Meretas (A)

6.7K 57 0
                                    

Hari selanjutnya setelah melihat kenyataan bahwa istriku mansturbasi dengan video dari orang yang ku tahu, yaitu mantan pacar nya dahulu membuatku sadar. Benar-benar sadar sekarang. Aku terlalu bodoh hingga tidak terlalu menganggap hal ganjil selama ini yang disembunyikan istriku. Terlebih, yang ku tahu malam itu, sosok Deni bukan dengan paras nya yang dulu saat muda mereka pacaran. Bahkan dengan gambar video yang sangat jernih. Tidak mungkin tahun itu dia membuat nya.
Karena penasaran yang mendalam itulah yang membawaku ke ide-de liar yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Aku penasaran apa saja yang disimpan Nara di ipad milik nya. Yang ku yakini tidak mungkin hanya satu. Tapi bagaimana cara mengakses ipad itu ? Aku benar benar berpikir keras.

.
..
...
Sebuah ide gila terpikir oleh ku. Langsung ku cari toko yang menjual nya. Iya, sebuah obat tidur. Ini memang terlihat jahat. Tapi lagi-lagi ku pastikan obat itu aman juga tidak kugunakan untuk kriminal.  Yang ku tahu, setelah obat itu bereaksi, aku bisa menggunakan jari Nara untuk mengakses ipad milik nya.
Begitu obat itu datang, aku tidak sabar menggunakannya. Untung bentuk nya likuid  sehingga memungkinkan mencampurnya pada apapun dan tidak memiliki rasa atau bau.
Aku pulang kerumah sekitar jam makan malam dan ku beritahu Nara agar makan malam bersama. Dia meng iyakan.
Saat yang tiba pun datang.
"Sayang, boleh ambilkan kiwi, kaya nya kemarin masih ada di kulkas, Mas pengen" ucap ku berkilah
"Sebentar ya, Mas"  dia bergegas menuju kulkas, dan saat yang sama aku menuangkan sesuatu ke sup milik nya. Cukup beberapa tetes sesuai anjuran. Untung nya tepat sebelum dia kembali ke meja makan. Nara kembali membawa kiwi tersebut. Aku sibuk mengupas dan memakan kiwi nya sebelum menyantap hidangan ku. Kulakukan hanya agar dia percaya. Setelah itu lanjut menyantap makanan ku dengan lahap.
Kami pun selesai makan malam. Aku membantu membereskan piring yang ada di meja. Lalu kami kekamar.  Ku lihat belum ada reaksi dari obat tersebut. Seperti biasa yang kami lakukan, kami menghabiskan malam ini dengan menonton film. Kali ini film kesukaan nya. Dengan posisi sudah di tempat tidur membuat Nara menjadi semakin nyaman. Belum ada 10 menit film diputar, dia menguap seperti ngantuk, dan mengeluh sedikit pusing.
"Hoaaamm... aku kok cepet banget ngantuk ya Mas" ucap nya.
"Siang tadi mungkin banyak kali yang kamu kerjain, jadi cepet ngantuk nya"
"Kaya nya sih iya. Soalnya tadi bunga bunga depan rumah lagi aku rawat" ucap nya
Dan tidak lama, mata nya semakin berat. Aku masih berpura pura fokus pada film hingga menyadari dia sudah tertidur.
Jantungku berdegup kencang. Aku tidak mau kalau Nara tertidur hanya karena kecapekan karena bisa merusak rencana ku. Alhasil ku kutunggu beberapa saat hingga rasanya dia benar benar di posisi nyaman nya.
perlahan ku goyang badan nya mencoba membanguni untuk memastikan obat bekerja sesuai dengan keinginan ku. Ku goyangkan sedikit lebih kencang, dan ternyata memang tidak ada respon. Tarikan nafas nya juga sangat lembut menunjukkan Nara benar-benar sedang terlelap.
Dengan sigap dan berdegup kencang aku melancarkan aksiku malam ini.  Aku bergegas mencari dimana dia menyimpan ipad itu. Tidak sulit menemukannya. Ada di meja samping rak buku juga bersama handphone nya. Tapi aku tidak tertarik dengan handphone nya untuk saat ini. Apalagi yang ku tahu semua akan bisa di akses dari satu perangkat saja.

Buku 20 - PEJANTAN ISTRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang