Sekarang aku sudah diruangan sekretaris lurah. Aku memperhatikan isi ruangan ini, terlihat meja dan beberapa kursi, lalu ada lemari di sudut ruangan yang sepertinya berisi dokumen penting, dan beberapa pajangan yang ada di dinding. Lamunanku terhenti setelah terdengar suara yang menyuruh ku untuk duduk.
"Duduk" Intruksi pria dingin di depan ku ini
"Eh, iya makasih pak" Aku duduk di kursi yang ada di seberang nya, sehingga kini kami saling berhadapan.
"Bisa saya lihat surat pengantar dari kampus?" Tanya nya sambil menatap ku dingin
"Bisa, ini pak" Aku menyerahkan surat yang diminta nya
Aku melihat dia membaca surat yang aku berikan dengan serius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ilustrasi Pak Nasril baca surat Penelitian
Diperhatikan dengan jarak sedekat ini semakin terlihat tampan lelaki yang ada di hadapan ku ini, wajahnya terlihat tegas, kulit putih bersih, hidung mancung, alis tebal, bibir tipis, aihh kenapa aku mikir aneh gini. Aku seperti mengingat seseorang, dia mirip dengan kakak kelas ku waktu SD. Apa mungkin dia orang yang sama dengan kakak kelas ku itu? Jika benar aku tak menyangka dia sekarang menjadi sekretaris lurah.
"Ehemm" Dehemnya mengagetkan ku
"Bisa kamu jelaskan apa saja yang kamu butuhkan dalam penelitian ini?" Tanya nya masih dengan menatap surat yang ku berikan tadi
" Bapak bisa lihat di surat yang saya berikan, di situ sudah jelas data apa saja yang saya butuhkan" Jawabku
"Saya tahu, tapi saya maunya kamu yang menjelaskan, saya mau tahu sejauh apa kamu paham dengan judul kamu ini" Dia tersenyum miring ke arah ku
'Ishh sumpah ni orang nyebelin banget, tinggal baca doang apa susah nya sih, jelas di situ udah gue tulis lengkap' ucapku kesal dalam hati.
"Kamu tidak ingat sama saya?" Tiba-tiba saja wajah dingin itu sudah berada tepat di depan ku.
Aku terkesiap kaget dengan tindakan nya itu.
"Ehh, g..gimana pak?" Aku masih shock, membuat ku menjadi hilang fokus.
"Iyaa kamu tidak ingat sama saya? Kalau kamu lupa kita pernah satu sekolah, saya Nasril kakak kelas kamu waktu SD". Dia berkata sambil menatap ku serius
Ternyata benar, dia adalah senior ku waktu sekolah dasar, pantas aku seperti mengenal nya. Ah ternyata dia masih mengingat ku.
" Iyaa pak, maaf saya lupa-lupa ingat karna sudah lama sekali" Aku jujur kepadanya
"Sudahlah, kembali ke topik tadi. Silahkan jelaskan mengenai judul kamu ini, kalau kamu bisa mengambil hati saya, akan saya permudah penelitian kamu ini" Tawarnya padaku.
'Sial, ni orang modus banget sih. Ogah banget gue sebenarnya kalau nggak karna ni skripsi malas banget dah' kesal ku dalam hati.
"Kan sudah saya bilang bapak bisa baca sendiri, disitu udah ada semua saya jelaskan secara rinci" Ulang ku lagi padanya.
"Saya maunya kamu yang jelasin langsung ke saya" Pria ini masih bersikeras menyuruh ku menjelaskan.
"Tapi pak.. " Belum selesai aku berbicara tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
Tok.. Tok.. Tok.
"Masuk" Jawab nya dari dalam ruangan
"Permisi pak, maaf mengganggu. Saya mau minta tanda tangan bapak untuk laporan ini" Sambil menyerahkan laporan itu kepada pak Nasril
Dengan cepat Nasril menandatangani laporan itu. Kemudian menyerahkan kembali laporan yang sudah di tandatangani nya tadi.
"Emm, ada tamu dari kantor camat pak, katanya ada rapat dengan dengan bapak lurah tapi karena bapak nya sedang pergi jadi di wakilkan ke bapak" Orang itu terlihat kikuk menatap kearah kami berdua.
"Ohh, oke sebentar lagi saya ke ruang rapat" Ucap pak Nasril yang ada di depan ku ini.
"Jadi penelitian saya ini bagaimana pak?" Tanya ku tentang kelanjutan penelitian ini
"Mungkin lain kali kita bahas lagi, saya ada rapat penting" Dia tampak mencari-cari sesuatu.
"Ee.. e.. Boleh tidak pak saya minta foto berdua dengan bapak sebagai bukti untuk saya lampirkan bahwa saya benar-benar melakukan penelitian di kantor lurah ini?" Pintaku sambil menatap nya, setidaknya ada yang dapat aku bawa pulang agar kedatangan ku ini tidak sia-sia.
"Boleh. Kamu tolong fotokan kami berdua" Perintah nya pada orang yang mengetuk pintu tadi sembari menyerahkan ponsel nya.
Cekrek.. Cekrek
Aku tersenyum melihat ke arah kamera ponsel begitu pun pak Nasril, beberapa foto berhasil di bidik. Setelah mengembalikan ponsel kepada pak Nasril, orang tadi pun pergi. Akhirnya kembali tinggal kami berdua di dalam ruang ini.
Tiba-tiba dia menyerahkan ponsel nya ke hadapan ku. Aku menatapnya bingung.
"Ketik nomor kamu di ponsel saya, nanti saya hubungi kapan bisa ketemu saya lagi" Seolah menjawab keheranku
Aku ambil ponsel itu dan ku ketik beberapa deret angka yang aku hapal di luar kepala, Tiba-tiba aku iseng bertanya.
" Ini mau di save nama siapa pak?" Aku menatap ke arah wajah nya
"Terserah kamu" Jawabnya singkat
"Oh okey kalau gitu saya buat nama kontak nya 'sayang'" Candaku padanya
"Yasudah sayang" Ujarnya tanpa menatap ku sambil mencari berkas-berkas yang akan di bawa nya rapat.
Ehh aku masih kaget dengan respon nya, Tiba-tiba ponsel di tangan ku di tarik. Kulihat dia mengotak atik ponsel nya
"Sudah saya save 'sayang🌹'" Dia tersenyum smirk sambil menunjukkan layar HP nya kepadaku. Terlihat kontak ku di save dengan kata 'sayang' aku membulatkan mata ku melihat nya.
"Tapi pak... " Aku ingin berkomentar
"Sudah, lain kali kita bahas lagi. Nanti saya hubungi kamu, saya buru-buru ada rapat". Kemudian lelaki itu berlalu ke luar ruangan dengan berkas di tangan nya.
Aku masih terdiam di tempat ku, ku pegang jantung ku yang berdetak kencang. 'Ya Tuhan, tuh orang bener-bener ya buat gue salting, awas aja lain kali' ucapku dalam hati.
Setelah membereskan barang-barang ku, aku pun meninggalkan ruangan itu. Dan lanjut pulang kerumah