1. Dari Mata Turun Ke Hati

349 53 15
                                    

Dita memandang orang yang berlalu lalang di depannya dengan seksama. Senyuman tak lepas sedetikpun dari bibirnya. Senyum harus terus terkembang, tentu saja senyum manis dari bibir mungilnya, dan tidak lupa ditambah dengan binar mata yang bersinar, menarik orang orang untuk mendekat, sekedar hanya untuk melihat ataupun bertanya.

"Unnie...apa kau tidak capek terus tersenyum." Soodam menyenggol pelan tangan Dita.

"Ssstttt....dasar bocah...tentu tidak...senyum termanis adalah yabg terbaik utuk menarik pembeli...kau juga harus ikut tersenyum." Dita menarik bibir Soodam ke kiri dan ke kanan. "Tunjukkan senyum manis dan kerlingan mata cantikmu itu supaya dagangan kita laris."

"Gak mau...disini aku cuma bantuin unnie....dan juga kita jualan pita sulam, bukan jaul diri." Soodam menggerutu kesal.

"Bocah...." Dita menyentil telinga Soodam "Iya..aku tahu...tapi kita harus bersikap ramah terhadap pembeli. Tidak mungkin ada pembeli yang tertarik pada apa yang kita jual kalo kita cemberut dan galak. Belum apa apa mereka sudah tidak tertarik dan takut duluan." Omel Dita dengan tetap memperhatikan orang orang yang berlalu lalang dan tersenyum manis.

"Iya aku tahu...." jawab Soodam mengalah "Sudahlah....aku mau duduk saja, capek berdiri dari tadi." Soodam melangkah mundur dan mencari tempat bernaung untuk duduk.

Soodam menatap punggung unnienya dengan penuh kekaguman. Tidak habis pikir dengan kelakuan unnie nya, mereka bukanlah keluarga yang kekurangan, termasuknya bangsawan, walaupun hanya kelas menengah. Ayah mereka adalah Kepala Sekolah dimana para putera raja menimba ilmu. Tapi, unnie nya ini memang unik, dia suka sekali bereksplorasi, termasuk ide berjualan yang sedang mereka lakukan.

Dengan niat membantu orang miskin dengan usaha sendiri, Dita membuat pita sulam dan menjualnya, kemudian hasilnya dia sumbangkan. Seperti itu dan ini sudah yang kedua kalinya Dita lakukan tanpa sepengetahuan kedua orang tua nya.

Dita mengabaikan Soodam dan terus menjajakan dagangannya kepada orang yang lewat "Tuan...Nyonya...Silakan mampir...lihat lihat dulu saja....." dengan tak lupa tersenyum.

Sudah satu jam terlewat, belum satupun dagangan yang terjual. Dita mulai merasa lelah. Disaat senyumnya mulai luruh, Dita merasa ada yang memperhatikan. Merasa ada yang tertarik dengan dagangannya, yanpa membuang waktu, Dita segera tersenyum sumringah dengan cekatan menawarkan dagangannya. "Silahkan Tuan...."

Namun senyum itu langsung hilang, ketika orang tersebut hanya melintas begitu saja. Tidak berapa lama orang yang sama melintas lagi, dan tentu saja Dita menampilkan kembali senyum andalannya walaupun terpaksa. Namun, ternyata hal yang sama terjadi lagi.

"Maksudnya apa ini? Hmmmm....apa dia preman yang mau menarik iuran? Tapi....pakaiannya bagus berbahan sutera seperti seorang bangsawan."  Dita mengernyitkan dahinya curiga.

"Eh....dia lewat lagi. Lewat begitu aja....tidak sekalipun bertanya...padahal barangnya ditawar juga boleh. Apa dia bangsawan miskin?"  Batin Dita yang mulai kesal.

Orang yang sama melintas berkali kali, bolak balik seperti setrikaan, dengan sesekali melirik ke arah Dita.

Dita tidak mengerti, tapi karena dia berprinsip Pembeli adalah raja, setiap kali orang itu melintas, Dita selalu memberikan senyum termanisnya.

"Dia jual pita sulam tapi kenapa selalu tersenyum seperti orang yang mau jual diri. Apa dia sadar kalau senyumnya itu membahayakan hati dan menarik perhatian laki laki" Batin Seokjin dengan menaikkan satu alisnya.

Kesal karena tidak ada tanggapan dari orang yang bolak balik lewat di depannya, Dita mulai berseloroh dan melambaikan tangannya "Tuan....sini....saya jual pita sulam. Sulamannya indah, bagus untuk hadiah buat kekasih, adik atau kakak perempuan." Dita memegang salah satu pita sulam kemudian melambai lambaikannya.

Seokjin diam karena kaget dan memandang lurus ke arah Dita "sial....dia tahu kalau aku memperhatikannya."

"Hyung.....Kalau berhenti bilang bilang dunk...." Jungkook merengut kesal karena badannya menabrak tubuh Seokjin yang berhenti tiba tiba.

"Tuan...ini bagus...lihatlah dulu..." Seloroh Dita sekali lagi

Seokjin mengerjap ngerjapkan matanya karena ragu apakah perlu mendekat atau tidak.

"Hyung...kau tertarik membeli nya? Jungkook memperhatikan Dita yang melambai lambaikan hiasan pita sulam. "Kita sudah berputar putar di pasar ini....apa kau sudah menemukan barang apa yang akan kau beli." Jungkook menepuk bahu Seokjin pelan

"Baiklah...kita akan membeli nya." Jawab Seokjin yang mulai mendekat ke arah Dita.

Dita tersenyum sumringah melihat Seokjin yang berjalan mendekat.

Seokjin yang awalnya berniat jalan jalan tanpa tujuan jelas untuk membuang rasa suntuk dan rasa bosan, akhirnya terdampar di pasar dan menemukan gadis manis yang kalau dilihat dari penampilannya berasal dari keluarga yang berada, tapi berjualan di pasar. Hal itu menarik perhatiannya saat pertama kali melewati Dita.

"Lihatlah...ada banyak pilihan warna, mejikuhibiniu, merah jingga kuning hijau biru nila dan ungu, semuanya cantik, cocok untuk hadiah buat seseorang yang terkasih dan tersayang." Dita menjelaskan dagangannya dengan semangat.

Seokjin memperhatikan satu per satu hiasan bunga sulam yang ada di meja. Sulamannya rapi dan halus, pilihan warnanya juga serasi, cantik kaya......... Pedagangnya juga manis...ehhhhh.......

"Anda mau yang mana?" Dita menatap Seokjin penuh harap

Ditatap dengan penuh harap oleh Dita membuat Seokjin tersipu. Tak dia sadari, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hyung...beli semua aja...." Jungkokk menimpali.

"Hah...kenapa harus semua...." Seokjin melotot ke Jungkook

"Teman wanitamu kan banyak..." jawab Jungkook santai

"Heh....kalau bicara jangan asal..." Seokjin menyentil dahi Jungkook dengan mata yang melirik Dita

Dita menatap Seokjin heran.

"Nona...aku bukan laki laki seperti itu. Wanita wanita itu hanya teman. T E M A N...." Seokjin mengejanya satu per satu

"Ahhhh....tidak masalah tuan. Kalaupun tuan memang orang seperti itu juga tidak apa apa. Dagangannya saya malah  jadi laris."

"Tapi nona....anda salah paham." Ucap Seokjin gelisah

"Jadi apa tuan jadi membeli semua dagangan saya?" Tanya Dita tak peduli dengan jawaban Seokjin dan menatap nya penuh harap

"Ehhh......" Seokjin melongo, terpana dengan tatapan mata Dita.

"Hyung....." Jungkook menyenggol bahu Seokjin.

"Baiklah...." ucap Seokjin lantang "aku beli semua."

"Benarkah?" Jerit Dita gembira.

"Benar....berapa harga untuk semua pita sulam mu?" Seokjin menatap Dita serius sekaligus mengamati dengan teliti wajah manis Dita.

"Semuanya 5 tail emas."

"Hmmm...murah sekali....benarkah harganya hanya 5 tail emas" tanya Seokjin sombong dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Dita untuk mengamati wajah Dita lebih dekat.

"Eh...." Dita kaget dengan wajah Seokjun yang terlalu dekat. "Benar, harga untuk semua pita sulamnya hanya 5 tail emas." Dita mundur selangkah dan menjauhkan dirinya dari Seokjin.

"Pantas playboy....ternyata dia ganteng sekali...." batin Dita

Seokjin merogoh kantong.bajunya dan mengeluarkan 5 tail emas.

"Ini...." Seokjin meletakkan uangnya di atas meja.

"Terimakasih banyak tuan...." Dita tersenyum sumrigah dan menata pita sulamnya dengan rapih kemudian membungkusnya.

"Silahkan tuan..terimakasih banyak....." Dita mengulurkan bungkusan pita sulam."

"Terimakasih" Seokjin menatap Dita dengan seksama.

Di lain pihak, Soodam dan Jungkook saling mencuri pandang dan tersenyum simpul.

*****
Akhirnya bisa nulis lagi cerita JinDit💞 Aku sangat terharu 🥲, walaupun tidak tahu bakal kaya apa ceritanya 😅

Semoga kalian suka.....
See u next chap my lovely readers....

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang