0.2 Reksa Dumana

219 18 2
                                    

Jika seandainya dunia menginginkan kita untuk berakhir, maka akan ku tebus karma itu, walaupun harus dengan nyawa yang kumiliki.

Zhong Chenle,

.

Jisung ternyata serius, tentang dimana ia ingin mengajak makan malam bersama dengan sekretaris barunya itu.

"Chenle, kamu kenapa? Bilang sama saya kalau disini kamu tak nyaman,"

Sebenarnya bukan tentang tempat dan cita rasa dari rumah makan yang sekarang mereka tempati, hanya saja Chenle tak kuat jika sedari tadi dirinya terus dipandang tajam oleh bosnya.

"Maaf pak, kenapa dari tadi anda menatap saya seperti itu, apa ada yang salah?" tanya Chenle.

Jisung hanya tersenyum, mengusak rambut Chenle halus, entah apa maksud dari semua itu.

"Kalau diluar lingkungan kerja bisa tidak sebutan kamu itu diganti, aku tak setua itu sampai kamu panggil bapak," ujar Jisung.

"Memang umur bapak berapa?" tanya Chenle.

"Baru 29 tahun," jawab Jisung yang justru mengundang gelak tawa dari Chenle.

"Umur kita bahkan terpaut 9 tahun bapak," tawa Chenle.

"Salahkan saja kamu yang terlalu muda," pekik Jisung.

"Yah terima saja kali pak, kalau anda itu sekarang sudah mulai menua," canda Chenle.

Tak selang beberapa saat setelah candaan mereka mulai mereda, pelayan datang membawakan sejumlah makanan yang sedari tadi mereka pesan.

"Loh bapak kok makan udang, bukannya bapak alergi seafood?" heran Chenle.

"Kok kamu tau kalau aku alergi seafood?"

"Bapak tau tau aja jika selama ini diam-diam aku banyak mencari tau tentang bapak," batin Chenle.

"Eum itu, um ah iya kemarin Jaemin Hyung yang memberitahu ku,"

Untunglah Jisung hanya mengangguk, tak banyak bertanya tentang alasan Chenle yang barusan mengarang barusan.

"Yasudah sekarang kamu makan, atau mau kusiapin?"

Mati sudah Chenle saat ini, detak jantungnya bergerak secepat mungkin, Jisung malam ini membuatnya gila.

"Eh tidak pak terima kasih," tolak Chenle, padahal nyatanya berbeda seperti apa yang ia mau didalam hati terdalam nya saat ini.

"Malam hari ini kamu cantik sekali,"

Chenle membeku ditempat duduknya, sapaan barusan benar-benar membuat dirinya meremang luar biasa, bayangkan saja jika semisal kalian dipuji oleh orang yang kalian cinta, bagaimana perasaan kalian?

"Chenle jujur saja, aku tau melihat dari solah bawahmu, tutur katamu terhadap ku, aku tau kau adalah pribadi yang lembut, tapi entah mengapa aku merasa bahwa tindakan mu kepadaku semuanya beda,"

Apa yang barusan dikatakan CEO Park barusan? Chenle sampai mendadak berhenti untuk tak berfikir aneh.

"Aku tau bahwa kau sedang menaruh hati padaku,"

//DEGGG

Rasanya hati Chenle seperti ingin berhenti berdetak, mata disana sudah berkaca, bersiap untuk jatuh entah mengapa.

Chenle tak bisa untuk tidak menangis, sebenarnya ia malu menangis didepan bos dan juga seseorang yang saat ini mengisi hatinya.

Tapi semua terlambat, ucapan Jisung barusan membuat hati Chenle seolah tersambar.

"Kenapa aku tak ketemu dirimu jauh dari peristiwa yang sekarang ku miliki,"

"Rasaku juga sama denganmu Chenle-ya, hangat menyapa relungku ketika dirimu memperhatikan ku, aku gembira entah mengapa saat kau dekat denganku, maaf jika hadir ku terlambat untukmu,"

𝙾𝚁𝙰𝙽𝙶 𝙺𝙴𝚃𝙸𝙶𝙰 | 𝙲𝙷𝙴𝙽𝙹𝙸 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang