setelah beberapa hari berada di rumah sakit, Yui dan kakaknya Jeffry di bawa oleh keluarga Haikal ke rumahnya di kompek PI. Rumah yang besar lebih besar dari rumahnya dulu, Yui yang duduk d kursi roda di dorong oleh Jeffry menuju ruang tamu besar keluarga itu melihat sekeliling dan terperangah karna megah dan elegantnya rumah itu.
"sayang, ini sekarang jadi rumah kamu ya, tinggal disini sama Bunda, Ayah, bang Jhon, bang Ikal, sama kakJeff juga yaa, kita rame-rame disini." Ucap Bunda Anna lembut sambil mengusap kepala Yui sayang.
Yui hanya diam memperhatikan senyum tulus Bunda Anna, Yui senang tapi juga sedih, Dia rindu Ayah dan Bundanya. Yui menolehkan kepalanya kebelakang, melihat Jeffry, Jeffry yang diperhatikan pun menganggukan kepalanya dan tersenyum.
sebulan telah di lalui gadis kecil itu, walau berat tapi dia harus bertahan demi orang-orang di sekelilingnya, demi orang yang selalu menyambutnya di pagi hari, demi orang yang selalu memberinya senyum tulus, demi orang yang selalu memberinya kecupan di keningnya sebelum tidur, ya, Yui harus bertahan dan melanjutkan hidup.
setelah sebulan Yui absen dari sekolahnya, Yui akhirnya kembali bersekolah, Yui di perbolehkan sekolah tapi dengan syarat tidak boleh berlarian karna cedera di kakinya belom pulih total.
Yui berangkat sekolah di antar supir keluarga bersama seorang lagi yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Yui sedari pagi sarapan bersama. Yui menolahkan kepalanya dan mengedipkan matanya lucu, "awas lo ya kalo do sekolah lari-larian" ucap laki-laki tengil berkulit gelap tapi manis itu.
Yui tersenyum manis, "iya abang" jawabnya singkat.
"cantik banget adek gua kalo senyum." Jawab Haikal bangga dan mecubit pipi berisi itu gemas.
"uangnya udah di bawa kan? bekal buatan bunda juga udah kan?" tanya Haikal memastikan.
"Udah abang" walau hanya jawaban singkat, tapi Haikal sangat senang mendengarnya.
Sesampainya di sekolah Yui hendak turun diikuti Haikal, "Pak, tungu Ikal bentar ya, mau anter ni bocah ke dalem dulu."
"siap den." jawab pak supir.
"Yui bisa sendiri abang, ga usah di anter." Ucap gadis itu keheranan.
"gapapa, Gua anter bentar sambil mau nitipin elu, Yuk ah.." ajak Haikal sambil merangkul pundak Yui.
Beberapa pasang mata melihat ke dua orang berbeda seragam yang sedang berjalan itu, ada yang melihat dengan iba ada juga yang melihat dengan tatapan sinis. Haikal yang menyadari ada beberapa yang tidak menyukai Yui, lalu membuat tatapan sinis dan sombingnya kepada anak-anak SD itu.
"Kalo ada yang gangguin elu, lapor ya sama Abang, jangan sampe ga lapor." peringat Haikal kepada Yui, sedangkan Yui hanya diam menurut saja.
Sesampainya di ruang kelas yang sudah diberitahukan oleh guru, Haikal mencari orang yang sudah di carinya lewat Jeffry, seseorang yang di sebut teman akrab Yui, Debi.
Nah itu anak yang di makdsud Jeffry kemarin, di lihat anak itu terkejut melihat kedatangan Yui, dan Yui pun terlihat senang.
"akhirnya kamu masuk sekolah juga, aku telfonin kamu terus tauuu." Ucap anak itu hiperbola, tapi Haikal tau bahwa anak itu jujur.
"handphone aku hilang, terus ini di beliin yang baru, nanti nomer kamu masukin yaa.."
anak itu dengan mata kucingnya tersenyum dan mengangguk dengan senang. "ayo, aku udah siapin tempat duduk buat kam-Eh? ini siapa?" tanya anak itu, yang baru sadar keberadaan Haikal.
"Lah baru sadar gua dari tadi disini, Kenalin Gua Haikal Ganendra abangnya Yui." dengan sombongnya Haikal memperkenalkan diri, dan jangan lupakan bahwa lawan bicara Haikal saat ini adalah gadis kecil kelas empat sekolah dasar, Haikal ini benar-benar tidak tau tempat untuk menyombongkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dein Lächeln
Fiksi Penggemarhidup Jeo abu, tapi setelah datangnya Yui, Hidup Jeo menjadi pelangi dan roller coaster.