5. Merajut kasih

130 29 3
                                    

Mereka berjalan bersisian dengan semangat walaupun terlihat repot karena membawa beberapa barang di tangan kanan dan kiri nya. Di tengah perjalanan, sesekali mereka menyapa beberapa orang yang mereka kenal.

Orang orang yang melihat pasti beranggapan bahwa mereka adalah pasangan muda yang pulang kerumah setelah belanja kebutuhan pangan. Pasangan yang cocok batin orang orang yang berpapasan dengan mereka.

Tiba di rumah singgah, segera mereka merapikan dan menata barang belanjaan yang sudah mereka beli.

"Seokjin ssi...tolong letakkan beras ini di gudang makanan." Ucap Dita sopan

"Baiklah..." Seokjin melangkah masuk ke dalam gudang makanan.

Dita menatap penuh puja sosok pria yang sedang memanggul beras. "Ternyata dia orang yang tidak sungkan melakukan pekerjaan kasar. Bangsawan, tampan dan baik. Bagaimana ini??? Bagaimana bisa dia begitu menarik dan memukau. Bisa bisa dari suka lama lama jadi jatuh cinta. Bahaya!!!! Tapi...Andai aku bisa memilikinya. Tapi...apa bisa????"

Dita masih menatap penuh puja "Punggung nya tegap dan kokoh, cocok untuk tempat bersandar. Dan sepertinya akan hangat berada di pelukannya" Dita tersenyum sendiri

"Apa ada lagi yang bisa kulakukan?" Seokjin berdiri di depan Dita dan menatap Dita dengan teliti. "Apa yang dia pikirkan?"

"Ohhh...."Dita tergagap dari lamunannya. Dita bergerak mundur selangkah memberi jarak karena Seokjin yang berdiri terlalu dekat.

"Saya rasa sudah cukup. Terimakasih sudah datang dan membantu." Dita tersenyum manis kepada Seokjin, dan Seokjin pun membalas dengan hal yang sama.

Menjadi sebuah kebiasaan baru bagi Seokjin, setiap awal bulan dia akan ke pasar menemani Dita berjualan pita sulam kemudian ke rumah penampungan untuk membagikan bahan makanan yang dibeli dari hasil berjualan pita sulam.

Kebiasaan baru itu membuat hubungan mereka semakin dekat dan akrab. Menjadikan mereka tahu kesukaan masing masing.

"Istirahatlah dulu...dan ini..minumlah." Seokjin menyodorkan segelas air minum. Menggandeng tangan Dita tanpa ragu untuk duduk di salah satu bangku yang ada di bawah pohon.

"Maaf merepotkan..." Dita tersenyum malu.

"Buat gadis cantik, manis, dan baik..aku rela direpotkan..." Seokjin mengerling nakal

Dita tersipu malu tapi suka, tak ingin kalah dan malu sendirian, Dita berniat membalas kejahilan Seokjin. "Aku juga akan menerima dengan senang hati tawaran laki laki tampan dan baik."

Tak ayal telinga Seokjin memerah medengar rayuan yang Dita ucapkan. Seringkali dia mendengar pujian "tampan" dari orang orang, tapi ketika Dita yang mengatakannya, raaanya sungguh berbeda, seketika jantungnya berdegup keras dan telinganya memerah karena malu.

"Kau...kau gadis yang nakal..." Seokjin pura pura marah

"Aku???" Dita menunjuk hidungnya dengan muka tak percaya

"Iya...gadis nakal yang sudah seenaknya membuat aku jatuh....." Seokjin menatap Dita serius.

"Jatuh????? Apa kau terluka? Di bagian mana? Aku akan mengobatinya" Dita panik dan semakin bingung. Dia memperhatikan tubuh Seokjin dengan teliti dari ujung kaki sampai ujung kepala, mencari apakah ada bagian tubuh Seokjin yang terluka.

Seokjin terkekeh geli. "Jatuh...Jatuh Cinta..." Seokjin menatap intens Dita. Meraih tangan mungilnya kemudian menggenggamnya dengan lembut.

Kehangatan seketika merambat dari tangan Seokjin ke wajah Dita yang seketika memerah begitu mendengar pernyataan CINTA yang Seokjin ucapkan.

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang