4. Cinta yang memabukkan

150 34 4
                                    

Selamat Ulang Tahun Mbak Dit 🎊

Wishes You All The Best😇

💞

*****

"Akhirnya aku menemukanmu..." seru Seokjin dengan senyum lebar.

Dita menoleh ke arah suara. Detik selanjutnya terkejut sekaligus terpana dengan senyuman orang yang barusan berseru keras.

"akhirnya menemukanku....?" Dita mengernyit heran.

"Apa kau sudah selesai menjual pita sulam-mu" Seokjin beranjak dari tempat duduknya dan duduk di samping Dita.

Seokjin duduk menghadap Dita. Memandang Dita seakan sudah berabad lamanya tidak bertemu. Seokhin tak ingin menyianyiakan sedetikpun. Dia ingin memandangi wajah gadis pujaannya sampai puas.

"Iii...ya...." Dita tergagap karena dipandang dengan intens oleh Seokjin.

"Boleh aku bergabung....?" Seokjin memandang Dita penuh harap.

"Bergabung...?" Dita memandang Seokjin tak mengerti. Dia mengernyitkan dahinya "bukankah dia sudah duduk dengan sendirinya di dekat ku, kenapa meminta ijin?"

"Tentu saja..." Dita tersenyum simpul.

"Terimakasih...." Seokjin tersenyum sumringah dan tidak menyadari sikapnya yang terlalu percaya diri.

Dita terdiam dengan pipi yang memerah karena malu karena Seokjin terus memandang Dita dengan tidak tahu malunya. Adapun Soodam hanya bisa memperhatikan tingkah dua orang di depannya dengan rasa jengah, kehadirannya terlupakan dan menjelma menjadi nyamuk.

"Ehmmm...." Soodam bersuara seakan tenggorokannya kering, dan segera meminum habis air di gelasnya.

Seokjin tersentak dan mengalihkan padangannya karena tertangkap basah bersikap tidak sopan, memandang anak gadis orang. "Sudah mau pulang...." ucapnya basa basi.

"Belum...aku mampir karena kehausan." Jawab Dita dengan salah tingkah karena Seokjin yang terus menatapnya tak berkedip sedetik pun.

"Aku rasa selain haus kalian juga kelaparan. Aku ak  pesan  makanan u tuk kita." Seokjin melambaikan tangannya memanggil pelayan.

"Tuan....kami hanya sebentar saja...." Dita mencoba menolak tawaran Seokjin.

"Tolong...jangan menolak kebaikanku. Aku ingin membalas jamuan makan malam waktu itu." Seokjin menatap Dita serius.

"Kamsahamnida....tapi anda tidak perlu melakukan hal ini...jamuan makam malam itu kami tulus lakukan sebagai cara kami menghormati tamu" Dita tersenyum tulus, memberi tanda bahwa kebaikan tidak perlu harus selalu dibalas.

"Iya...aku tahu.  Sebagai seorang bangsawan dan orang terpelajar, kita harus tahu cara berterimakasih."

Seokjin dan Dita saling melempar senyum. Mengetahui bahwa mereka adalah sama sama orang baik dan terhormat membuat hati mereka semakin saling tertarik. Tak kasat mata benang merah takdir di antara mereka terikat.

"Makanannya datang" Seokjin melihat para pelayan yang mendekat ke meja mereka dengan piring piring penuh makanan.

"Ayo....kita nikmati makanan yang sudah tersaji di depan kita." Seokjin mengangsurkan 1 set sendok dan sumpit ke tangan Dita. Dan Dita menerimanya dengan penuh hormat.

Soodam menunggu, berharap Seokjin mengangsurkan alat makan ke dirinya seperti yang dia lakukan kepada Dita sebagai bentuk kesopanan, namun harapan itu pupus seketika karena Seokjin langsung sibuk mengambil lauk pauk ke dalam mangkok nasi Dita dan mangkoknya sendiri.

Soodam mendengus kesal "kurasa aku salah waktu dan tempat. Berada diantara dua orang yang sedang jatuh cinta itu tidak enak."

Makan bersama di kedai yang terjadi karena ketidaksengajaan, yang serasa seperti kencan buat Seokjin dan Dita, berjalan dengan lancar. Dihiasi dengan saling curi pandang, saling menatap yang kemudian diakhiri dengan senyum simpul dan pipi yang memerah, membuat hati keduanya berdebar kencang dan berbunga bunga.

"Hari sudah senja, sebaiknya kami pamit." Dita beranjak kemudian menunduk sopan

"Kapan kita akan bertemu lagi." Seokjin bertanya secara lugas dan memandang Dita penuh harap.

Dita terkesiap dengan keterusterangan Seokjin "ehm......." Dita berpikir keras.

"Aku sangat berharap kita akan bertemu lagi." Seokjin menatap Dita penuh makna.

Dita membalas tatapan itu. Mencari kesungguhan di kedua mata Seokjin. Dan tidak dia temukan kebohongan di dalamnya.

"Saya berjualan pita sulam di pasar sebulan sekali. Jika tidak bertemu di pasar, anda dapat pergi ke rumah singgah yang ada di dekat pasar. Saya ada di sana setelah berjualan"

"Baiklah..." Seokjin berdiri dan melangkah mendekat ke arah Dita. Dia merogoh kantong sakunya.

"Untukmu...."Seokjin menyodorkan pita sulam dan jepit rambut warna ungu yang sangat indah.

Dita menatap kaget dan tak percaya dengan apa yang ada di tangannya "untuk saya????"

"Pakailah jepit rambutnya...dan ikatlah rambutmu dengan pita sulam ini, kau pasti akan terlihat semakin cantik." Seokjin menatap Dita intens.

Dita hanya bisa terpana dan tenggelam dalam tatapan intens Seokjin.

"Kita akan bertemu lagi." Seokjin menunduk hormat dan tersenyum lembut sebelum melangkah pergi keluar dari kedai.

Dita tersentak kaget, tersadar dan masih tidak percaya, matanya membola menatap punggung Seokjin yang perlahan menghilang.

Dalam perjalanan pulang, senyum terus menghiasi wajah Seokjin. Seokjin menyadari dari awal mereka bertemu rasa tertarik itu ada. Di pertemuan kedua malam itu, rasa tertarik itu semakin bertambah. Wajah cantik dan manis poin pemicu rasa tertarik, sikap baik dan sopan membuat rasa tertarik semakin kuat. Seokjin merasa telah menemukan orang yang tepat sesuai keinginannya. Saling suka, saling jatuh cinta, dan akhirnya bersama. Seokjin terkikik geli membayangkan masa depannya bersama Dita.

Laki laki memang mahluk visual, menyukai sesuatu yang indah di mata. Namun yang menjadikan perasaan semakin dalam dan kuat adalah sikap dan karakter dari perempuan yang dia sukai.

*****

Dita tersenyum terus menerus mengingat pertemuan sore itu. Kenapa ketika dia mencoba sadar diri dan menerima bahwa Seokjin tidak mudah digapai, godaan datang memporak porandakan hatinya. Dengan tidak sopannya Seokjin memberi perhatian dan memperlakukannya dengan baik cenderung mesra, yang tentu saja menjadikan Dita atau bahkan siapapun itu yang masih punya hati akan terbawa perasaan dan salah sangka. Yang pasti membuat harapannya melambung tinggi dan perasaannya menjadi semakin kuat.

Ditambah dengan hiasan rambut yang Seokjin berikan. Boleh kah dia merasa bahwa Seokjin telah jatuh cinta kepadanya, seperti halnya dia yang jatuh cinta kepada Seokjin. Dita mulai merasa bahwa mereka memiliki perasaan yang sama.

Apa yang membuat Dita jatuh cinta? Rasanya munafik kalau menjawab karena kepribadian Seokjin yang baik. Karena tentu saja saat pertama kali bertemu, Dita terpana oleh wajah tampan Seokjin. Mata selalu tahu mana yang indah dipandang. Dita terkekeh geli.

"Wajah yang tampan....." Dita tersenyum malu membayangkan wajah tampan Seokjin dan bibir yang tersenyum simpul saat mereka saling curi pandang.

Dita menghela nafasnya, sekali lagi, Dita tahu bahwa dia bahagia dengan perasaan yang memabukkan itu. Dia tidak tahu ujungnya. Namun saat ini dia hanya ingin menikmatinya.

Malam itu, Seokjin dan Dita memandang bulan yang sama dengan hati yang berbunga bunga dan angan angan tinggi dari kamar mereka masing masing.

*****

Cinta hanya soal keinginan. Ingin bersama, ingin berbagi, ingin mencium, ingin menyentuh, dan ingin bersatu baik fisik maupun psikis.

Cinta itu ego dan tidak akan ada ruang buat orang lain.

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang